Newest Post

HUBUNGAN INTERPERSONAL

| Senin, 27 April 2015
Baca selengkapnya »

TULISAN 8 (KESEHATAN MENTAL)
NAMA          : MAHARANI
KELAS            : 2PA03
NPM              : 15513216


Secara umum, hubungan  interpersonal adalah  hubungan antara dua orang atau lebih yang bisa berkisar dari yang sekilas itu bertahan. Asosiasi ini mungkin didasarkan pada inferensi , cinta , solidaritas , interaksi bisnis biasa, atau beberapa jenis lain dari komitmen sosial.
Hubungan interpersonal (antarpribadi) adalah hubungan yang terdiri atas dua orang atau lebih, yang memiliki ketergantungan satu sama lain dan menggunakan pola interaksi yang konsisten. Ketika akan menjalin hubungan interpersonal, akan terdapat suatu proses dan biasanya dimulai dengan interpersonal attraction.
Menurut Pearson (1983), manusia adalah makhluk sosial yang artinya, sebagai makhluk sosial, kita tidak dapat menjalin hubungan sendiri, kita selalu menjalin hubungan dengan orang lain,  mencoba untuk mengenali dan memahami kebutuhan satu sama lain, membentuk interaksi, serta mempertahankan interaksi tersebut.
Untuk menganalisis hubungan interpersonal, menurut Goleman dan Hammen dalam Jalaluddin Rakhmat (2011) terdapat empat buah model, yaitu:
     §      Model pertukaran sosial (social exchange model)
     Pada model ini, orang berhubungan dengan orang lain karena mengharapkan sesuatu        yang memenuhi kebutuhannya. Terdapat empat konsep pokok dalam model ini, yaitu:
        a.    Ganjaran
                 Setiap akibat yang dinilai positif yang diperoleh seseorang dari suatu hubungan.                  Ganjaran dapat berupa uang, penerimaan sosial, atau dukungan terhadap nilai. Nilai            suatu ganjaran berbeda antara seseorang dengan orang lain, dan antara waktu yang             satu dengan waktu yang lain.
            b.    Biaya
                Akibat yang dinilai negatif, yang terjadi dalam suatu hubungan. Biaya dapat berupa            waktu, usaha, konflik, kecemasan, dan keruntuhan harga diri. Biaya juga berubah-              ubah sesuai waktu dan orang yang terlibat.
            c.    Hasil atau laba
                Hasil atau laba adalah ganjaran dikurangi dengan biaya. Bila seorang individu merasa           dalam sebuah hubungan tidak memperoleh hasil atau laba sama sekali maka                         individu tersebut akan mencari hubungan yang lain.
           d.   Tingkat perbandingan
               Tingkat perbandingan menunjukkan ukuran baku (standar) yang dipakai sebagai                 kriteria dalam menilai hubungan individu pada waktu sekarang. Ukuran baku ini                 dapat berupa pengalaman masa lalu atau alternatif hubungan lain.
      §      Model interaksional (interactional model)
              Model ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu sistem. Setiap                  sistem memiliki sifat struktural, integratif, dan medan. Semua sistem, terdiri atas                 subsistem-subsistem yang saling bergantung dan bertindak bersama sabagai satu                 kesatuan. Setiap hubungan interpersonal harus dilihat dari tujuan bersama, metode             komunikasi, ekspektasi dan pelaksanaan peranan, serta permainan yang dilakukan.

