Harapan
Setiap manusia memiliki harapan yang
berbeda-beda. Harapan merupakan sesuatu yang diinginkan oleh manusia yang
apabila harapan itu terkabul akan membuat seseorang merasa senang dan gembira.
Harapan bisa terjadi apabila seseorang itu berusaha untuk mewujudkannya.
Contohnya seperti seorang siswa yang ingin sekali mendapatkan peringkat 1, lain
halnya dengan seorang pengangguran yang ingin dapat pekerjaan tetapi ia tidak
berusaha untuk mencari lowongan kerja karena beralasan kurangnya tingkat
pendidikan yang ia dapatkan, itu adalah contoh dari harapan yang memiliki dua
kemungkinan yaitu harapan yang dapat terjadi dan bisa jadi berupa harapan yang
tidak dapat terjadi.
Antara harapan dan cita-cita memiliki kesamaan
yaitu keduanya sama-sama menyangkut masa depan karena belum terwujud. Ada dua
hal yangmendorong manusia hidup dalam pergaulan manusia lain yaitu dorongan
kodrat dan dorongan kebutuhan hidup. Menurut maslow sesuai dengan kodrat dan
dorongan kebutuhan hidup tersebut makan manusia memiliki sebuah harapan. Pada
hakekatnya harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Sesuai dengan kodratnya harapan manusia atau
kebutuhan manusia itu adalah:
1) Kelangsungan hidup;
2) Keamanan;
3) Hak dan kewajiban atas mencintai dan dicintai;
4) Diakui lingkungan;
5) Perwujudan cita-cita;
Doa
Agar mudah dicerna, metode adalah alat atau klo
digambarkan seperti pisau untuk membedah suatu objek.
Menurut Herbert
Bisno (1969) metode adalah teknik-teknik yang di generalisasikan dengan baik
agar dapat diterima atau digunakan secara sama dalam satu disiplin, praktek,
atau bidang disiplin dan praktek.
Menurut Max
Siporin (1975) Metode adalah sebuah orientasi aktifitas yg mengarah kepada
persyaratan tugas-tugas dan tujuan-tujuan nyata.
Menurut Departemen Sosial RI Metode adalah cara teratur
yg digunakan utk melaksanakan pekerjaan agar tercapai hasil sesuai dgn yg
diharapkan.
Sebab Manusia Memiliki Harapan
Seorang filsafat yaitu Dr. Yuyun Suriasumantri
mengemukakan tiga teori tentang kebenaran dalam bukunya Ilmu Filsafat :
1) Teori koherensi,
yaitu suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koheren atau
konsisten dengan pernyataan – pernyataan sebelumnya yang dianggap benar.
Misalnya setiap manusia pasti mati. Paul manusia. Paul pasti mati.
2) Teori korespondensi,
yaitu teori yang menyatakan bahwa suatu pernyataan benar bila materi
pengetahuan yang dikandung penyataan itu berkorespondesni (berhubungan dengan)
obyek yang dituju oleh pernyataan tersebut.
3) Teori pragmatis,
yaitu kebenaran suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah
pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis.
Dasar kepercayaan adalah kebenaran, sumber kebenaran
adalah manusia. Kepercayaan itu dapat dibedakan atas :
1)
Kepercayaan pada diri sendiri;
2) Kepercayaan
pada orang lain;
3) Kepercayaan
pada pemerintah;
4) Kepercayaan
pada Tuhan.
Menurut kodratnya manusia itu adalah mahluk sosial.
Setiap lahir ke dunia langsung disambut dalam suatu pergaulan hidup, yakni di
tengah suatu keluarga atau anggota masyarakat lainnya. Tidak ada satu
manusiapun yang luput dari pergaulan hidup. Ditengah – tengah manusia lain
itulah, seseorang dapat hidup dan berkembang baik fisik/jasmani maupun mental/
spiritualnya. Ada dua hal yang mendorong orang hidup bergaul dengan manusia
lain, yakni dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup.
