Newest Post

Self Directed Changes

| Senin, 25 Mei 2015
Baca selengkapnya »

TULISAN 12 (KESEHATAN MENTAL)
NAMA           : MAHARANI
KELAS                        : 2PA03
NPM               : 15513216

SELF DIRECTED CHANGES
Konsep Dan Penerapan Self Directed Changers
Menurut teori kompetensi, langkah yang merupakan elemen mendasar untuk mengajarkan atau menigkatkan kompetensi orang dewasa (Competence At Work, 1993). Biasanya disebut dengan istilah “Self Directed Change Theory”.
Teori ini mengajarkan tentang bagaimana kita bisa mengubah diri ke arah yang lebih baik dari kenyataan hidup yang kurang mendukung, katakanlah semacam stres.
1.       Menurut teori ini juga, orang dewasa akan berubah kalau berada dalam kondisi di bawah ini:
Merasa tidak puas dengan kondisi aktual yang dihadapi (actual)
2.     Punya gambaran yang jelas tentang kondisi ideal yang ingin diraih/dikehendaki (ideal)
3.      Punya konsep yang jelas tentang apa yang akan dilakukan untuk bergerak dari kondisi aktual menuju kondisi ideal (action step)
Self directed Change juga memiliki beberapa tahapan, seperti:
1.       Meningkatkan kontrol diri
Hurlock mengatakan “kontrol diri berkaitan dengan bagaimana individu-individu mengendalikan emosi serta dorongan-dorongan dalam dirinya” Kontrol sosial itu sendiri adalah individu sebagai pengaturan proses-proses fisik, psikologis dan perilaku seseorang. Ketika seseorang ingin merubah kebiasaanya terhadap perbedaan yang sangat besar, seperti orang yang selalu bermalas-malasan saat kuliah,
2.     Menetapkan tujuan
Dalam hidup kita harus mencoba hal baru dan mengubah hal yang jelek menjadi lebih baik lagi. Tetapkan target kalian untuk mencapai tujuan hidup yang lebih baik lagi dari sebelumnya. Dengan lebih rajin masuk kelas setiap mata kuliah, dan mendengarkan ajaran dosen.
3.      Pencatatan perilaku
Untuk mengubah suatu kebiasaan yang jelek, catatlah hal apa saja yang bisa kita ubah dari kebiasaan tersebut, dari situ kita bisa menilai mana yang akan membantu dan memotivasi dan mana hal yang akan menggoda kita serta harus dihindari setiap kita berada dalam kelas.
4.     Menyaring anteseden perilaku
Tuliskan kebiasaan yang ingin kita perbaiki, dari situ kita akan melihat kerugiannya, apakah kesadaran konsekuensi lebih kuat dari keinginan melakukan kebiasaan tersebut?
5.      Menyusun konsekuensi yang efektif
Setelah kita sudah memulai mengontrol beberapa kondisi yang memicu perilaku atau kebiasaan kita. Meningkatkan pengendalian diri, maka terdiri dari mengatur konsekuensi dari perilaku kita sehingga orang lain menerima perilaku yang diinginkan sebagi imbalan kita telah menyenangkan hati orang lain termasuk orangtua.
6.      Menerapkan pencana intervensi
Hitunglah seberapa berhasilkah kita mencapai target-target tersebut. Misalnya setiap ujian (UTS, UAS) kita membandingkan nilainya setiap semester.
7.      Evaluasi
Lihat lah seberapa ada kemajuan nya kita dalam melakukan perubahan tersebut, usahakan setiap target tercapai, jika tidak alangkah lebih baiknya kita mengulangnya agar target tujuan kita tercapai

SUMBER :
Davies, T., & Craig, TKJ. 2009. ABC Kesehatan Mental. Jakarta : Buku Kedokteran EGC. 


Self Directed Changes

Posted by : Maharanisme
Date :Senin, 25 Mei 2015
With 0komentar

PEKERJAAN DAN WAKTU LUANG_2

|
Baca selengkapnya »

TULISAN 11 (KESEHATAN MENTAL)
NAMA           : MAHARANI
KELAS             : 2PA03
NPM               : 15513216


PEKERJAAN 
Penyesuaian Pekerjaan
Apakah anda tahu bahwa anda meningkatkan kesempatan hidup anda lebih lama ketika anda sedang bahagia dalam pekerjaan anda sesuai dengan studi  jangka panjang, kepuasaan kerja dan kebahagiaan pribadi diharapkan umur panjang lebih baik dari sebuah evaluasi medis atau genetic. Disisi lain, ketidakpuasan di tempat kerja tidak hanya memperpendek umur anda tapi juga membuat anda lebih rentan terhadap berbagai macam penyakit stress, seperti hipertensi. Diantara faktor yang berhubungan dengan pekerjaan yang meningkatkan resiko penyakit atau kematian yang lebih tinggi dan berlebihan secara terus menerus. Kurangnya penghargaan dan dukungan, kondisi kerja yang buruk, serta bekerja dipekerjaan yang berulang-ulang membosankan.

