Newest Post

PSIKOLOGI DAN INTERNET DALAM RUANG LINGKUP INTRAPERSONAL

| Jumat, 10 Oktober 2014
Baca selengkapnya »
ASPEK PSIKOLOGIS INDIVIDU DARI PENGGUNA INTERNET
Perkembangan teknologi dari tahun ke tahun semakin canggih. Pada Era globalisasi kemajuan teknologi dan informasi telah menimbulkan perubahan mendasar dalam kehidupan manusia. internet merupakan sebuah teknologi informatika yang terpesat perkembangannya. Internet adalah salah satu tonggak kemajuan era teknologi informasi. Istilah internet berasal dari kata Interconection Networking. Teknologi yang berbasis komunikasi jaringan komputer ini mulai dikembangkan pada periode sejak berakhirnya perang dunia II yaitu sejak tahun 1960-an. Berbagai manfaat yang didapat ketika kita menggunakan internet seperti mencari informasi (hosting), berkirim surat (e-mail), berbelanja online (e-commerce), internet banking, belajar jarak jauh (e-learning), mengobrol (chatting). Penggunaan internet lambat laun semakin meluas terutama di bidang kehidupan. Hal ini terjadi karena adanya karakteristik yang saling terhubung sehingga sanggup untuk menjangkau seluruh bagian dunia melalui apa yang dinamakan dengan jaringan komputer. Oleh sebab itulah internet disebut sebagai media yang memungkinkan para penggunanya untuk bisa melakukan segala aktivitas yang bersifat global. Berkembangnya internet disini juga memiliki kaitan-kaitan pada aspek-aspek psikologi yang mana keterkaitannya mempengaruhi identitas diri individu secara nyata maupun virtual dan karakteristik kepribadian, serta berkaitan pada aspek-aspek demografis yang mempertimbangkan gender, usia, budaya dll.
Dewasa ini, semakin banyak media sosial yang menarik perhatian para pengguna untuk bergabung dan terhubung dengan setiap orang yang dapat tergabung dalam media sosial yang sama untuk saling berbagi informasi dan berkomunikasi. Jika media tradisional menggunakan media cetak dan media broadcast, maka media sosial menggunakan internet. Beberapa media sosial terbesar yang paling sering digunakan oleh kalangan remaja yaitu, Facebook, Twitter, Path, Youtube, Instagram, Kaskus, LINE, Whatsapp dan Blackberry Messenger. Media sosial tersebut mempunyai keunggulan khusus dalam menarik banyak pengguna media sosial yang mereka miliki. Media sosial memang menawarkan banyak kemudahan yang membuat para remaja betah lama-lama berselancar di dunia maya. Media sosial mengajak siapa yang tertarik untuk berpartisipasi dengan memberi feedback secara terbuka, memberi komentar, serta membagi informasi dalam waktu yang cepat dan tak terbatas.
Pembahasan mengenai aspek-aspek psikologis individu dari pengguna internet mungkin bisa kita ambil contoh pada kalangan remaja. Mengapa ? karena kaum remaja lah yang saat ini sangat ketergantungan terhadap media sosial. Kata remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah ini memiliki arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik (Hurlock, 1992). Masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi ata peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak-anak. Masa ini lah yang merupakan masa-masa pencarian jati dirinya. Ketergantungan kaum remaja terhadap media sosial identik dengan smartphone yang hampir 24jam menghabiskan waktu di dunia online yang seakan tidak pernah berhenti dan mengurangi waktu belajar dan waktu ngumpul bersama keluarga. Penggunaan media sosial dikalangan remaja menimbulkan pro dan kontra karena mengganggu proses belajar remaja.  Kalangan remaja menjadi lebih hiperaktif di media sosial dengan memposting kegiatan sehari-hari mereka yang seakan-akan menggambarkan gaya hidup mereke yang mencoba mengikuti perkembangan zaman, sehingga dianggap lebih populer di lingkungannya. Contohnya seperti media sosial Twitter, para remaja menampilkan diri dengan mengunggah avatar yang paling bagus dilihat menurutnya, memposting tweet dan retweet sebanyak-banyaknya dengan tujuan memperlihatkan eksistensinya di dunia maya. Para remaja ini juga berusaha memperlihatkan citra positifnya di Twitter, begitu juga dengan Facebook. Hal ini dapat dikatakan bahwa setiap individu menjadikan media sosial sebagai media presentasi diri. Padahal apa yang mereka posting tidak selalu menggabarkan keadaan sosial life mereka yang sebenarnya. Manusia sebagai aktor yang kreatif mampu menciptakan berbagai hal dala hidupnya salah satunya adalah ruang interaksi dunia maya. Disitu setiap individu mampu menampilkan karakter diri yang berbeda ketika berada di dunia maya dengan dunia nyata. Hal tersebut dalam istilah sosiologi disebut dengan instilah dramaturgi atau presentsi diri untuk menjelaskan bagaimana seseorang menampilkan diri pada lingkungan atau panggung tertentu. Penggunaan media sosial tidak selamanya berdampak baik, ada beberapa dampak negatif dari penggunaan media sosial, antara lain yaitu :
*Dampak Negatif*
1. Mengganggu kegiatan belajar, seperti yang sudah dikatakan tadi seperti notofication chatting dari teman, ngeposting status-status gak jelas, status galau, curhat saat proses belajar berlangsung sangat mempengaruhi proses kegiatan belajar remaja.
2. Bahaya Kejahatan, seperti kasus pornography. Disini kebanyakan para remaja yang kecanduan menggunakan media sosial dijadikan sebagai umpan panas bagi orang-orang yang ingin melakukan tindak krikminal. Seperti kasus pedophilia juga sangat menggencarkan dunia beberapa bulan kebelakang.
3. Bahaya Penipuan, berbagai cara dilakukan orang-orang tak berotak yang berpikiran licik dengan instannya melakukan penipuan berkedok undian berhadiah. Atau apapun cara merekea yang kini sudah semakin canggih bentuk penipuan yang dilakukannya.
4. Tidak semua pengguna media sosial bersifat sopan.
5. Mengganggu kehidupan dan komunikasi keluarga, dengan adanya media sosial yang membuat para pengguna kecanduan membuat hubungan komunikasi keluarga tidak membaik. Seakan-akan jarak yang sangat dekat terasa begitu jauuuuuh.  