PEMBENTUKAN KESAN & KETERTARIKAN ANTARPRIBADI (INTERPERSONAL ATTRACTION)
Tahap ini sering disebut juga dengan tahap perkenalan. Tahap ini adalah tahap kontak yang permulaan, ditandai oleh usaha kedua belah pihak untuk menangkap informasi dari reaksi lawan. Menurut Charles R. Berger informasi pada tahap perkenalan dapat dikelompokkan pada tujuh kategori, yaitu:
  a) informasi demografis;
  b) sikap dan pendapat (tentang orang atau objek);
  c) rencana yang akan datang;
  d) kepribadian;
  e) perilaku pada masa lalu;
  f) orang lain;
  g) hobi dan minat.
Menurut Baron & Byrne (2006) interpersonal attraction adalah penilaian seseorang terhadap sikap orang lain, di mana penilaian tersebut dapat diekspresikan melalui suatu “dimensi,” dari strong liking sampai dengan strong dislike. Jadi, ketika kita berkenalan dengan orang lain, sebenarnya kita melakukan penilaian terhadap orang tersebut.  Apakah orang tersebut cukup sesuai untuk menjadi teman atau sebaliknya, hingga mungkin kita memilih untuk tidak melakukan interaksi sama sekali. Konteks penilaian ini adalah dalam melakukan hubungan interpersonal. Dimensi yang dimaksud memuat lima tingkat interaksi, yaitu strong liking, mild liking, neutral, mild dislike, dan strong dislike. 
Hubungan interpersonal tidaklah bersifat statis, tetapi selalu berubah. Untuk memelihara dan memperteguh hubungan interpersonal, diperlukan tindakan-tindakan tertentu untuk mengembalikan keseimbangan. Ada empat faktor penting dalam memelihara keseimbangan ini, yaitu:
      a)     Keakraban
      Pemenuhan kebutuhan akan kasih sayang. Hubungan interpersonal akan terperlihara          apabila kedua belah pihak sepakat tentang tingkat keakraban yang diperlukan.
      b)    Kesepakatan
      Kesepakatan tentang siapa yang akan mengontrol siapa, dan bilamana jika dua orang         mempunyai pendapat yang berbeda sebelum mengambil kesimpulan, siapakah yang           harus berbicara lebih banyak, siapa yang menentukan, dan siapakah yang dominan
      c)     Respon yang tepat
      Dimana respon A harus diikuti oleh respon B, di dalam suatu percakapan. Contohnya :       suatu pertanyaan pastinya harus di sambut dengan jawaban , suatu permintaan                     keterangan  di jawab dengan penjelasan dll. Respon tidak hanya berbentuk verbal tapi         juga nonverbal.
      d)    Nada emosional yang tepat
      Ketika suatu komunikasi sedang berlangsung keserasian suasana emosional ini sangat        diperlukan dan jika ada perbedaan emosional antara 2 orang atau lebih yang sedang            berkomunikasi bisa jadi salah satu pihak akan mengakhiri interaksi atau mengubah              suasana emosi.

MODEL PERANAN
Hubungan interpesonal sebagai panggung sandiwara. Setiap orang harus memerankan peranannya sesuai dengan naskah yang telah dibuat oleh masyarakat. Hubungan interpersonal berkembang baik bila setiap individu bertindak sesuai peranannya. Terdapat empat konsep pokok yang harus diperhatikan dalam model ini untuk mengembangkan hubungan interpersonal yang baik, yaitu:
     a.       Ekspektasi peranan (role expectation)
     Ekspektasi peranan mengacu pada kewajiban, tugas, dan hal yang berkaitan dengan              posisi tertentu dalam kelompok.
    b.      Tuntutan peranan (role demands)
    Desakan sosial yang memaksa individu untuk memenuhi peranan yang telah                       dibebankan kepadanya. Desakan sosial dapat berwujud sanksi sosial dan dikenakan bila        individu menyimpang dari perannya.
    c.       Keterampilan peranan (role skills)
    Kemampuan memainkan peranan tertentu, kadang dsebut juga kompetensi sosial.             Sering dibedakan antara keterampilan kognitif dengan keterampilan tindakan.                     Keterampilan kognitif menunjuk pada kemampuan individu untuk mempersepsi apa           yang diharapkan orang lain dari dirinya. Sedangkan keterampilan tindakan menunjuk         pada kemampuan melaksanakan peranan sesuai dengan harapan.
    d.      Konflik peranan
    Konflik peranan terjadi bila individu tidak sanggup mempertemukan berbagai tuntutan     peranan yang kontradiktif.

Pemutusan Hubungan Menurut R.D Nye dalam buku karangan nya yang berjudul “conflik among humans”, ada 5 sumber konflik yang menyebabkan pemutusan hubungan,yaitu :
a. Kompetisi, dimana salah satu pihak berusaha memperoleh sesuatu dengan               mengorbankan orang lain. Misalnya, menunjukkan kelebihan dalam bidang tertentu         dengan merendahkan orang lain.
   b. Dominasi, dimana salah satu pihak berusaha mengendalikan pihak lain sehingga orang       tersebut merasakan hak-haknya dilanggar.
   c.    Kegagalan, dimana masing-masing berusaha menyalahkan yang lain apabila tujuan             bersama tidak tercapai.
   d.  Provokasi, dimana salah satu pihak terus-menerus berbuat sesuatu yang ia ketahui             menyinggung perasaan yang lain.
   e.    Perbedaan nilai, dimana kedua pihak tidak sepakat tentang nilai-nilai yang mereka anut.

REFERENSI



Papalia Diane. E, Sally Wendkos Olds, Ruth Duskin Feldman.2001.Human Development Eight Edition.New York:Mc Graw Hill.