Kepuasan Pada Pekerjaan
Ada banyak cara untuk memberitahu betapa bahagia orang-orang di tempat kerja mereka. Anda dapat mengamati erithusiasm mereka dan minat kerja, produktivitas, dan kualitas pekerjaan mereka atau Anda dapat mengukur ketidakpuasan mereka dengan catatan absentsceism mereka atau frekuensi perubahan pekerjaan. tapi ukuran yang paling langsung dan sering digunakan hanya untuk meminta orang seberapa baik mereka melakukan pekerjaan mereka.
Dilihat dari jajak pendapat tentang hal ini, mayoritas pekerja puas dengan pekerjaan mereka. Meskipun persentase yang tepat bervariasi menurut penelitian ini. Sebuah studi yang didanai oleh Pemerintah, sampel yang representatif pekerja AS pada akhir tahun tujuh puluhan menemukan bahwa 88 persen dari mereka adalah baik “agak” atau “sangat” puas mendorong pekerjaan mereka.  Sedikit penurunan dari pertengahan tahun tujuh puluhan (di New York,Dec.17.1981). Hasil yang sebanding dapat dilihat dalam survei Yankelovich (1974) menunjukkan bahwa 80 persen rata-rata dari semua pekerja yang “agak” atau “sangat” puas dengan pekerjaan mereka. Kepuasan kerja lebih tinggi di antara eksekutif dan profesionalisme dan terendah di antara pekerja non-manual.
persentase kecil pekerja merasa puas dengan pekerjaan mereka menurut survei psikologi hari ini disebutkan sebelumnya (Renwick & Lawler, 1978). Hanya dua-pertiga dari semua pekerja umumnya puas dengan pekerjaan mereka. Sekitar seperlima responden sangat puas dengan pekerjaan mereka. Dengan lima lain tidak harus puas dengan pekerjaan mereka. Manajer, eksekutif, dan profesional lebih puas. Kurang sering depresi tentang pekerjaan mereka, dan kurang cenderung merasa terjebak dalam pekerjaan mereka daripada tidak terampil. Semiskilled, dan pekerja administrasi adalah para pekerja yang paling tidak puas dan masih muda (dibawah 24). Kulit hitam, dan mereka yang berpenghasilan rendah. Temuan terakhir adalah relevan karena peningkatan tingkat pendidikan pekerja muda, ditambah dengan sulitnya mencari pekerjaan yang sesuai, peningkatan ketidakpuasan pekerja  berpendidikan orang-orang yang terpaksa mengambil kurang menantang, posisi yang lebih rendah yang membayar tidak hanya mengungkapkan tingginya tingkat ketidakpuasan kerja tetapi juga mengubah pekerjaan lebih sering.
Seperti yang mungkin Anda harapkan, pekerja dalam survei peringkat gaji psikologi dan kurangnya kemajuan sebagai penyebab utama ketidakpuasan kerja. Tetapi mereka juga tidak senang dengan cara kinerja mereka dievaluasi dan reward dan pujian jalan bersama. Keluhan sering berpusat di jalan atau otoriter secrecive beberapa organisasi pergi tentang persetujuan anggaran dan promosi. Hampir setengah berpikir bahwa para pekerja lebih maju dalam organisasi lebih tergantung pada “siapa yang Anda tahu” daripada “seberapa baik Anda lakukan” (Renwick & Lawler.1978)
Kepuasan pada pekerjaan sering dapat ditingkatkan dengan inovasi dalam kondisi kerja. motor Umum, misalnya, telah bereksperimen dengan pendekatan baru dalam beberapa daya terganggu oleh moral yang buruk dan produktivitas yang rendah. Dalam tanaman ini eksperimental, aturan perakitan-baris yang lama telah digantikan oleh pendekatan baru yang memberikan pekerja suara yang lebih besar dalam pengambilan keputusan yang mempengaruhi pekerjaan mereka, membuat pekerjaan mereka lebih menantang dan menarik, dan memperlakukan mereka dengan martabat (Yankelovich, 1981).
Di antara inovasi dicoba pada pengaturan pekerjaan lain yang dapat digunakan lebih luas dari jam kerja yang fleksibel, minggu kerja yang lebih pendek, bagi hasil, rencana opsi saham, pembagian kerja, pembagian kerja, dan penggunaan yang lebih besar dari pekerjaan paruh waktu. Jauh dari memproduksi anarki, perubahan ini cenderung untuk meningkatkan semangat dan produktivitas. jam kerja yang lebih fleksibel juga meningkatkan kepuasan kerja dengan mengurangi konflik antara tuntutan pekerjaan, kebutuhan keluarga, nilai dari waktu luang dan kebutuhan pendidikan (Stetson, 1981).

Perubahan pasokan dan permintaan.
Kepuasan kerja sebagian bergantung pada apakah ada masa depan di dalamnya. Ini harus diperhitungkan saat memilih karir. Pada saat yang sama, semua pekerjaan dipengaruhi oleh perubahan penawaran dan permintaan tenaga kerja, meskipun beberapa lebih daripada yang lain.
Kecenderungan terhadap konsolidasi dalam bisnis dan pertanian, seiring dengan meningkatnya teknologi, semua bergabung untuk menghasilkan perubahan signifikan dalam pola kerja. Ini berarti bahwa para pekerja pertanian dan pekerja tidak terampil terus mengalami kesulitan menemukan yang memadai, sementara para pekerja profesional dan teknis, manajer, orang Penjualan dan karyawan Kantor akan bekerja memanggil jauh lebih baik. Karena jumlah industri jasa-memproduksi meningkat pada tingkat yang lebih cepat dari sejumlah produsen di industri yang baik dan diperkirakan akan meningkat lebih lanjut dengan sekitar 30 persen antara 1980 dan 1990, peluang kerja harus menguntungkan dalam bidang seperti keuangan , pemerintahan yang nyata dan pengolahan data. Juga mencatat peningkatan dramatis dalam lowongan yang diproyeksikan untuk panitera, kebanyakan untuk menggantikan pekerja yang pensiun, transfer ke pekerjaan lain atau hanya berhenti bekerja, mungkin untuk menghadiri kuliah atau mengurus keluarga.
prospek kerja juga tergantung pada tingkat pendidikan. Karena tingkat pendidikan rata-rata tenaga kerja sekarang lebih dari 12 tahun tanpa pendidikan menengah adalah jelas merugikan. Berpendidikan rendah, orang-orang muda dengan sedikit keterampilan akan memiliki tingkat tertinggi pengangguran, sementara lulusan perguruan tinggi tetap dengan anak. Namun, peningkatan jumlah lulusan perguruan tinggi satu dari empat lulusan perguruan tinggi harus puas dengan pekerjaan yang sebelumnya dipegang oleh orang dengan kurang dari empat tahun kuliah. Sementara lulusan perguruan tinggi masih memiliki keunggulan kompetitif atas mereka yang berpendidikan kurang, kemungkinan mereka akan lebih baik di daerah yang paling bernilai pendidikan tinggi, tulisan terutama profesional dan manajerial (profesional outlook hanabook, edisi 1980-1981).