1) Dorongan
kodrat, yaitu berupa sifat, keadaan atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma
dalam diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh tuhan. Misalnya menangis,
bergembira, berpikir, berjalan, berkata, mempunyai keturunan dan sebagainya.
Setiap manusia mempunyai kemampuan untuk itu semua. Dorongan kodrat menyebabkan
manusia mempunyai keinginan atau harapan, misalnya menangis, tertawa,
bergembira, dan sebagainya. Seperti halnya orang yang menonton Pertunjukan
lawak, mereka ingin tertawa, pelawak juga mengharapkan agar penonton tertawa
terbahak-bahak. Apabila penonton tidak tertawa, harapan kedua belah pihak
gagal, justru sedihlah mereka. Kodrat juga terdapat pada binatang dan tumbuh-tumbuhan, karena binatang dan
tumbuhan perlu makan, berkembang biak dan mati. Yang mirip dengan kodrat
manusia ialah kodrat binatang, walau bagaimanapun juga besar sekali
perbedaannya. Perbedaan antara kedua mahluk itu, ialah bahwa manusia memiliki
budi dan kehendak. Budi ialah akal, kemampuan untuk memilih. Kedua hal tersebut
tidak dapat dipisahkan, sebab bila orang akan memilih, ia harus mengetahui
lebih dahulu barang yang dipilihnya. Dcngan budinya manusia dapat mengetahui
mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang benar dan mana yang salah, dan dengan kehendaknya manusia dapat memilih. Dalam diri manusia
masing-masing sudah terjelma sifat, kodrat pembawaan dan kemampuan untuk hidup
bergaul, hidup bermasyarakat atau hidup bersama dengan manusia lain. Dengan
kodrat ini, maka manusia mempunyai harapan.
2) Dorongan
kebutuhan hidup, dorongan ini juga termasuk kodrat karena manusia mempunyai
bermacam- macam kebutuhan hidup itu bergaris pada garis besarnya dapat
dibedakan atas kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani.
Menurut Abraham Maslow sesuai dengan kodratnya harapan
manusia atau kebutuhan manusia itu adalah :
1) Kelangsungan
hidup (survival);
2) Keamanan
(safety);
3) Hak
dan kewajiban mencintai dan dicintai (be loving and love);
4) Diakui
lingkungan (status);
5) Perwujudan
cita-cita (actualization).
Definisi Kepercayaan
Kepercayaan berasal dari kata percaya yang
artinya mengakui atau meyakini akan suatu kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal
yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran. Dasar
kepercayaan itu adalah kebenaran. Kebenaran atau benar amat penting bagi
manusia karena setiap kebenaran memiliki arti khusus bagi hidupnya. Manusia
selalu hati-hati dalam bertingkah laku agar perbuatannya tidak menyimpang dari
kebenaran.
Kepercayaan dan Usaha Untuk Menyelesaikannya. Menurut
pandangan bidang logika kebenaran memiliki pengertian yang tidak jauh berbeda
yaitu menyesuaikan kesamaan pemahaman antara keputusan dengan objek yang
diketahui benar-benar terbukti (kebenaran logis). Kebenaran logis disebut juga
kebenaran objektif dan kebenaran etis juga disebut kebenaran subjektif.
Jika tidak ada kesamaan pemahaman antara keputusan dan
obyeknya yang diketahui, maka terdapat dua kemungkinan, yaitu :
1) Orang yang mengutarakan putusan keliru.
2) Orang
yang mengutarakan putusan sengaja mengutarakan tidak sesuai dengan realita yang
diketahuinya.
Dasar kepercayaan ialah kebenaran dan sumber kebenaran
adalah manusia, oleh karena itu kepercayaan terdiri atas :
1)
Kepercayaan pada diri sendiri, yaitu
kepercayaan yang harus ditanamkan pada
setiap pribadi manusia. hakekatnya kepercayaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2) Kepercayaan
pada pemerintah, Menurut buku etika, Filsafat Tingkah karya Prof. I.R. Poedjawiyatnya. Negara itu berasal dari Tuhan. Setidaknya kedaulatan tertinggi
ada pada Tuhan. Namun pada pandangan demokratis mengatakan bahwa kedaulatan
adalah milik rakyat. Dan penjelmaan rakyat adalah negara melalui pemerintahan
khusus.