HUBUNGAN INTERPERSONAL

Posted by : Maharanisme
Date :Senin, 27 April 2015
With 0komentar

STRESS

| Senin, 20 April 2015
Baca selengkapnya »
TULISAN 7 (KESEHATAN MENTAL)
NAMA           : MAHARANI
KELAS             : 2PA03
NPM               : 15513216

STRESS
Stress adalah perasaan tertekan yang dialami individu ketika mengalami suatu persoalan atau masalah. Stress merupakan bentuk ketegangan dari fisik, psikis, emosi maupun mental. Bentuk ketegangan ini mempengaruhi kinerja keseharian seseorang yang dapat membuat produktivitas menurun, rasa sakit dan gangguan-gangguan mental. Pada dasarnya, stress adalah sebuah bentuk ketegangan, baik fisik maupun mental. Sumber stress disebut dengan stressor dan ketegangan yang di akibatkan karena stress, disebut strain. Jadi dapat disimpulkan arti dari stress itu sendiri adalah suatu kondisi yang mempengaruhi keadaan fisik atau psikis seseorang karena adanya tekanan dari dalam ataupun dari luar diri seseorang yang dapat mengganggu pelaksanaan kerja mereka.
Menurut Handoko (1997), stress adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang. Stress yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungannya.
Arti Penting Strees :
Hans Selye (1976) mendefinisikan stress sebagai suatu respon tubuh yang bersifat tidak spesifik terhadap setiap tuntutan atau beban atasnya. Berdasarkan pengertian tersebut seseorangg dapat dikatakan stress apabila seseorang mengalami beban atau tugas yang berat tetapi orang tersebut tidak dapat mengatasi tugas yang dibebankan itu, maka tubuh akan berespon dengan tidak mampu terhadap tugas tersebut, sehingga orang tersebut dapat mengalami stress. Respons atau tindakan ini termasuk respons fisiologis dan psikologis.
Efek-efek stress menurut Hans selye :
Stress dapat menyebabkan perasaan negatif atau yang berlawanan dengan apa yang diinginkan atau mengancam kesejahteraan emosional. Stress dapat menggangu cara seseorang dalam menyerap realitas, menyelesaikan masalah, berfikir secara umum dan hubungan seseorang dan rasa memiliki. Terjadinya stress dapat disebabkan oleh sesuatu yang dinamakan stressor,stressor ialah stimuli yang mengawali atau mencetuskan perubahan. Stressor secara umum dapat diklasifikasikan sebagai stressor internal atau eksternal.Stressor internal berasal dari dalam diri seseorang (mis. Kondisi sakit,menopause, dll ). Stressor eksternal berasal dari luar diri seseorang atau lingkuangan (mis. Kematian anggota keluarga, masalah di tempat kerja, dll ).
Faktor-faktor individual dan sosial yang menjadi penyebab stress :
1.       Diri seseorang
Sumber yang ada dalam diri seseorang adalah kesakitan. Tingkatan stress yang muncul tergantung pada rasa sakit dan umur inividu (sarafino,1990). Stress juga akan muncul dalam seseorang melalui penilaian dari kekuatan motivasional yang melawan, bila seseorang mengalami konflik. Konflik merupakan sumber stress yang utama.
2.      Keluarga
Stress di sini juga dapat bersumber dari interaksi di antara para anggota keluarga (perselisihan dalam masalah keuangan, perasaan saling acuh tak acuh, tujuan-tujuan yang saling berbeda dll).
3.      Komunitas dan Lingkungan
Interaksi subjek diluar lingkungan keluarga melengkapi sumber-sumber stress. Contohnya : pengalaman stress anak-anak disekolah dan di beberapa kejadian kompetitif, seperti olahraga. Sedangkan beberapa pengalaman stress oang tua bersumber dari pekerjaannya, dan lingkungan yang stressful sifatnya.