Mengubah pekerjaan
Setiap profesi yang Anda pilih, ada kemungkinan bahwa Anda akan mengubah pekerjaan pada satu waktu atau yang lain. Rata-rata orang membuat sekitar sepuluh perubahan pekerjaan besar (atau majikan) selama karirnya. Sebagian besar dari perubahan ini terjadi ketika orang berada dalam usia dua puluhan dan tiga puluhan, ketika untuk mencari aktivitas pekerjaan lebih menjanjikan. Ketika pria dan wanita berusia empat puluhan, mereka cenderung untuk membuat satu atau dua pekerjaan perubahan selama karir mereka. Secara keseluruhan, rata-rata jumlah tahun seseorang terus pekerjaan cleclined sekitar empat setengah tahun pada tahun 1963 menjadi sekitar tiga setengah tahun pada tahun 1980. Pada saat yang sama, lebih dari setengah dari semua pekerja Amerika memiliki pekerjaan yang terakhir lima tahun atau lebih, dengan durasi kerja meningkat dengan usia (Crittenden, 1980).
Orang merasa gelisah karena beberapa alasan. Beberapa orang menemukan bahwa perubahan ekonomi telah mengurangi permintaan keterampilan mereka, dan harus belajar yang baru. Lain halnya melalui krisis pertengahan karir dan dipaksa untuk menilai kembali tujuan mereka. Dalam kasus, orang mungkin menyadari bahwa mereka telah membuat pilihan karir miskin. Sebuah survei mengungkapkan bahwa hampir 40 persen responden telah di pekerjaan mereka dengan kecelakaan dengan musyawarah sedikit. 16 persen lainnya mengakui bahwa mereka telah ditetapkan untuk pekerjaan mereka saat ini karena dia tidak bisa mendapatkan pekerjaan di bidang yang mereka pilih. Hanya 23 persen responden yang bekerja dalam pekerjaan pilihan mereka. Hampir setengah dari pekerja merasa “dikunci” untuk pekerjaan mereka, dengan sebagian besar merasa bahwa waktunya tidak tepat untuk perubahan. Para pekerja tidak terampil dan semiskilled mengungkapkan perasaan terkuat jebakan, dan banyak orang merasa akan sulit untuk mendapatkan pekerjaan yang sama dengan saat ini. Manajer dan eksekutif, di sisi lain, umumnya merasa mereka telah banyak yang dipertaruhkan untuk meninggalkan posisi mereka saat (Renwick & Lawler, 1978).
Secara keseluruhan, perubahan pekerjaan yang lebih sulit untuk mengubah pekerjaan meskipun keduanya semakin sulit dengan usia. Dalam banyak kasus, individu berubah menjadi pekerjaan di bidang terkait. Dengan hanya sedikit pelatihan dan pelatihan kembali. Dalam kasus lain di mana ada ketidakpuasan dalam perubahan yang lebih drastis dari pekerjaan atau pekerjaan mungkin diperlukan. Yang penting adalah untuk menemukan sesuatu yang Anda benar-benar menikmati melakukan hal yang menantang kemampuan di tempat untuk menyimpan pekerjaan terutama karena keamanan atau mempertahankan reputasi. Terlalu banyak orang yang bekerja dalam pekerjaan di bawah potensi mereka, terutama karena mereka takut pengangguran lebih dari kebosanan. Namun, beberapa orang lakukan ketika mereka sedang mengerjakan sesuatu yang Anda sukai dan yang baik selama ada kebutuhan di masyarakat.

WAKTU LUANG
Tidak ada yang suka bekerja sepanjang waktu. Sebagian besar dari kita menginginkan pergi ke sendiri dan dengan keluarga kita. Istilah tradisional yang digunakan untuk waktu tidak bekerja seperti itu liburan, secara harfiah berarti “waktu off bekerja atau tugas.” Kebanyakan dari kita berpikir bahwa kita memiliki waktu luang lebih baik. Namun peningkatan waktu luang sekarang menimbulkan masalah bagi banyak orang.

Meningkatkan waktu luang
Saat ini, banyak yang menggabungkan kekuatan untuk membawa kita lebih banyak waktu luang. Di satu sisi, meningkatnya penggunaan komputer dan bentuk lain otomatis lebih banyak dilakukan dengan pekerja lebih sedikit dan sedikit waktu. Pada saat yang sama, memasuki pasar tenaga kerja untuk yang lebih muda, perempuan dewasa dan ancaman minoritas mempertahankan tingkat pengangguran yang tinggi atau mengubah distribusi pekerja. Rata-rata pekerja sekarang memiliki liburan dibayar dan hari libur, dan janji jangka waktu yang lebih mendukung pensiun penghasilan. Sementara inflasi, pajak yang lebih tinggi dan peningkatan biaya pendidikan (dan hampir segala sesuatu yang lain) mengancam offset manfaat ini, tren jangka panjang terhadap waktu bebas lebih banyak.
Kebanyakan orang menghabiskan begitu banyak waktu luang dan kegiatan di tempat kerja, antara 30 dan 40 jam per minggu rata-rata. Pada kelompok usia 18 sampai 25 dan lebih dari 50 tahun menghabiskan berjam-jam dua kali lagi dalam kegiatan rekreasi dan di tempat kerja. Kenyamanan kegiatan dapat berkisar dari kegiatan di luar ruangan, aktif, seperti berjalan dan bersepeda pencarian lebih pasif, interior, seperti menonton televisi. Meskipun liburan disukai sedikit berbeda menurut umur dan jenis kelamin, serta apa yang ada dalam mode, yang merupakan aktivitas yang paling populer di kalangan populasi umum di urutan mengunjungi kebun binatang dan taman, piknik, drive, berjalan atau berlari, berenang, sightecing , menghadiri acara olahraga, olahraga bermain atau permainan, memancing dan alam berjalan (Indikator Sosial III, 1980).

SUMBER :

Ashar Suyoto Munandar, Psikologi Industri dan Organisasi,Jakarta 2008




PEKERJAAN DAN WAKTU LUANG_2

Posted by : Maharanisme
Date :
With 0komentar

PEKERJAAN DAN WAKTU LUANG

| Selasa, 12 Mei 2015
Baca selengkapnya »

TULISAN 10 (KESEHATAN MENTAL)
NAMA          : MAHARANI
KELAS            : 2PA03
NPM               : 15513216

     §      Nilai-nilai pekerjaan
     Nilai pekerjaan adalah bahwa nilai dari apa yang kita kerjakan sebenarnya sangat         bergantung kepada cara berpikir kita terhadap pekerjaan itu. Sekecil apapun pekerjaan         yang kita lakukan, jika kita memahami bahwa pekerjaan itu adalah bagian dari sebuah         perencanaan besar, atau bahwa pekerjaan itu adalah proses menuju terwujudnya                   sesuatu yang besar, maka tidak akan ada lagi perasaan kecil dalam hati kita ketika                 mengerjakan pekerjaan itu.
   Nilai-nilai pekerjaan merupakan tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan               tugas pekerjaan.Yang ingin dicapai ialah nilai-nilai pekerjaan yang dianggap penting           oleh individu.Dikatakan selanjutnya bahwa nilai-nilai harus sesuai atau membantu               pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasar.Dengan demikian dapat kita simpulkan                 bahwa kepuasan kerja merupakan hasil dari tenaga kerja yang berkaitan dengan                   motivasi kerja. Howell dan Dipboye (1986) memandang kepuasan kerja sebagai hasil           keseluruhan dari derajat rasa suka atau tidak sukanya tenaga kerja terhadap berbagai           aspek dari pekerjannya.Dengan kata lain kepuasan kerja mencerminkan sikap tenaga           kerja terhadap pekerjaannya.
    Berikut beberapa teori tentang kepuasan kerja yakni,
          1.       Teori pertentangan, kepuasan/ketidakpuasan terhadap beberapa aspek dari pekerjaan            mencerminkan penimbangan dua nilai :
-   Pertentangan yang dipersepsikan antara apa yang diinginkan seorang individu dengan apa yang ia terima.
-        Pentingnya apa yang diinginkan individu.
          2.    Model dari Kepuasan Bidang/Bagian (Facet Satisfaction), menurut model Lawler                orang akan puas dengan bidang tertentu dari pekerjaan mereka jika jumlah dari                   bidang mereka persepsikan harus mereka terima untuk melaksanakan kerja sama                 dengan jumlah yang mereka persepsikan dari yang secara aktual mereka terima.
         3.      Teori Proses-Bertentangan ,memandang kepuasan kerja dari perspektif yang berbeda           secara mendasar daripada pendekatan yang lain.Menekankan bahwa orang ingin                  mempertahankan suatu keseimbangan emosional. 
              