Berdasarkan aspek intensitas penggunaan internet, sebagian besar remaja perkotaan lebih sering mengakses internet di warnet meskipun di sekolah mereka terdapat fasilitas internet yang dapat dimanfaatkan secara free (baik di laboratorium komputer atau perpustakaan sekolah). Frekuensi internet yang digunakan bagi remaja perkotaan yang sering mengakses internet di rumah cenderung lebih sering dengan durasi setiap kali mengakses internet lebih lama dibandingkan dengan remaja perkotaan yang sering mengakses internet di tempat lainnya, seperti: warnet, sekolah atau wifi area. Dari jumlah waktu penggunaan internet per bulan menunjukkan bahwa pada umumnya kalangan remaja di perkotaan yang sering mengakses internet di rumah termasuk dalam kategori heavy users (pengguna internet yang menghabiskan waktu lebih dari 40 jam per bulan). Sedangkan remaja di perkotaan yang sering mengakses internet di warnet dan memanfaatkan wifi area publik sebagai tempat akses internet mereka dikategorikan sebagai medium users (pengguna internet yang menghabiskan waktu antara 10 sampai 40 jam per bulan). Sementara itu, bagi remaja di perkotaan yang sering mengakses internet dengan memanfaatkan layanan internet yang tersedia di sekolah menunjukkan bahwa pada umumnya mereka tergolong sebagai light users(pengguna internet yang menghabiskan waktu kurang dari 10 jam per bulan).
Kalangan remaja di perkotaan menggunakan internet untuk untuk empat dimensi kepentingan, yaitu informasi(information utility), aktivitas kesenangan (leisure/fun activities), komunikasi (communication), dan transaksi(transactions). Meskipun dari keempat kepentingan penggunaan internet tersebut aktivitas-aktivitas internet yang dilakukankalangan remaja di perkotaan lebih banyak ditujukan untuk aktivitas kesenangan (leisure/fun activities) dari pada untuk kepentingan lainnya, namun aktivitas internet yang paling banyak dilakukan mereka adalah mencari sumber atau bahan terkait dengan tugas atau pelajaran sekolah.

ASPEK DEMOGRAFIS INDIVIDU DARI PENGGUNA INTERNET
Aspek demografis adalah aspek yang harus mempertimbangkan gender, usia, budaya dan SES (Sosial –Economic –Status) dalam interaksi individu dan internet.
Situs jejaring sosial memiliki beragam fitur teknis. Namun pada umumnya. Mereka memuat dan memperlihatkan profil penggunya dan melihat daftar teman yang juga merupakan pengguna dalam sistem tersebut. Umumnya profil profil disusun berdasarkan pernyataan yang mengacu pada usia, gender, lokasi dan “about me” biasanya pengguna dapat mengetahui gender pengguna lain berdasarkan nama atau profil yang diunggah pengguna lain. Ini digunakan untuk memperkenalkan dir kepada dunia maya tentang siapa dan bagaiman tentang dirinya.
Berangkat dari dtufi mengenai komunikasi interpesonal dan media, para peneliti telah mengembangkan tipologi untuk berbagai motif dalam penggunaan internet, yaitu :
1.   Kegunaan interpesonal
2.  Mengisi luang waktu
3.  Pencarian informasi
4.  Kemudahan/kenyamanan
5.  hiburan
Diseluruh di dunia, terutama di Indonesia, usia muda adalah usia yang banyak menggunkana internet dan banyak menghabiskan waktu didunia maya dan bersosialisaisi dijejaring sosial seperti facebook, twitter ataupun jaringan sosial yang lain. Pemasar yang ingin memasarkan barang produksi untuk kaula muda dapat memanfaatkan social media sebagai sarana promosi yang sangat ampuh. Contohnnya situs http://www.tokobagus.com/  yang dimana pemasar dapat mempromosikan barang produksinya disitu tersebut.

Sumber :





Next Prev
▲Top▲