4.      Pekerjaan dan stress
Hampir semua orang didalam kehidupan mereka mengalami stress sehubungan denga pekerjaan mereka. Tidak jarang situasi yang ‘stressful’ ini kecil saja dan tidak berarti, tetapi bagi banyak orang situasi stress itu begitu sangat terasa dan berkelanjutan didalam jangka waktu yang lama. Faktor-faktor yang membuat pekerjaan itu ‘stressful’ ialah :
§      Tuntutan kerja, pekerjaan yang terlalu banyak dan membuat orang bekerja terlalu keras dan lembur, karena keharusan mengerjakannya.
§      Jenis pekerjaan, jenis pekerjaan itu sendiri sudah lebih ‘stressful’ dari pada jenis pekerjaan lainnya. Pekerjaan itu misalnya : jenis pekerjaan yang memberikan penilaian atas penampilan kerja bawahannya (supervisi), guru, dan dosen.
§      Pekerjaan yang menuntut tanggung jawab bagi kehidupan manusia : contohnya tenaga medis mempunyai beban kerja yang berat dan harus menghadapi situasi kehidupan dan kematian setiap harinya. Membuat kesalahan dapat menimbulkan konsekuensi yang serius.
Stress yang berasal dari lingkungan, lingkungan yang dimaksud disni adalah lingkungan fisik, seperti : kebisingan, suhu yang terlalu panas, kesesakan, dan angin badai (tornado,tsunami). Stressor lingkungan mencakup juga stressor secara makro seperti migrasi, kerugian akibat teknologi modern seperti kecelakaan lalu lintas, bencana nuklir (Peterson dkk, 1991) dan faktor sekolah (Graham,1989).
The General Adaptation Syndrome (GAS)
Dengan bahasa latin, Hans Selye,M.D. menjelaskan tahapan stress ini dan menyebutkan sebagaiThe General Adaptation Syndrome (GAS), menurut Selye GAS juga terdiri dari 3 tahap :
§      Reaksi terkejut (alarm reaction) ketika tubuh mulai mendeteksi stimulus dari luar.
§      Adaptasi (adaptation) ketika mengeluarkan perangkat pertahanan melawan sumber stress (stressor).
§      Kelelahan (exhaustion) ketika tubuh mulai kehabisan daya pertahanannya.
Tipe-tipe stress
1.       Tekanan
Paras tekanan yang dihasilkan akan bergantung kepada sumber tekanan dan cara individu tersebut bertindak balas. Tekanan mental adalah sebagian daripada kehidupan harian. Tekanan mental yang sederhana boleh menjadi pendorong kepada satu-satu tindakan dan pencapaian tetapi kalau tekanan mental anda itu terlalu tinggi, ia boleh menimbulkan masalah sosial dan seterusnya menggangu kesehatan anda.
2.      Frustasi
Suatu harapan yang diinginkan dan kenyataan yang terjadi tidak sesuai dengan yang diharapkan.
3.      Konflik
Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
4.      Kecemasan Banyak pengertian/definisi yang dirumuskan oleh para ahli dalam merumuskan pengertian tentang kecemasan. Beberapa ahli yang mencoba untuk mengemukakan definisi kecemasan, salah satu nya ada pendapat dari Maramis (1995) menyatakan bahwa kecemasan adalah suatu ketegangan, rasa tidak aman, kekhawatiran, yang timbul karena dirasakan akan mengalami kejadian yang tidak menyenangkan. Pendapat lain disampaikan oleh Lazarus (1991) menyatakan bahwa kecemasan adalah reaksi individu terhadap hal yang akan dihadapi. Kecemasan merupakan suatu perasaan yang menyakitkan, seperti kegelisahan, kebingungan, dan sebagainya, yang berhubungan dengan aspek subyektif emosi. Kecemasan merupakan gejala yang biasa pada saat ini, karena itu disepanjang perjalanan hidup manusia, mulai lahir sampai menjelang kematian, rasa cemas sering kali ada.
·         

Pendekatan problem solving terhadap stress
Strategi koping yang spontan mengatasi strees :
Dukungan sosial dan konsep-konsep terkait, beberapa penulis meletakkan dukungan sosial terutama dalam konteks hubungan yang akrab atau ‘kualitas hubungan’ (Winnubst dkk,1988). Menurut Robin & Salovey (1989) perkawinan dan keluarga barangkali merupakan sumber dukungan sosial yang penting. Akrab adalah penting dalam masalah dukungan sosial, dan hanya mereka yang tidak terjalin suatu keakraban berada pada resiko. Para ilmuan lainnya menetapkan dukungan sosial dalam rangka jejaring sosial. Wellman(1985) meletakkan dukungan sosial didalam analisis jaringan yang lebih longgar : dukungan sosial yan hanya dapat dipahami kalau orang tahu tentang struktur jaringan yang lebih luas yang didalamnya seorang terintegrasi. Segi-segi struktural jaringan ini mencangkup pengaturan-pengaturan hidup, frekuensi kontak, keikutsertaan dalam kegiatan sosial, keterlibatan dalam jaringan sosial (Ritter,1988). Rook (1985) menganggap dukungan sosial sebagai satu diantara fungsi pertalian (atau ikatan) sosial. Segi-segi fungsional mencangkup : dukungan emosional, mendorong adanya ungkapan perasaan, pemberian nasehat atau informasi, pemberian bantuan material (Ritter, 1988).  Ikatan-ikatan sosial menggambarkan tingkat dan kualitas umum dari hubungan interpersonal.
Dukungan sosial sebagai ‘kognisi’ atau ‘fakta sosial’, “Dukungan sosial terdiri dari informasi atau nasehat verbal dan/atau non-verbal, bantuan nyata, atau tindakan yang diberikan oleh keakraban sosial atau didapat karena kehadiran mereka dan mempunyai manfaat emosional atau efek perilaku bagi pihak penerimaan”(Gottlieb, 1983).
Jenis dukungan sosial :
1.       Dukungan emosional
2.      Dukungan penghargaan
3.      Dukungan instrumental
4.      Dukungan informatif