                Menurut Robbins (1998) ketidakpuasan kerja pada karyawan maupun tenaga kerja dapat diungkapkan dalam 4 cara, yakni sebagai berikut :
        1.      Keluar (exit), Ketidakpuasan kerja yang diungkapkan dengan meninggalkan                         pekerjaan.Termasuk mencari pekerjaan lain.
       2.      Menyuarakan (voice), Ketidakpuasan kerja yang diungkapkan melalui usaha aktif dan         konstruktif untuk memperbaiki kondisi,termasuk memberikan saran perbaikan.
      3.   Mengabaikan (Neglect), Ketidakpuasan kerja yang diungkapkan melalui sikap                     membiarkan keadaan menjadi lebih buruk.Termasuk misalnya sering absen,upaya               berkurang,dan kesalahan yang dibuat makin banyak.
     4.     Kesetiaan (loyalty), Ketidakpuasan kerja yang diungkapkan dengan menunggu secara         pasif sampai kondisinya menjadi lebih baik.

WAKTU LUANG
Waktu Luang memiliki beberapa pengertian, antara lain:

“Menurut Rabiltuz waktu luang adalah waktu yang tersisa dari pekerjaan yang diharuskan atau sisa waktu belajar atau waktu untuk melaksanakan kewajiban sehari-hari.”

“Menurut Muhammad Adil Khithab berpendapat bahwa waktu luang adalah waktu bebas yang oleh seseorang diisi sesuai dengan kegiatan yang dikehendakinya.“

“Sedangkan menurut negara-negara barat, waktu luang didefinisikan sebagai waktu bebas yang tersisa dari 24 jam setelah dikurangi untuk kegiatan penting sehari-hari termasuk tidur.Orang-orang mengisi waktu tersebut dengan kegiatan santai sesuai keinginannya.”

Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa waktu luang adalah waktu bebas yang tersisa dari serangkaian kegiatan kehidupan sehari-hari atau setelah melaksanakan kewajiban dan kepentingan hidup.Waktu luang tersebut bebas diisi dengan kegiatan yang diinginkan dan disukai.
            Banyak faktor yang dicari seseorang dalam menjalani pekerjaannya, diantaranya :
         1.       Mencari uang.
         Hal ini adalah hal yang paling dasar yang mendorong seseorang untuk bekerja.                    Untuk mencari nafkah (uang), untuk mencukupi kebutuhannya dan keluarga. Hal            ini juga yang biasa digunakan sebagai pertimbangan dalam memilih suatu pekerjaan.          Semakin besar gaji (uang) yang ditawarkan oleh pekerjaan tersebut, maka semakin              menarik perkerjaan itu. Banyak orang yang berpindah-pindah kerja untuk mencari              gaji yang lebih tinggi.
         2.     Mencari pengembangan diri
        Adalah tabiat manusia untuk ingin berkembang menjadi lebih baik. Orang bekerja             karena mereka ingin mencari pengembangan (potensi) diri mereka. Mereka akan               mencari pekerjaan dimana mereka dapat mengembangkan diri mereka disana.                     Pekerjaan dengan jenjang karir bagus dimana berarti ada peluang pengembangan diri         selalu menjadi incaran. Pertimbangan yang lain adalah korelasi pekerjaan dengan                 bidang keilmuan dan minat mereka. Keseusaian ini akan mempermudah dalam                   pekerjaannya, dan sebagai salah satu bentuk pengembangan diri mereka.
        3.      Mencari teman/sarana bersosialisasi
        Manusia adalah makhluk sosial yang perlu untuk bersosialisasi. Maka manusia perlu             bekerja untuk menambah teman dan relasi mereka. Sebagai media dan tempat                     mereka untuk bersosialisasi. Dalam hal ini faktor yang menjadi pertimbangan adalah           lingkungan kerja dan juga rekan kerja. Lingkungan kerja yang nyaman dan rekan                 kerja yang kooperatif menjadi pertimbangan seseorang dalam memilih suatu                       perkerjaan.
        4.     Mencari kebanggaan/kehormatan diri
        Hal lain yang dicari oleh orang dengan bekerja adalah kebanggaan dan kehormatan             diri. Orang yang mencukupi kebutuhan dirinya dengan bekerja lebih terhormat                   dibandingkan orang yang tergantung pada orang lain. Pada beberapa orang,                         kehormatan diri juga bergantung  dari  jenis pekerjaan, tempat kerja  dan nama                  perusahaan. Ada orang yang merasa lebih terhormat dengan bekerja sebagai pegawai           kantoran. Dan ada juga orang yang bangga dengan bekerja di perusahaan top.
       5.      Sebagai sarana beribadah
       Hal ini saya yakini ada dan dimiliki orang, walau mungkin jarang terpikirkan sebagai            hal yang dicari dalam bekerja. Sebagai orang yang beriman memang seharusnya setiap        tindakan kita di dunia harus dimaknai sebagai ibadah. Namun kesadaran yang                      berbeda-beda membuat pemaknaan yang berbeda bagi tiap orang orang. Kerja yang          terbaik, menurut saya, adalah pekerjaan yang memberi peluang paling besar bagi kita          untuk beribadah. Baik lewat proses pekerjaan itu sendiri, lewat pergaulan di tempat              kerja, atau lewat hasil kerjanya.

FUNGSI PSIKOLOGI DALAM PEKERJAAN
Meskipun apa kata orang tentang memiliki pekerjaan untuk hidup. Itu mungkin jelas sekarang bahwa setiap orang bekerja keras untuk uangnya sendiri. Survei membuktikan kebanyakan orang akan melanjutkan pekerjaanya bahkan jika mereka memiliki cukup uang untuk hidup nyaman seumur hidupnya (Renwick&Lawler,1978). Kenyataanya adalah bekerja itu meenuhi kebutuhan psikologis dan social yang penting. Rasa pemenuhan pribadi, orang membutuhkan perasaan kalau mereka tumbuh, mempelajarai keahlian baru, dan mencapai sesuatu yang berharga ketika perasaan ini kurang, mereka mungkin pindah ke pekerjaan yang menjanjikan pencapaian yang lebih atau hasil yang jelas. Contohnya, seorang individu yang pekerjaanya terarah mungkin meninggalkan meja untuk bekerja menjual barang atau konstruksi. Bahkan orang yang sudah mendapatkan banyak uang tidak akan mau mengurangi waktu dan energy yang di habiskan oleh pekerjaan mereka.kemampuan karena kebutuhan akan penghargaan dan penguasaan (Morgan,1972)

            Dalam prosen memilih pekerjaan ada beberapa fase-fase identitas pekerjaan yaitu, seseorang cenderung mengidentifikasi dengan apa yang mereka lakukan. Bagaimana seiring kalian mendengar seseorang memperkenalakan dirinya dengan berkata “saya bekerja untuk IBM” atau “ saya seorang suster”. Studs Tarket (1972) menemukan bahwa pekerjaan mereka membosankan,pekerjaan mekanis yang sering membuat mereka merasa menjadi “mekanik”, atau “robot”. Dilain pihak, mereka tertarik pada tantangan dan pemenuhan pekerjaan pada seni atau profesi yang menunjukan tujuan hidup mereka, biasanya sebagai hasil dari pekerjaan yang mereka lakukan.

