MANUSIA DAN PENDERITAAN

| Minggu, 19 Januari 2014

 

Penderitaan

Kata penderitaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu derita yang artinya menahan atau menanggung. Derita adalah menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan yang dimaksud dapat berupa lahir, batin ataupun lahir batin. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat ada juga yang ringan. Disinilah perlunya peran individu dalam menentukan berat-tidaknya penderitaan yang ditanggungnya. Tidak semua oang memandang suatu peristiwa atau kejadian yang menimpanya sebagai penderitaan, bahkan sebagian orang memandang penderitaan sebagai suatu energi untuk bangkit atau merupakan langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan.
Contoh suatu penderitaan, dalam kehidupan sehari-hari banyak terdapat kasus-kasus penderitaan. Banyaknya kasus-kasus penderitaan tergantung pada liku-liku kehidupannya. Apabila manusia mengalami penderitaan dalam bentuk fisik, maka cara mengendalikan dan menyembuhkannya ialah dengan melakukan penyebuhan secar medis. Sedangkan penderitaan psikis, penyembuhannya terletak pada kemampuan si penderita dalam menangani permasalahan-permasalahn psikis yang ia hadapi, peran para ahli tidak begitu berpengaruh. Sudah dijelaskan dari awal bahwa penderitaan adalah resiko jika seseorang ingin hidup, maka enak atau tidak enak, sengsara atau bahagia, mau tidak mau harus diatasinya.

Siksaan

Siksaan itu terbagi dua bentuk, yaitu siksaan tersebut dapat berupa siksaan badan atau jasmaniah bisa juga siksaan jiwa atau rohaniah. Penderitaan yang dialami seseorang disebabkan karena siksaan. Di dalam kitab suci salah satunya pada surat Al Ankabut ayat 40 menerangkan jenis-jenis dan ancaman yang dialami manusia di akhirat nanti.  
Ada beberapa bentuk siksaan yang bersifat psikis, diantaranya yaitu kebimbangan, kesepian, dan ketakutan.
1)   Kebimbangan, kebimbangan terjadi saat seseorang tidak dapat memntukan pilihan mana yang akan ia ambil. Seseorang yang berada dalam keadaan perasaan bimbang yang tak menentu akan merasa tersiksa.
2)  Kesepian, merupakan rasa sepi dalam dirinya sendiri yang dialami seseorang walaupun ia berada di tempat yang ramai. Kesepian juga merupakan salah satu wujud dari siksaan yang dapat dialami oleh seseorang. Seperti halnya kebimbangan, kesepian perlu diatasi dengan cepat agar seseorang itu tidak terus menerus merasakan ppenderitaan batin. Sebagai homo socius. Seseorang perlu teman, maka untuk mengalahkan rasa kesepian orang perlu cepat mencari teman yang dapat diajak untuk berkomunikasi.   Selain mencari teman, seseorang juga perlu mengisi waktunya dengan suatu kesibukan, khususnya yang bersifat fisik, sehingga rasa kesepian tidak memperoleh tempat dan waktu dalam dirinya.
3)  Ketakutan, merupakan bentuk lain yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa takut itu dibesar-besarkan  yang tidak pada tempatnya,  maka  disebut sebagai  phobia.  Pada  umumnya orang memiliki satu atau lebih  phobia ringan seperti takut pada tikus, ular, serangga  dan  lain sebagainya.  Tetapi  pada sementara orang ketakutan itu sedemikian  hebatnya  sehingga  sangat mengganggu.  Seperti pada kesepian, ketakutan  dapat juga timbul atau dialami seseorang walaupun lingkungannya ramai, sebab ketakutan merupakan hal yang sifatnya  psikis. Banyak sebab yang menjadikan  seseorang  merasa  ketakutan,  antara lain:
a.    Claustrophobia dan Agoraphobia
Claustrophobia adalah rasa takut akan paa ruangan tertutup, sedangkan Agoraphobia ialah ketakutan yang dirasakan seseorang ketika ia berada di ruangan terbuka.
b.    Gamang, yaitu ketakutan yang timbul apabila seseorang berada di tempat yang tinggi.
c.    Kegelapan, yaitu rasa takut yang timbul apabila ia berada di tempat yang gelap, karena saat berada di ruangan gelap akan muncul pikiran-pikiran terhadap sesuatu yang ia takuti. Misalnya setan, pencuri, dll.
d.    Kesakitan, yaitu ketakutan yang disebabkan oleh rasa sakit yang akan dialami. Seseorang yang takut diinjeksi sudah berteriak-teriaksebelum jarum injeksi ditusukkan ke  dalam  tubuhnya. Hal  itu disebabkan karena dalam pikirannya semuanya  akan menimbulkan kesakitan.
e.    Kegagalan, yaitu rasa takut seseorang yang disebabkan karena merasa bahwa apa yang akan dijalankan mengalami kegagalan.