3) Kepercayaan
kepada Tuhan, yaitu meyakini bahwa manusia diciptakan oleh tuhan dan
manusia harus bertakwa pada tuhannya. Salah satu cara bertakwa adalah
mengukuhkan imannya bahwa tuhan merupakan zat yang merupakan kebenaran mutlak.
Macam-macam
Kepercayaan
Kepercayaan terbagi atas beberapa macam, diantaranya
adalah sebagai berikut:
1) Kepercayaan
pada diri sendiri, yaitu kepercayaan yang ditanamkan pada setiap diri manusia.
percaya pada diri pada hakekatnya percaya pada Tuhan Yang Maha Esa.
2) Percaya
kepada orang lain, yaitu percaya yang dimaksud dapat berupa percaya kepada
saudara, orang tua, guru, teman sebaya atau siapa pun.
3) Kepercayaan
pada pemerintah, Pandangan demokratis mengatakan bahwa kedaulatan adalah dari
rakyat, (kewibawaan pun milik rakyat. Rakyat adalah negara, rakyat itu menjelma
pada negara. Satu-satunya realitas adalah negara). Manusia sebagai seorang
(individu) tak berarti. Orang. mempunyai arti hanya dalam masyarakat, negara.
Hanya negara sebagai keutuhan (totalitas) yang ada, kedaulatan mutlak pada
negara, negara demikian itu disebut negara totaliter. satu-satunya yang
mempunyai hak ialah negara; manusia perorangan tidak mempunyai hak, ia hanya
mempunyai kewajiban (negara diktator) jelaslah bagi kita, baik teori atau
pandangan teokratis atau pun demokratis negara atau pemerintah itu benar, karena
Tuhan adalah sumber kebenaran. Karena itu wajarlah kalau manusia sebagai warga
negara percaya kepada negara/pemerintah.
4) Kepercayaan
kepada Tuhan, merupakan kepercayaan yang amat penting, karena keberadaan
manusia itu bukan dengan sendirinya, tetapi diciptakan oleh Tuhan. Kepercayaan
berarti keyakinan dan pengakuan akan kebenaran. Kepercayaan itu amat penting,
karena merupakan tali kuat yang dapat menghubungkan rasa manusia dengan
Tuhannya. Bagaimana Tuhan dapat menolong umatnya, apabila umat itu tidak
mempunyai kepercayaan kepada Tuhannya, sebab tidak ada tali penghubung yang
mengalirkan daya kekuatannya. Oleh karena itu jika manusia berusaha agar
mendapat pertolongan dari padanya, manusia harus percaya kepada Tuhan, sebab
Tuhanlah yang selalu menyertai manusia. Kepercayaan atau pengakuan akan adanya
zat yang maha tinggi yang menciptakan alam semesta seisinya merupakan konsekuensinya
tiap-tiap umat beragama dalam melakukan pemujaan kepada zat tersebut.
Usaha-
usaha Meningkatkan Percaya pada Tuhan
1) Meningkatkan
ketakwaan kita dengan jalan meningkatkan ibadah;
2) Meningkatkan
pengabdian kita kepada masyarakat;
3) Meningkatkan
kecintaan kita kepada sesama manusia dengan jalan suka menolong, dermawan dan
sebagainya.
4) Mengurangi
nafsu mengumpulkan harta yang berlebihan;
5) Menekan
perasaan negatif seperti iri, fitnah dan sebagainya.
Teori
Kebenaran
1) Teori
Kebenaran korespondensi, teori yang berpandangan bahwa pernyataan- pernyataan adalah benar jika
berkorespondensi terhadap fakta atau pernyataan yang ada di alam atau objek
yang dituju pernyataan tersebut. Kebenaran atau suatu keadaan dikatakan benar
jika ada kesesuaian antara arti yang dimaksud oleh suatu pendapat dengan fakta.