Hubungan antara karakteristik pribadi dan karakteristik pekerjaan dalam memilih pekerjaan yg cocok, yakni
     1.       Karakteristik pribadi
Sebuah awal yang bagus adalah memilih ketertarikan apa yang kamu punya pada diri sendiri dan kemampuan. Kalian adalah sebuah gabungan unik dari sifat pribadi,ketertarikan,keahlian dan harga. Semakin baik yang kalian dapat ketahui mengenai diri kalian sendiri maka lebih bijaksana dalam mengambil keputusan.
Apa yang paling membuat anda tertarik. data atau sesuatu? pelajaran apa yang paling anda sukai di sekolah? Kegiatan Ekstrakurikuler apa yang anda sukai? Bagaimana dengan kerja paruh waktu? Coba temukan mengenai apa pekerjaan tersebut yang membuat mereka tertarik kepada anda. Apakah itu kegiatanya sendiri? Atau orang-orang didalamnya?
Bagaimana dengan kemampuan anda? Apa pekerjaan terbaik yang anda bisa lakukan?yang paling anda kuasai? tidak peduli berapa banyak kemampuan yang anda miliki. Penting untuk menyadari bahwa masing-masing dari kita berkualitas untuk banyak kedudukan yang berbeda.tidak hanya satu. Seperti olahraga athletic termasuk terbatas untuk sejumlah orang yang memiliki otot dan keahlian. Jadi kebanyakan pekerjaan memerlukan hanya beberapa keahlian spesifik atau karakteristik. Rahasianya terletak pada menemukan jenis pekerjaan yang memerlukan kekuatan tertentu yang anda miliki.
Untuk memperluas kedua ketertarikan dan bakat kalian akan berubah dengan pengalaman dan waktu. Penelitian sudah menunjukkan kategori ketertarikan yang luas, seperti pada bidang obat-obatan. teknik atau bisnis, tetap stabil dari para remaja.(Campbell,1971). Jika kalian menyukai sesuatu pada saat anda belasan dan awal 20, kesempatan yang sama akan kalian sukai pada tahun-tahun selanjutnya.
     2.     karakteristik pekerjaan
Sekali anda memulai menjelajahi ketertarikan anda sendiri,kemampuan,dan nilai, kalian siap untuk mencari pekerjaan yang cocok dengan karakteristik pribadi anda. Dengan lebih dari 20.000 pekerjaan yang berbeda untuk dipilih,ini bukanlah tugas mudah. Untungnyam ada sumber buku untuk membati pencarian tersebut. Seperti yang banyak digunakan Dictionary of Occupational (DOT) dan Occupational Outlook Hand-book. Kedua buku direvisi secara teratur oleh pemerintah percetakan. Sebagai tambahan, berbagai macam pekerjaan sudah teratur pada dasar keluarga ataukelompok dari pekerjaan yang terkait. Masing-masing kelompok menunjukan tokoh 9-1 berisi ratusan pekerjaan yang terdekat. Contohnya, bidang kesehatan termasuk sejumlah besar pekerja kesehatan-dokter,perawat,apoteker, dokter gigi,kebersihan gigi,hanya untuk beberapa nama. Ini sering membantu memilih 2 dari 3 pekerjaan kelompok yang kalian paling tertarikm dan mulai menelusuri beberapa pekerjaan spesifik pada kelompoknya.
Sebuah perangkat yang membantu untuk menemukan pekerjaan yang paling cocok untuk kamu adalah John Holland’s Self Directied Search For Vocational Planning. Yang mana dapat dikelola sendiri. Ini berdasarkan dari kenyataan bahwa manusia di bidang pekerjaan yang samasering memiliki sifat yang mirip,ketertarikan dan kebiasaan dalam melakukan sesuatu. Holland (1973) menggambarkan 6 dari jenis kepribadian bersama dengan lingkungan kerja mereka yang baik. Setelah mencocokan sejumlah kegiatan,ketertarikan dan perkiraan kemampuan anda sendiri, kalian menjumblahkan item untuk menemukan 3 jenis kepribadian yang paling menyerupai.kemudian pada pekerjaan yang terpisah penemu buklet, kalian mencocokan berbagai jenis kepribadian digabungkan dengan beberapa pekerjaan yang cocok. O’connel dan Sedlacek (1972) sudah menemukan Self-Directed search lebih handal dan sedikit membantu untuk perencanaan ketertarikan jurusan.
      3.      Menjelaskan tentang kepuasan kerja Dan penyesuaian diri dalam pekerjaan
Banyak karyawan yang tidak mampu mencapai kepuasan dalam bekerja, hal ini disebabkan karena ketidak-mampuannya dalam menyesuaikan diri di lingkungan kerjanya. Kemampuan penyesuaian diri individu terhadap pekerjaannya diindikasikan oleh kepuasan dan kesuksesan.
Terdapat beberapa pengalaman di tempat kerja bahwa karyawan keluar atau mengundurkan diri dari pekerjaannya karena merasa tidak diterima oleh rekan kerjanya, tidak cocok dengan atasan tidak sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan kerjanya. Dapat dikatakan bahwa karyawan memiliki masalah dalam penyesuaian diri yaitu kemampuan seseorang dalam mereaksi rangsangan dari dalam dirinya sendiri maupun situasi yang berasal dari luar atau lingkungannya.
Seorang karyawan yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan rekan kerja, atasan dan kondisi serta lingkungan kerjanya dapat berdampak pada pekerjaan yang dilakukan. Hal ini akan membuat karyawan merasa bahwa pekerjaan yang dihadapinya tidak menyenangkan dan tidak memberikan kepuasan kerja. dapat diketahui bahwa seorang karyawan perlu memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri, supaya dapat melaksanakan tugas dan fungsinya dengan sebaik-baiknya sehingga kepuasan kerja juga dapat lebih dirasakan. Untuk itu diperlukan kerjasama dari masing-masing karyawan, atasan dan konselor perusahaan serta manajemen perusahaan untuk menciptakan situasi dan kondisi serta lingkungan kerja yang nyaman.