REFERENSI
Kartini Kartono, 2002. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Rineka Cipta
Fatimah, N. (2006). Psikologi perkembangan. Bandung : Pusaka Setia.


STRESS

Posted by : Maharanisme
Date :Senin, 20 April 2015
With 0komentar

PENYESUAIAN DIRI & PERTUMBUHAN

| Jumat, 10 April 2015
Baca selengkapnya »

TULISAN 6 (KESEHATAN MENTAL)
NAMA           : MAHARANI
KELAS            : 2PA03
NPM               : 15513216



PENYESUAIAN DIRI
Penyesuaian diri (adjustment atau personal adjusment) adalah suatu proses dimana individu berusaha untuk dapat berhasil mengatasi kebutuhan-kebutuhan dalam dirinya, ketegangan-ketegangan, konflik-konflik, dan frustrasi yang dialaminya yang menyangkut mental dan tingkah laku, sehingga terwujud tingkat keselarasan atau harmoni antara tuntutan dari dalam diri dengan apa yang diharapkan oleh lingkungan dimana ia tinggal (Schneiders dalam Desmita, 2009:192).
Schneiders berpendapat bahwa penyesuaian diri dapat ditinjau dari tiga sudut pandang, yaitu: penyesuaian diri sebagai adaptasi (adaptation), penyesuaian diri sebagai bentuk konformitas (conformity), dan penyesuaian diri sebagai usaha penguasaan (mastery). (Haryanto, 2010)
     §      Penyesuain sebagai adaptasi (adaptation)
           Penyesuain diri sebagai adaptasi ini lebih mengarah dalam arti fisik, fisiologis, atau biologis.            Misalnya, seseorang yang pindah tempat dari daerah dingin ke daerah panas harus beradaptasi        dengan iklim yang berlaku di daerah panas tersebut.
     §      Penyesuain diri sebagai bentuk konformitas (conformity)
           Penyesuaian diri disini mencakup konformitas terhadap suatu norma. Pemaknaan penyesuaian       diri seperti ini pun terlalu banyak membawa akibat lain yang menandakan seakan-akan                   individu mendapat tekanan kuat untuk selalu mapu menghindarkan diri dari penyimpangan           perilaku, baik secara moral, sosial, maupun emosional.
     §      Penyesuain diri sebagai usaha pengusahaan (mastery)
            Yaitu kemampuan untuk merencanakan dan mengorganisasikan respons dalam cara-cara               tertentu sehingga konflik-konflik, kesulitan, dan frustrasitidakterjadi.

          (katuuk, 2014) Seseorang yang mampu menyesuaikan diri dengan baik (good adjusment), apabila memiliki respon-respon yang matang, efisien, memuaskan, menerima dan bereaksi sehat terhadapa lingkungan dan sehat jasmani rohani disebut dengan individu dengan pribadi ayng sehat.  Sedangkan orang yang sangat tidak efisien, gelisah, tidak matang emosional dan tidak pernah menangani tugas-tugas secara lengkap disebut sebagai orang yang neurotic.
Konsep penyesuaian yang sehat adalah mereka  yang berespon baik  yakni cocok dengan kodrat manusia, dalam hubungannya dengan orang lain, lingkungan  dan dengan tanggung jawabnya. Mereka yang sehat ini ditandai dengan adanya ciri khas dalam penyesuaian diri yang baik walau mereka terkadang memiliki kekurangan atau kelemahan, orang yang dapat menyesuaikan diri dengan baik dapat bereaksi secara efektif terhadap situasi-situasi yang berbeda, dapat memecahkan konflik-konflik, frustasi-frustasi dan masalah-masalah tanpa menggunakan tingkah laku yang simtomatik. Karena itu, ia relatif bebas dari simtom-simtom, seperti kecemasan kronis, obsesi, atau gangguan-gangguan psikofisiologis (psikosomatik). Individu sehat dalam penyesuaian diri memiliki kemampuan menghadapi realitas hidup, Penyesuaian sebagai penguasaan dan kematangan emosional. Kematangan emosional maksudnya ialah secara positif memiliki respons emosional yang tepat pada setiap situasi. Disimpulkan bahwa penyesuaian adalah usaha manusia untuk mencapai keharmonisan pada diri sendiri dan pada lingkungannya.
  