Kekalutan Mental

Penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih sederhana kekalutan mental dapat diartikan sebagai gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang dalam mengahadapi persoalan-persoalan yang harus diatasi sehingga seseorang tersebut bertingkah secara kurang wajar.
Penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih sederhana kekalutan mental dapat dirumuskan sebagai gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah secara kurang wajar.
Gejala-gejala awal bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah sebagai berikut :
1)   Dilihat  dari sisi jasmaninya yang sering merasa pusing, sesak napas, demam dan nyeri pada lambung;
2)  Dilihat dari sisi kejiwaannya, yaitu berupa rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu dan mudah marah.
Adapun tahap-tahap terjadinya gangguan kejiwaan pada seseorang, yaitu:
1)   Adanya gejala-gejala gangguan kejiwaan pada seseorang yang tampak dari sisi jasmani dan rohani;
2)  Pelarian diri atau pemisahan diri, dimana seseorang berusaha untuk mempertahankan diri dengan cara negatif, yaitu mundur atau lari. Karena baginya melarikan diri adalah satu-satunya cara untuk bertahan atau melindungi dirinya.
3)  Tahap terakhir yaitu kekalutan, tahap ini merupakan titik patah (mental breakdown)dan yang bersangkutan mengalami gangguan.
Ada 3 penyebab timbulnya kekalutan mental, antara lain sebagai berikut:
1)   Kepribadian yang lemah, apabila kondisi jasmani atau mental kurang sempurna maka akan menyebabkan seseorang merasa rendah diri yang secara berangsur-angsur akan menyudutkan kedudukannya dan menghancurkan mentalnya.
2)  Terjadinya konflik sosial-budaya, tidak dapat beradaptasi dengan baik kepada masyarakat sekitar disebabkan karena adanya perbedaan norma yang dianutnya. 
3)  Cara pematangan batin, memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupa sosial menggunakan cara yang salah.
Kekalutan mental yang dialami seseorang mengalami proses-proses yang dapat mendorongnya kearah yang positif dan negatif.
1)   Positif, yaitu trauma yang dihadapi dengan positif sebagai usaha agar tetap survive dalam hidup. misalnya melakukan sholat tahajut waktu malam hari  untuk memperoleh ketenangan dan mencari jalan  keluar untuk mengatasi kesulitan yang dihadapinya, ataupun melakukankegitan yang positif setelah kejatuhan dalam kehidupan.
2)  Negatif, yaitu trauma yang dibiarkan berlarut-larut, sehingga mengalami frustasi tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan. Adapun bentuk-bentuk frustasi, antara lain sebagai berikut:
a.   Agresi, yaitu emosi yang tak terkendali.
b.   Regresi, yaitu bersifat infantil (membanting barang, menjerit-jerit, menangis sampai meraung-raung).
c.   Fiksasi, yaitu peletakan atau pembatasan pada suatu pola yang sama (tetap), misalnya dengan membisu. Memukul-mukul dada sendiri, membentur-benturkan  kepala  pada benda keras.
d.   Proyeksi, yaitu usaha untuk melakukan perlindungan diri terhadap kelemahan dan sikap-sikap negatif diri sendiri pada orang lain.
e.   Identifikasi, yaitu usaha untuk menyamakan dirinya dengan orang lain.
f.   Narsisme, yaitu self love yang berlebihan, sehingga timbul perasaan angkuh seolah-olah dirinya lebih superior dari yang lainnya.
g.   Autisme, yaitu pemisahan diri secara total dari dunia riil, tidak mau berkomunikasi dengan orang lain, ia puas dengan fantasinya sendiri.