SUMBER :

Ashar Suyoto Munandar, Psikologi Industri dan Organisasi,Jakarta 2008



PEKERJAAN DAN WAKTU LUANG

Posted by : Maharanisme
Date :Selasa, 12 Mei 2015
With 0komentar

CINTA DAN PERKAWINAN

| Senin, 04 Mei 2015
Baca selengkapnya »

TULISAN 9 (KESEHATAN MENTAL)
NAMA          : MAHARANI
KELAS            : 2PA03
NPM               : 15513216

      Berbicara tentang Cinta berarti mengupas pembahasan mengenai perasaan, ketertarikan yang dimiliki seseorang untuk memiliki ikatan dengan orang yang dicintai nya. Cinta adalah sebuah emosi dari kasih sayang yang kuat dan ketertarikan pribadi. Dalam konteks filosofi cinta merupakan sifat baik yang mewarisi semua kebaikan, perasaan belas kasih dan kasih sayang. Pendapat lainnya, cinta adalah sebuah aksi/kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, memberikan kasih sayang, membantu, menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apapun yang diinginkan objek tersebut. Namun, apakah cinta selalu membuat orang untuk berpikir jauh untuk menuju ke tahap pernikaan? Belum tentu. Mereka yang mencintai terkadang juga takut menghadapi pernikahan. Saat ini sebagian orang memang berpikir bahwa cinta adalah landasan dasar untuk menikah. tapi, pernikahan tanpa cinta itu bisa saja terjadi. Pernikahan adalah ikatan sosial atau ikatan perjanjian hukum antar pribadi yang membentuk hubungan kekerabatan dan yang merupakan suatu pranata dalam budaya setempat yang meresmikan hubungan antar pribadi yang biasanya intim dan seksual.Perkawinan umumnya dimulai dan diresmikan dengan upacara pernikahan. Umumnya perkawinan dijalani dengan maksud untuk membentuk keluarga. Tergantung budaya setempat bentuk perkawinan bisa berbeda-beda dan tujuannya bisa berbeda-beda juga. Tapi umumnya perkawinan itu ekslusif dan mengenal konsep perselingkuhan sebagai pelanggaran terhadap perkawinan. Perkawinan umumnya dijalani dengan maksud untuk membentuk keluarga. Umumnya perkawinan harus diresmikan dengan pernikahan.

MEMILIH PASANGAN
            Pasangan hidup adalah orang yang diajak untuk susah senang bersama, yang diharapkan hanya akan ada yang pertama dan yang terakhir. Itu sebabnya memilih pasangan hidup jauh lebih susah dibandingkan dengan memilih pekerjaan atau tempat sekolah. Dalam memilih pasangan hidup, baik bagi laki-laki maupun perempuan keduanya memiliki hak untuk memilih yang paling tepat sebagai pasangannya. Maka dari itu harus benar-benar diperhitungkan ketika memilih pasangan yang baik. Bila menginginkan pasangan hidup yang baik maka kita juga harus baik. Tak ada sesuatu di dunia ini yang untuk mendapatkannya tidak memerlukan pengorbanan. Segala sesuatu ada harga-nya termasuk bila ingin mendapatkan pasangan hidup yang baik. Ya, dimulai dari diri sendiri. Bila kita bercita-cita untuk mendapatkan pasangan hidup yang baik, maka kita sendiri harus baik. Percayalah, Tuhan telah memasangkan manusia sesuai dengan karakter dan derajat mereka masing-masing. Manusia yang baik hanyalah untuk manusia yang baik pula, begitu pula sebaliknya.
            Dalam memilih pasangan hidup ada 3 kriteria dasar yaitu :
            1.       Cocok jadi anak bagi orang tua;
            2.     Cocok jadi ayah / ibu bagi anak-anak kelak; dan
            3.      Dan cocok jadi suami/ istri.

HUBUNGAN DALAM PERNIKAHAN
Menurut Dawn J. Lipthrott, LCSW, seorang psikoterapis dan juga marriage and relationship educator and coach, dia mengatakan bahwa ada lima tahap perkembangan dalam kehidupan perkawinan. Hubungan dalam pernikahan bisa berkembang dalam tahapan yang bisa diduga sebelumnya. Namun perubahan dari satu tahap ke tahap berikut memang tidak terjadi secara mencolok dan tak memiliki patokan batas waktu yang pasti.  Bisa jadi antara pasangan suami-istri, yang satu dengan yang lain, memiliki waktu berbeda saat menghadapi dan melalui tahapannya. Namun anda dan pasangan dapat saling merasakannya.
          §      Romantic Love, Saat ini adalah saat Anda dan pasangan merasakan gelora cinta                   yang menggebu-gebu. Ini terjadi di saat bulan madu pernikahan. Anda dan                         pasangan pada tahap ini selalu melakukan kegiatan bersama-sama dalam situasi                   romantis dan penuh cinta.
          §      Dissapointment or Distress, Masih menurut Dawn, di tahap ini pasangan suami                   istri kerap saling menyalahkan, memiliki rasa marah dan kecewa pada pasangan,                   berusaha menang atau lebih benar dari pasangannya. Terkadang salah satu dari                     pasangan yang mengalami hal ini berusaha untuk mengalihkan perasaan stres yang             memuncak dengan menjalin hubungan dengan orang lain, mencurahkan perhatian             ke pekerjaan, anak atau hal lain sepanjang sesuai dengan minat dan kebutuhan                     masing-masing. Menurut Dawn tahapan ini bisa membawa pasangan suami-istri ke             situasi yang tak tertahankan lagi terhadap hubungan dengan pasangannya.  Banyak              pasangan di tahap ini memilih berpisah dengan pasangannya.
          §      Knowledge and Awareness, Dawn mengungkapkan bahwa pasangan suami istri                   yang sampai pada tahap ini akan lebih memahami bagaimana posisi dan diri                         pasangannya. Pasangan ini juga sibuk  menggali informasi tentang bagaimana                     kebahagiaan pernikahan itu terjadi. Menurut Dawn juga, pasangan yang sampai di               tahap ini biasanya senang untuk meminta kiat-kiat kebahagiaan rumah tangga                    kepada pasangan lain yang lebih tua atau mengikuti seminar-seminar dan                            konsultasi perkawinan.
          §      Transformation, Suami istri di tahap ini akan mencoba tingkah laku  yang                           berkenan di hati pasangannya. Anda akan membuktikan untuk menjadi pasangan               yang tepat bagi pasangan Anda. Dalam tahap ini sudah berkembang sebuah                         pemahaman yang menyeluruh antara Anda dan pasangan dalam mensikapi                         perbedaan yang terjadi. Saat itu, Anda dan pasangan akan saling menunjukkan                     penghargaan, empati dan ketulusan untuk mengembangkan kehidupan                               perkawinan yang nyaman dan tentram.
          §      Real Love, “Anda berdua akan kembali dipenuhi dengan keceriaan, kemesraan,                   keintiman, kebahagiaan, dan kebersamaan dengan pasangan,” ujar Dawn.                            Psikoterapis ini menjelaskan pula bahwa waktu yang dimiliki oleh pasangan suami              istri seolah digunakan untuk saling memberikan perhatian satu sama lain. Suami                  dan istri semakin menghayati cinta kasih pasangannya sebagai realitas yang                          menetap. “Real love sangatlah mungkin untuk Anda dan pasangan jika Anda                      berdua memiliki keinginan untuk mewujudkannya. Real love tidak bisa terjadi                    dengan sendirinya tanpa adanya usaha Anda berdua,” ingat Dawn.

