TULISAN
12 (KESEHATAN MENTAL)
NAMA : MAHARANI
KELAS :
2PA03
NPM : 15513216
SELF
DIRECTED CHANGES
Konsep
Dan Penerapan Self Directed Changers
Menurut
teori kompetensi, langkah yang merupakan elemen mendasar untuk mengajarkan atau
menigkatkan kompetensi orang dewasa (Competence At Work, 1993). Biasanya
disebut dengan istilah “Self Directed Change Theory”.
Teori
ini mengajarkan tentang bagaimana kita bisa mengubah diri ke arah yang lebih
baik dari kenyataan hidup yang kurang mendukung, katakanlah semacam stres.
1. Menurut
teori ini juga, orang dewasa akan berubah kalau berada dalam kondisi di bawah
ini:
Merasa tidak puas dengan kondisi aktual yang dihadapi (actual)
Merasa tidak puas dengan kondisi aktual yang dihadapi (actual)
2. Punya
gambaran yang jelas tentang kondisi ideal yang ingin diraih/dikehendaki (ideal)
3. Punya
konsep yang jelas tentang apa yang akan dilakukan untuk bergerak dari kondisi
aktual menuju kondisi ideal (action step)
Self
directed Change juga memiliki beberapa tahapan, seperti:
1. Meningkatkan
kontrol diri
Hurlock
mengatakan “kontrol diri berkaitan dengan bagaimana individu-individu
mengendalikan emosi serta dorongan-dorongan dalam dirinya” Kontrol sosial itu
sendiri adalah individu sebagai pengaturan proses-proses fisik, psikologis dan
perilaku seseorang. Ketika seseorang ingin merubah kebiasaanya terhadap
perbedaan yang sangat besar, seperti orang yang selalu bermalas-malasan saat
kuliah,
2. Menetapkan
tujuan
Dalam
hidup kita harus mencoba hal baru dan mengubah hal yang jelek menjadi lebih
baik lagi. Tetapkan target kalian untuk mencapai tujuan hidup yang lebih baik
lagi dari sebelumnya. Dengan lebih rajin masuk kelas setiap mata kuliah, dan mendengarkan
ajaran dosen.
3. Pencatatan
perilaku
Untuk
mengubah suatu kebiasaan yang jelek, catatlah hal apa saja yang bisa kita ubah
dari kebiasaan tersebut, dari situ kita bisa menilai mana yang akan membantu
dan memotivasi dan mana hal yang akan menggoda kita serta harus dihindari
setiap kita berada dalam kelas.
4. Menyaring
anteseden perilaku
Tuliskan
kebiasaan yang ingin kita perbaiki, dari situ kita akan melihat kerugiannya,
apakah kesadaran konsekuensi lebih kuat dari keinginan melakukan kebiasaan
tersebut?
5. Menyusun
konsekuensi yang efektif
Setelah
kita sudah memulai mengontrol beberapa kondisi yang memicu perilaku atau
kebiasaan kita. Meningkatkan pengendalian diri, maka terdiri dari mengatur
konsekuensi dari perilaku kita sehingga orang lain menerima perilaku yang
diinginkan sebagi imbalan kita telah menyenangkan hati orang lain termasuk orangtua.
6. Menerapkan
pencana intervensi
Hitunglah
seberapa berhasilkah kita mencapai target-target tersebut. Misalnya setiap
ujian (UTS, UAS) kita membandingkan nilainya setiap semester.
7. Evaluasi
Lihat
lah seberapa ada kemajuan nya kita dalam melakukan perubahan tersebut, usahakan
setiap target tercapai, jika tidak alangkah lebih baiknya kita mengulangnya
agar target tujuan kita tercapai
SUMBER :
Davies, T., & Craig, TKJ.
2009. ABC Kesehatan Mental. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
0 komentar:
Posting Komentar