PERTUMBUHAN PERSONAL
Manusia mempunyai kapasitas jasmianiah dan rohaniah sebagai suatu kondisi yang menuju ke arah kesempurnaan. Menurut Crow dan Crow, kematanganatau pertumbuhan sejak pembuahan dan seterusnya merupakan gejala alamiah. Pertumbuhan merupakan suaut hasil dari faktor-faktor luar dari individu yang matang atau tumbuh yang biasa ditunjukkan sebagai suatu perkembangan. Jadi  pertumbuhan ialah sebagai akibat dari adanya pengaruh lingkungan.
Kepribadian yang ada pada setiap individu tidak didapatkan dengan mudah, akan tetapi melalui pertumbuhan yang sedikit demi sedikit di dapat melalui proses yang panjang dan dipengaruhi oleh banyak faktor utama yaang mempengaruhi pembentukan kepribadian. Dalam hal ini keluarga adalah faktor yang pasti akan mempengaruhi pertumbuhan kepribadiannya, karena dalam setiap keluarga pasti menerapkan aturan dalam keluarga. Proses ini juga berpengaruh pada lingkungan masyarakat dalam mematuhi norma atau aturan yang berlaku dalam masyarakat tersebut (spirit, 2011). Terjadinya perubahan pada seseorang atau individu secara tahap demi tahap karena  pengaruh baik pengalaman atau empire luar melalui panca indera yang menimbulkan pengalaman dalam mengenaikeadaan batin sendiri yang menimbulkan refleksion.
Ada beberapa faktor yang memperngaruhi pertumbuhna individu, yaitu : (Febri93, 2013)
      1.       Faktor biologis
      Semua manusia normala dan sehat pasti memiliki anggota tubuh yang utuh (kepala, tangan,         kaki, hidung dan lainnya). Hal ini menjelaskan bahwa beberapa persamaan dalam kepribadian         perilaku.
      2.     Faktor geografis
     Semakin baik lingkungan fisik yang dihuni oleh setiap individu maka semakin baik pula lah            kepribadian yang terbentuk dalam pribadi individu tersebut yang nanti nya terjadi lah                    hubungan yang baik antara individu. Begitu pula sebaiknya, semakin jelek lingkungan fisik nya      maka hubungan yang baik tersebut tidak akan terwujud.
     3.      Faktor kebudayaan
     Perbedaan kebudayaan dapat mempengaruhi kepribadian anggotanya. Namun,  buka berarti          semua individu yang ada dalam suatu masyarakat yang memiliki kebudayaan yang sama juga          memiliki kepribadian yang sama juga.
Penjelasan konsep tentang pertumbuhan personal Penekanan pertumbuhan, penyesuain diri dan pertumbuhan. Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat pada waktu yang normal. Pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai proses transmisi dari konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaanjasmaniah)yang herediter dalam bentuk proses aktif secaraberkesinambungan. Jadi, pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif yang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis. Secara umum konsep perkembangan dikemukakan oleh Werner (1957)bahwa perkembangan berjalan dengan prinsip orthogenetis, perkembangan berlangsung dari keadaan global dan kurang berdiferensiasi sampai keadaan di mana diferensiasi, artikulasi, dan integrasi meningkat secara bertahap. Proses diferensiasi diartikan sebagai prinsip totalitas pada diri anak. Dari penghayatan totalitas itu lambat laun bagian-bagiannya akan menjadi semakin nyata dan bertambah jelas dalam kerangka keseluruhan. b.
Variasi pertumbuhan Tidak selamanya individu berhasil dalam melakukan penyesuaian diri, karena kadang-kadang ada rintangan-rintangan tertentu yang menyebabkan tidak berhasil melakukan penyesuaian diri. Rintangan-rintangan itu mungkin terdapat dalam dirinya atau mungkin diluar dirinya. Kondisi-kondisi untuk bertumbuh, kondisi jasmaniah seperti pembawa dan strukrur atau konstitusi fisik dan temperamen sebagai disposisi yang diwariskan, aspek perkembanganya secara intrinsik berkaitan erat dengan susunan atau konstitusi tubuh. Shekdon mengemukakan bahwa terdapat kolerasi yang tinggi antara tipe-tipe bentuk tubuh dan tipe-tipe tempramen (Surya, 1977).
Fenomenologi pertumbuhan, fenomenologi memandang manusia hidup dalam “dunia kehidupan” yang dipersepsi dan diinterpretasi secara subyektif. Setiap, orang mengalami dunia dengan caranya sendiri. “Alam pengalaman setia orang berbeda dari alam pengalaman orang lain.” (Brouwer, 1983:14 Fenomenologi banyak mempengaruhi tulisan-tulisan Carl Rogers, yang boleh disebut sebagai-_Bapak Psikologi Humanistik. Carl Rogers menggarisbesarkan pandangan Humanisme sebagai berikut (kita pinjam dengan sedikit perubahan dari Coleman dan Hammen, 1974:33)