Suatu proposisi adalah benar apabila terdapat suatu fakta yang sesuai dan
menyatakan apa adanya. Teori ini sering diasosiasikan dengan teori-teori
empiris pengetahuan.
Gejala-gejala alamiah, menurut kaum empiris, adalah
bersifat kongkret dan dapat dinyatakan lewat panca indera manusia. Gejala itu
bila ditelaah mempunyai beberapa karakteristik tertentu. Logam bila dipanaskan
akan memuai. Air akan mengalir ke tempat yang rendah. Pengetahuan inderawi
bersifat parsial. Hal ini disebabkan adanya perbedaan antara indera yang satu
dengan yang lain dan berbedanya objek yang dapat ditangkap indera. Perbedaan
sensivitas tiap indera dan organ-organ tertentu menyebabkan kelemahan ilmu
empiris.
Ilmu pengetahuan empiris hanyalah merupakan salah satu
upaya manusia dalam menemukan kebenaran yang hakiki dengan segala kelebihan dan
kekurangannya. Penyusunan pengetahuan secara empiris cenderung menjadi suatu
kumpulan fakta yang belum tentu bersifat konsisten, dan mungkin saja bersifat kontradiktif.
Adanya kecenderungan untuk mengistimewakan ilmu eksakta sebagai ilmu empiris
untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi manusia tidak selalu tepat.
Pengistimewaan pengetahuan empiris secara kultural membuat manusia modern
seperti pabrik. Semua cabang kebudayaan yang terbentuk menjadi produksi yang
bersifat massal.
Keberhasilan ilmu eksakta yang berdasarkan empirisme
dalam mengembangkan teknologi -ketika berhadapan dengan ”kegagalan ” ilmu-ilmu
human dalam menjawab masalah manusia- membawa dampak buruk terhadap kedudukan
dan pengembangan ilmu-ilmu human. Analisis filsafat tentang kenyataan ini harus
ditempatkan secara proporsional, karena merupakan suatu usaha ilmiah untuk
membantu manusia mengungkap misteri kehidupannya secara utuh.
2)
Teori kebenaran
koherensi, teori yang didasarkan kepada kriteria koheren atau konsistensi. Suatu
pernyataan disebut benar bila sesuai dengan jaringan komprehensif dari
pernyataan-pernyataan yang berhubungan secara logis. Pernyataan-pernyataan ini
mengikuti atau membawa kepada pernyataan yang lain. Seperti sebuah percepatan
terdiri dari konsep-konsep yang saling berhubungan dari massa, gaya dan
kecepatan dalam fisika.
Kebenaran tidak hanya terbentuk oleh hubungan antara
fakta atau realitas saja, tetapi juga hubungan antara pernyataan-pernyataan itu
sendiri. Dengan kata lain, suatu pernyataan adalah benar apabila konsisten
dengan pernyataan-pernyataan yang terlebih dahulu kita terima dan kita ketahui
kebenarannya.
Salah satu dasar teori ini adalah hubungan logis dari
suatu proposisi dengan proposisi sebelumnya. Proposisi atau pernyataan adalah
apa yang dinyatakan, diungkapkan dan dikemukakan atau menunjuk pada rumusan
verbal berupa rangkaian kata-kata yang digunakan untuk mengemukakan apa yang
hendak dikemukakan. Proposisi menunjukkan pendirian atau pendapat tentang
hubungan antara dua hal dan merupakan gabungan antara faktor kuantitas dan
kualitas. Contohnya tentang hakikat manusia, baru dikatakan utuh jika dilihat
hubungan antara kepribadian, sifat, karakter, pemahaman dan pengaruh
lingkungan. Psikologi strukturalisme berusaha mencari strukturasi sifat-sifat
manusia dan hubungan-hubungan yang tersembunyi dalam kepribadiannya.