Penderitaan dan Perjuangan

Setiap manusia pasti mengalami penderitaan. Baik berat maupun ringan penderitaan yang ia pikul. Penderitaan adalah bagian dari kehidupan manusia yang bersifat kodrati yaitu konsekwensi yang harus diterimanya terhadap penderitaan yang dialaminya.  Oleh karena itu manusia sendirilah yang berusaha sekeras mungkin dalam menghadapi dan mengurangi penderitaan terebut. Manusia adalah makhluk berbudaya, dengan budayanya lah ia mengatasi penderitaan tersebut.

Manusia ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, melainkan juga menderita.  Oleh sebab itu sebagai manusia haruslah bersifat optimis, berjuang dalam mangatai kesulitan hidup. Perjuangan yang dilakukan seseorang dalam menghadapi tantangan hidup baik dalam lingkungan, masyarakat sekitar, pertemanan dan lain-lain dengan disertai doa kepada Tuahn Yang Maha Esa supaya terhindar dari bahaya dan malapetaka dapat membebaskan seseorang pada penderitaan yang ia hadapi.

Penderitaan, Media Massa dan Seniman

Hubungan antara penderitaan. Media massa dan seniman :

Berita mengenai penderitaan  manusia silih berganti mengisi lembaran  koran, layar 

TV, pesawat radio, dengan maksud supaya semua orang yang menyaksikan ikut 

merasakan dari jauh penderitaan manusia. Dengan demikian  dapat menggugah  

hati manusia untuk berbuat sesuatu. Nyatanya  tidak sedikit bantuan dari para 

dermawan dan sukarelawan  berupa material atau tenaga untuk meringankan 

penderitaan dan penyelamatan mereka dari musibah ini. Bantuan-bantuan ini 

dilakukan secara perseorangan atau pun melalui organisasi-organisasi sosial, kemudian  

dikirimkan  atau diantarkan langsung ke tempat-tempat kejadian dan tempat -

tempat pengungsian.

Penyebab Penderitaan

Penderitaan secara sederhana dapat dikelompokkan bedasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan, yaitu :
1)   Penderitaan yang timbul karena perbuatan manusia
2)  Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan / azab Tuhan.

Pengaruh Penderitaan

Pengaruh yang akan dialami seseorang yang mengalami penderitaan berbeda-beda salah satunya pada sisi sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikao negatif. Sikap positif, yaitu berupa sikap optimis dan pantang menyerah dalam mengatasi penderitaan yang dialaminya. Adapun sikap negatifnya yaitu berupa pudarnya rasa syukur dalam dirinya yang dicerminkan dalam kekecewaan yang mendalam terhadap dirinya, putus asa yang berujung dengan keinginan bunuh diri. Apabila sikap negatif dan positif ini di komunikasikan kepada para seniman, maka para pembaca dan penonton akan memberikan penilaian tersendiri. Penilaian itu dapat berupa kemauan untuk mengadakan perubahan nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat dengan tujuan perbaikan keadaan. Keadaan yang sudah tidak sesuai ditinggalkan.

SUMBER :

-http://arfanart.wordpress.com/2012/06/13/manusia-dan-penderitaan/

-http://dewirosdyana.wordpress.com/2012/11/01/makalah-manusia-dan-penderitaan/

-http://sanusiadam79.wordpress.com/2013/04/08/manusia-dan-penderitaan-2/

-http://sanusiadam79.wordpress.com/2013/04/08/manusia-dan-penderitaan-2/
-      



0 komentar:

Posting Komentar

Next Prev
▲Top▲