  
REFERENSI

Febri93. (2013, 3 30). Penyesuaian Diri dan Pertumbuhan Personal. Dipetik 4 10, 2015, dari FEBRI93 wanna try to write: https://febri93.wordpress.com/2013/03/30/penyesuaian-diri-dan-pertumbuhan-personal/
Haryanto, S. (2010, 7 7). Pengertian Penyesuaian Diri. Dipetik 4 10, 2015, dari belajar psikologi.com: http://belajarpsikologi.com/pengertian-penyesuaian-diri/
katuuk, m. (2014, 6 23). Definisi Penyesuaian Diri-Konsep Penyesuaian Diri proses-proses dan faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri. Dipetik 4 10, 2015, dari Dunia Psikologi: http://more23dy.blogspot.com/2014/06/definisi-penyesuaian-diri-konsep.html
spirit, s. a. (2011, 3 14). Penyesuaian Diri, Pertumbuhan Personal dan Stres. Dipetik 04 10, 2015, dari Smile and Spirit: http://smileandsprit.blogspot.com/2011/03/penyesuaian-diri-pertumbuhan-personal.html
Kartini Kartono, 2002. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Rineka Cipta
Fatimah, N. (2006). Psikologi perkembangan. Bandung : Pusaka Setia.


PENYESUAIAN DIRI & PERTUMBUHAN

Posted by : Maharanisme
Date :Jumat, 10 April 2015
With 0komentar

TEORI KEPRIBADIAN SEHAT_ERIC FROMM

| Minggu, 05 April 2015
Baca selengkapnya »

TULISAN 5 (KESEHATAN MENTAL)
NAMA           : MAHARANI
KELAS            :  2PA03
NPM               : 15513216


Berbicara menengai kepribadian sehat, lagi lagi ada tokoh lain yang mengemukakan pendapatnya mengenai hal tersebut, yaitu Eric Fromm. Pandangan Fromm dalam tulisannya yang berbunyi “kita adalah orang-orang yang harus menjadi sesuatu dengan keperluan-keperluan masyarakat dimana kita hidup”. Menurutnya kekuatan-kekuatan social dan kultur sangat penting karna itu ia percaya bahwa kodrat manusia merupakan kunci untuk memahami dan mengubah kepribadian manusia. Apakah kepribadian itu sehat atau tidak bergantung pada kebudayaan yang membantu atau menghambat pertumbuhan dan perkembangan manusia yang positif.

DASAR TEORI FROMM

        Fromm adalah seorang teoritikus kepribadina yang handal dengan semua tulisan-tulisannya. Tema dasar dari semua tulisan Fromm adalah orang yang merasa kesendirian dan terisolasi karena ia dipisahkan dari alam dan orang-orang lain. Keadaan ini merupakan situasi khas manusia. Dari sudut pandang kebudayaan, Fromm melihat kepribadian hanya sebagai produk dari kebudayaan tersebut. Karena itu dia percaya bahwa kesehatan jiwa harus didefinisikan menurut bagaimana baiknya masyarakat menyesuaikan diri dengan kebutuhan-kebutuhan dasar semua individu, bukan menurut bagaimana baiknya individu-individu menyesuaikan diri dengan masyarakt. Dengan demikian kesehatan psikologis tidak begitu banyak merupakan usaha individu jika dibandingkan dengan usaha masyarakat. Factor kuncinya ialah bagaimana suaut masyarakt memuaskan sucukupnya kebutuhan manusia. Suatu masyarakat tidak sehat atau sakit menciptakan permusuhan, kecurigaan, ketidakpercayaan dalam anggota-anggotanya, dan menghalangi pertumbuhan yang terjadi dalam setiap individu.