Pengetahuan rasional yang berdasarkan logika tidak
hanya terbatas pada kepekaan indera tertentu dan tidak hanya tertuju pada
objek-objek tertentu. Gagasan rasionalistis dan positivistis cenderung untuk
menyisihkan seluruh pemahaman yang didapat secara refleksi. Pemikiran rasional
cenderung bersifat solifistik dan subyektif. Adanya keterkaitan antara materi
dengan non materi, dunia fisik dan non fisik ditolak secara logika. Apabila
kerangka ini digunakan secara luas dan tak terbatas, maka manusia akan
kehilangan cita rasa batiniahnya yang berfungsi pokok untuk menumbuhkan apa
yang didambakan seluruh umat manusia yaitu kebahagiaan.
3) Teori
kebenaran pragmatis, yaitu teori yang berpandangan bahwa arti dari ide dibatasi
oleh referensi pada konsekuensi ilmiah, personal atau sosial. Benar tidaknya
suatu dalil atau teori tergantung kepada berfaedah tidaknya dalil atau teori
tersebut bagi manusia untuk kehidupannya. Kebenaran suatu pernyataan harus
bersifat fungsional dalam kehidupan praktis.
Menurut teori ini proposisi dikatakan benar sepanjang
proposisi itu berlaku atau memuaskan. Apa yang diartikan dengan benar adalah
yang berguna (useful) dan yang diartikan salah adalah yang tidak berguna
(useless). Bagi para pragmatis, batu ujian kebenaran adalah kegunaan (utility),
dapat dikerjakan (workability) dan akibat atau pengaruhnya yang memuaskan
(satisfactory consequences). Teori ini tidak mengakui adanya kebenaran yang
tetap atau mutlak.
Francis Bacon pernah menyatakan bahwa ilmu pengetahuan
harus mencari keuntungan-keuntungan untuk memperkuat kemampuan manusia di bumi.
Ilmu pengetahuan manusia hanya berarti jika nampak dalam kekuasaan manusia.
Dengan kata lain ilmu pengetahuan manusia adalah kekuasaan manusia. Hal ini
membawa jiwa bersifat eksploitatif terhadap alam karena tujuan ilmu adalah
mencari manfaat sebesar mungkin bagi manusia.
Manusia dengan segala segi dan kerumitan hidupnya
merupakan titik temu berbagai disiplin ilmu. Hidup manusia seutuhnya merupakan
objek paling kaya dan paling padat. Ilmu pengetahuan seyogyanya bisa melayani
keperluan dan keselamatan manusia. Pertanyaan-pertanyaan manusia mengenai
dirinya sendiri, tujuan-tujuannya dan cara-cara pengembangannya ternyata belum
dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan yang materialis-pragmatis tanpa referensi
kepada nilai-nilai moralitas.
Aksiologi ilmu pengetahuan modern yang dibingkai
semangat pragmatis-materialis ini telah menyebabkan berbagai krisis lingkungan
hidup, mulai dari efek rumah kaca akibat akumulasi berlebihan CO2, pecahnya
lapisan ozon akibat penggunaan freon berlebihan, penyakit minimata akibat
limbah methylmercury hingga bahaya nuklir akibat persaingan kekuasaan antar
negara. Ketiadaan nilai dalam ilmu pengetahuan modern yang menjadikan sains
untuk sains, bahkan sains adalah segalanya, telah mengakibatkan krisis
kemanusiaan. Krisis lingkungan dan kemanusiaan, mulai dari genetik engineering hingga
foules solitaire (kesepian dalam keramaian, penderitaan dalam kemelimpahan).
Manusia telah tercerabut dari aspek-aspek utuhnya, cinta, kehangatan,
kekerabatan, dan ketenangan. Kedua krisis global ini telah menghantui sebagian
besar lingkungan dan masyarakat modern yang materialis-pragmatis.
SUMBER
:
-http://widyaanissawiranti.blogspot.com/2013/2014/03/manusia-dan-harapan.html
-
-
-
-
0 komentar:
Posting Komentar