Lebih lanjut Dawn menyarankan pula, “Jangan hancurkan hubungan pernikahan Anda dan pasangan hanya karena merasa tak sesuai atau sulit memahami pasangan. Anda hanya perlu sabar menjalani dan mengulang tahap perkembangan dalam pernikahan ini. Jadikanlah kelanggengan pernikahan Anda berdua sebagai suatu hadiah berharga bagi diri sendiri, pasangan, dan juga anak.
Ketika pasangan (suami/istri) kedapatan beberapa kali bersikap kurang baik, anggap lah ini sebuah ladang amal sabar. Dan jangan sekali-kali berfikir bahwa hasil dari istikharah ternyata gagal ketika suatu hari merasa sedikit kesal mendapati kelakukan pasangan Anda sikapnya kurang baik, harusnya tetap lah berfikir bahwa dia memang pilihan terbaik yang Alloh pilihkan.
Ketika keadaannya seperti itu tadi, yang menjadi tantangan untuk Anda lakukan adalah menunjukan sikap yang lebih baik dari dia, agar Anda menjadi contoh kebaikan untuknya, karena tidak selesai hanya berharap saja dia harus lebih baik dari Anda, tetapi kita harus melakukan sesuatu untuk menjadi jalan perubahan untuknya. Karena bisa jadi begini, sekarang memang pasangan Anda belum baik, tapi yakin lah bahwa suatu saat dia akan lebih baik dari Anda, kontribusi motivasi dari Anda diperlukan juga untuknya.
Terjadinya sebuah Ikatan tali pernikahan, tidak berarti semuanya menjadi serba cocok, serba lancar dan jauh dari Masalah. Tidaklah begitu adanya, ada baiknya kita perlu berfikir begini: "dia bukan aku dan aku bukan dia, aku adalah aku begitu pun dia! tapi aku adalah bagian dari dia dan dia bagian dari aku. Karena aku Mencintainya, jadi aku harus bisa memakluminya dan berusaha untuk terus bersikap baik, lebih baik darinya hingga sikapku bisa menjadi contoh kebaikan untuknya."

PENYESUAIAN DAN PERTUMBUHAN DALAM PERNIKAHAN
            Perkawinan tidak berarti mengikat pasangan sepenuhnya. Dua individu ini harus dapat mengembangkan diri untuk kemajuan bersama. Keberhasilan dalam perkawinan tidak diukur dari ketergantungan pasangan. Perkawinan merupakan salah satu tahapan dalam hidup yang pasti diwarnai oleh perubahan. Dan perubahan yang terjadi dalam sebuah perkawinan, sering tak sederhana. Perubahan yang terjadi dalam perkawinan banyak terkait dengan terbentuknya relasi baru sebagai satu kesatuan serta terbentuknya hubungan antarkeluarga kedua pihak.
Relasi yang diharapkan dalam sebuah perkawinan tentu saja relasi yang erat dan hangat. Tapi karena adanya perbedaan kebiasaan atau persepsi antara suami-istri, selalu ada hal-hal yang dapat menimbulkan konflik. Dalam kondisi perkawinan seperti ini, tentu sulit mendapatkan sebuah keluarga yang harmonis.
Pada dasarnya, diperlukan penyesuaian diri dalam sebuah perkawinan, yang mencakup perubahan diri sendiri dan perubahan lingkungan. Bila hanya mengharap pihak pasangan yang berubah, berarti kita belum melakukan penyesuaian.
Banyak yang bilang pertengkaran adalah bumbu dalam sebuah hubungan. Bahkan bisa menguatkan ikatan cinta. Hanya, tak semua pasangan mampu mengelola dengan baik sehingga kemarahan akan terakumulasi dan berpotensi merusak hubungan.
PERCERAIAN DAN PERNIKAHAN KEMBALI
Pada umumnya salah satu tanda kegagalan suami-istri dalam mencapai kebahagiaan perkawinan adalah perceraian. Perceraian adalah akumulasi dari kekecewaan yang berkepanjangan yang disimpan dalam alam bawah sadar individu. Adanya batas toleransi pada akhirnya menjadikan kekecewaan tersebut muncul kepermukaan, sehingga keinginan untuk bercerai begitu mudah.
            Masalah diseputar perkawinan atau kehidupan berkeluarga antara lain:
            1.       Kesulitan ekonomi keluarga yang kurang tercukupi.
            2.     Perbedaan watak.
            3.      Temperamen dan perbedaan kepribadian yang sangat tajam antara  suami dan istri.
            4.     Ketidakpuasan dalam hubungan seks.
            5.      Kejenuhan rutinitas.
            6.      Hubungan antara keluarga besar yang kurang baik.
            7.      Adanya istilah WIL (wanita idaman lain) atau PIL (pria idaman lain).
            8.      Masalah harta warisan.
            9.      Menurunnya perhatian kedua belah pihak.
           10.  Domonasi dan intervensi orang tua atau mertua.
           11.    Kesalahpahaman antara kedua belah pihak.

Dari salah satu masalah diatas yaitu kesalahpahaman yang menyebabkan pasangan menjadi tersinggung, sehingga terkadang memicu adanya perceraian, merupakan masalah yang sering terjadi dalam kehidupan rumah tangga. Karena kesalahpahaman itulah yang terkadang pasangan enggan untuk membuka komunikasi dengan pasangannya yang kemudian menimbulkan misskomunikasi. Tanpa mereka sadari dengan keadaan seperti itu malah akan membuat mereka sulit dalam menghadapi problem apapun. Komunikasi yang intern dan baik akan melahirkan saling keterbukaan dan suasana keluarga yang nyaman.
Allah juga memerintahkan kepada suami-istri untuk selalu berbuat baik. Suami dan istri sering beranggapan bahwa masalah yang timbul akan selesai dengan sendirinya, asalkan bersabar dan menyediakan waktu yang panjang. Namun kenyataannya masalah yang didiamkan bukan membaik, malah memburuk seiring berjalannya waktu yang lama. Kejengkelan makin menumpuk dan penyelesaian makin jauh di mata, kareana masalah menjadi seperti benang kusut dan tidak tahu lagi harus memulainya dari mana. Tabungan cinta cenderung menyusut seiring dengan berkecamuknya masalah dengan berkurangnya cinta dan kasih sayang, berkurang pulalah semangat untuk menyelesaikan masalah. Pada akhirnya ketidakpedulian menggantikan cinta dan makin menyesuaikan diri dalam kehidupan yang tidak sehat ini. Dengan kata lain antara suami dan istri sudah menemukan cara yang efektif untuk menyelesaikannya tapi tidak dilakukan sehingga dapat menimbulkan perceraian.