KEPRIBADIAN YANG SEHAT MENURUT FROMM

        Fromm menyebutkan kepribadian yang sehat: orientasi produktif  , yakni suatu konsep yang serupa dengan kepribadian yang matang dari Allport, dan orang yang mengaktualisasikan diri dari Maslow. Konsep itu menggambarkan penggunaan yang sangat penuh atau realisasi dari potensi manusia. Dengan menggunakan kata “orientasi” , Fromm menunjukan kata itu merupakan suatu sikap umum atau segi pandangan yang meliputi semua segi kehidupan, respons-respons intelektual, emosional, dan sensoris terhadap orang-orang, benda-benda, dan peristiwa-peristiwa di dunia dan juga terhadap diri sendiri.
         Empat segi tambahan dalam kepribadian yang sehat dapat membantu menjelaskan apa yang dimaksudkan Fromm dengan orientasi produktif. Keempat segi tambahan itu antara lain
§      Cinta yang produktif;
Hubungan manusia yang bebas dan sederajat dimana rekan-rekan dapat mempertahankan individualitas mereka. cinta yang produktif menyangkut empat sifat yang menantang – perhatian, tanggung jawab, respek, dan pengetahuan.
§      Pikiran yang produktif;
Terdiri dari kecerdasan, pertimbangan, dan objektivitas. Pemikir yang produktif didorong oleh perhatian yang kuat terhadap objek pikiran. Pemikir yang produktif dipengaruhi olehnya dan memperhatikannya.
§      Kebahagian; dan
bagian integral dan hasil kehidupan yang berkenaan dengan orientasi produktif; kebahagian itu menyertai seluruh kegiatan produktif. Fromm menuliskan bahwa suatu perasaan kebahagian merupakan bukti bagaimana berhasilnya seseorang “dalam seni kehidupan”. Kebahagian merupakan prestasi kehidupan yang paling luhur.
§      Suara hati.
Terdiri atas 2 tipe, yakni suara hati otoriter dan suara hati humanisti. Suara hati otoriter adalah penguasa yang berasal dari luar yang di internalisasikan, yang memimpin tingkah laku orang itu. Sedangkan suara hati humanistis ialah suara dari dalam diri dan bukan juga dari suatu perantara dari luar diri.

CIRI-CIRI KEPRIBADIAN YANG SEHAT

Fromm mengemukakan lima kebutuhan yang berasal dari dikotomi kebebasan dan keamanan, yaitu :
§      Hubungan
Fromm percaya bahwa pemuasaan kebutuhan untuk berhubungan atau bersatu dengan orang lain ini sangat penting untuk kesehatan psikologis. Tingkah laku yang irasional, bahkan penyakit jiwa, merupakan akibat yang tidak dapat dielakan karena kegagalan dalam memuaskan kebutuhan ini.
§      Trasendensi
Fromm percaya bahwa dalam perbuatan menciptakan (anak-anak, ide-ide, kesenian atau barang material) manusia mengatasi kodrat eksistensi yang pasif dan aksidental, dengan demikian mencapai suatu perasaan akan maksud dan kebebasan.
§      Berakar
hakikat dari kondisi manusia seperti kesepian dan tidak berartihal ini timbul dari pemutusan ikatan-ikatan utama dengan alam. Tanpa akar-akar ini orang tak akan berdaya, jelas merupakan kondisi yang amat berat.
§      Perasaan identitas
Manusia juga membutuhkan suatu perasaan identitas sebagai individu yang unik, suatu identitas menempatkannya terpisah dari orang-orang lain dalam hal perasaanya tentang dia, siapa dan apa. Cara yang sehat untuk memenuhi kebutuhan ini ialah individualitas, proses seseorang menciptakan suatu perasaan tertentu tentang identitas diri.
§      Kerangka orientasi
Dasar yang ideal untuk kerangka orientasi adalah pikiran, yakni sarana yang digunakan seseorang untuk mengembangkan suatu gambaran realitas dan objektif tentang dunia. Terkandung dalam hal ini ialah kapasitas untuk melihat dunia secara objektif, untuk menggambarkan dunia denagn tepat dan tidak mengubahnya dengan lensa-lensa subjetif dari kebutuhan-kebutuhan dan ketakutan-ketakutan didalam diri.

            Dari penjabaran mengenai teori kepribadian sehat menurut Fromm, dapat kita simpulkan bahwa kepribadian sehat adalah milik dari setiap indivisu, pada dasarnya manusia dilahirkan dalam kondisi yang bahagia di dalam keadaan menyakitkan sekalipun. Pribadi yang sehat ada pada setiap individu yang mau menerima kekurangan dan kelebihan dengan penuh bahagia seta menyadari arti kehidupan dengan penuh kebijakan, di situ lah muncul kepribadian yang sehat.

REFERENSI

Schultz, D.psikologi pertumbuhan : model – model kepribadian sehat. Yogyakarta: kanisius, 1991.





TEORI KEPRIBADIAN SEHAT_ERIC FROMM

Posted by : Maharanisme
Date :Minggu, 05 April 2015
With 0komentar
Next Prev
▲Top▲