ALTERNATIF SELAIN PERNIKAHAN
         Paradigma terhadap lajang cenderung memojokkan. pertanyaannya kapan menikah?? Ganteng-ganteng kok ga menikah? Apakah Melajang Sebuah Pilihan??
Ada banyak alasan untuk tetap melajang. Perkembangan jaman, perubahan gaya hidup, kesibukan pekerjaan yang menyita waktu, belum bertemu dengan pujaan hati yang cocok, biaya hidup yang tinggi, perceraian yang kian marak, dan berbagai alasan lainnya membuat seorang memilih untuk tetap hidup melajang. Batasan usia untuk menikah kini semakin bergeser, apalagi tingkat pendidikan dan kesibukan meniti karir juga ikut berperan dalam memperpanjang batasan usia seorang untuk menikah. Keputusan untuk melajang bukan lagi terpaksa, tetapi merupakan sebuah pilihan. Itulah sebabnya, banyak pria dan perempuan yang memilih untuk tetap hidup melajang.
Persepsi masyarakat terhadap orang yang melajang, seiring dengan perkembangan jaman, juga berubah. Seringkali kita melihat seorang yang masih hidup melajang, mempunyai wajah dan penampilan di atas rata-rata dan supel. Baik pelajang pria maupun wanita, mereka pun pandai bergaul, memiliki posisi pekerjaan yang cukup menjanjikan, tingkat pendidikan yang baik.
Alasan yang paling sering dikemukakan oleh seorang single adalah tidak ingin kebebasannya dikekang. Apalagi jika mereka telah sekian lama menikmati kebebasan bagaikan burung yang terbang bebas di angkasa. Jika hendak pergi, tidak perlu meminta ijin dan menganggap pernikahan akan membelenggu kebebasan. Belum lagi jika mendapatkan pasangan yang sangat posesif dan cemburu.
Banyak perusahaan lebih memilih karyawan yang masih berstatus lajang untuk mengisi posisi tertentu. Pertimbangannya, para pelajang lebih dapat berkonsentrasi terhadap pekerjaan. Hal ini juga menjadi alasan seorang tetap hidup melajang.
Banyak pria menempatkan pernikahan pada prioritas kesekian, sedangkan karir lebih mendapat prioritas utama. Dengan hidup melayang, mereka bisa lebih konsentrasi dan fokus pada pekerjaan, sehingga promosi dan kenaikan jabatan lebih mudah diperoleh. Biasanya, pelajang lebih bersedia untuk bekerja lembur dan tugas ke luar kota dalam jangka waktu yang lama, dibandingkan karyawan yang telah menikah.
Kemapanan dan kondisi ekonomi pun menjadi alasan tetap melajang. Pria sering kali merasa kurang percaya diri jika belum memiliki kendaraan atau rumah pribadi. Sementara, perempuan lajang merasa senang jika sebelum menikah bisa hidup mandiri dan memiliki karir bagus. Mereka bangga memiliki sesuatu yang dihasilkan dari hasil keringat sendiri. Selain itu, ada kepuasaan tersendiri.
Banyak yang mengatakan seorang masih melajang karena terlalu banyak memilih atau ingin mendapat pasangan yang sempurna sehingga sulit mendapatkan jodoh. Pernikahan adalah untuk seumur hidup. Rasanya tidak mungkin menghabiskan masa hidup kita dengan seorang yang tidak kita cintai. Lebih baik terlambat menikah daripada menikah akhirnya berakhir dengan perceraian.
Lajang pun lebih mempunyai waktu untuk dirinya sendiri, berpenampilan lebih baik, dan dapat melakukan kegiatan hobi tanpa ada keberatan dari pasangan. Mereka bebas untuk melakukan acara berwisata ke tempat yang disukai dengan sesama pelajang.
Pelajang biasanya terlihat lebih muda dari usia sebenarnya jika dibandingkan dengan teman-teman yang berusia sama dengannya, tetapi telah menikah.
Ketika diundang ke pernikahan kerabat, pelajang biasanya menghindarinya. Kalaupun datang, mereka berusaha untuk berkumpul dengan para sepupu yang masih melajang dan sesama pelajang. Hal ini untuk menghindari pertanyaan singkat dan sederhana dari kerabat yang seusia dengan orangtua mereka. Kapan menikah? Kapan menyusul? Sudah ada calon? Pertanyaan tersebut, sekalipun sederhana, tetapi sulit untuk dijawab oleh pelajang.
Seringkali, pelajang juga menjadi sasaran keluarga untuk dicarikan jodoh, terutama bila saudara sepupu yang seumuran telah menikah atau adik sudah mempunyai pacar. Sementara orangtua menginginkan agar adik tidak melangkahi kakak, agar kakak tidak berat jodoh.
Tidak dapat dipungkuri, sebenarnya lajang juga mempunyai keinginan untuk menikah, memiliki pasangan untuk berbagi dalam suka dan duka. Apalagi melihat teman yang seumuran yang telah memiliki sepasang anak yang lucu dan menggemaskan. Bisa jadi, mereka belum menemukan pasangan atau jodoh yang cocok di hati. Itulah alasan mereka untuk tetap menjalani hidup sebagai lajang.
Melajang adalah sebuah sebuah pilihan dan bukan terpaksa, selama pelajang menikmati hidupnya. Pelajang akan mengakhiri masa lajangnya dengan senang hati jika telah menemukan seorang yang telah cocok di hati.
Kehidupan melajang bukanlah sebuah hal yang perlu ditakuti. Bukan pula sebuah pemberontakan terhadap sebuah ikatan pernikahan. Hanya, mereka belum ketemu jodoh yang cocok untuk berbagi dalam suka dan duka serta menghabiskan waktu bersama di hari tua.
Arus modernisasi dan gender membuat para perempuan Indonesia dapat menempati posisi yang setara bahkan melebihi pria. Bahkan sekarang banyak perempuan yang mempunyai penghasilan lebih besar dari pria. Ditambah dengan konsep pilihan melajang, terutama kota-kota besar, mendorong perempuan Indonesia untuk hidup sendiri.









REFERENSI

Adhim, Mohammad Fauzil (2002) Indahnya Perkawinan Dini Jakarta: Gema Insani Press (GIP)






CINTA DAN PERKAWINAN

Posted by : Maharanisme
Date :Senin, 04 Mei 2015
With 0komentar
Next Prev
▲Top▲