MANUSIA DAN CINTA KASIH

| Minggu, 19 Januari 2014


Cinta Kasih

Menurut kamus umum bahasa indonesia karya W.J.S Poerwadamarminta, cinta adalah rasa sangat suka (kepada) atau (rasa) sayang (kepada), ataupun (rasa) sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kaa kasih artinya perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh belas kasihan. Dengan kata lain cinta dan kasih memiliki hampir kesamaan arti tetapi kata kasih memperkuat arti dati cinta.
Terdapat perbedaan antara cinta dan kasih, cinta lebih mengandung pengertian tenang rasa yang mendalam sedangkan kasih merupakan pengungkapan untuk mengeluarkan rasa, mengarah kepada yang dicintai.
Cinta sama sekali bukan nafsu. Perbedaan antara cinta dengan nafsu adalah sebagai berikut :
1)   Cinta bersifat manusiawi, hanya pada manusialah cinta timbul dan berkembang, sedangkan pada binatang terbatas pada naluri untuk melindungi.
2)  Cinta bersifat rohaniah sedangkan nafsu bersifat jasmaniah.
3)  Cinta menunjukkan perilaku “memberi”, sedangkan nafsu cenderung menunjukkan perilaku “menuntut”.
Ada 3 unsur tentang cinta, yaitu :
1)   Keintiman     :     Kedekatan hubungan
2)  Gairah        :     Secara seksual, cantik, ganteng, dll.
3)  Komitmen    :     pernyataan bahwa kau pacar ku.
Keterkaitan antara ketiga unsur ini sangat erat untuk menemukan makna cinta sesungguhnya, namun jika salah satu unsur tersebut tidak ada dalam sutu hubungan maka ada beberapa kemungkinan yang akan terjadi. Kemungkinan-kemungkinan yang dimaksud adalah :
*        Keintiman + komitmen = Cinta Hampa
ü  Ada pernyataan pacaran, ada kedekatan tapi tidak memiliki nafsu (ketertarikan terhadap lawan jenis).
*        Komitmen + Nafsu = Cinta Romanti
ü  Ada pernyataan, ada ketertarikan terhadap lawan jenis (merasa pasangannya
  cantik, ganteng, dll).
*        Nafsu + keintiman = Cinta Semberono
ü  Ada ketertarikan, ada kedekatan hubungan tapi tidak ada status pacaran.
Tingkatan cinta dibagi menjadi tiga, antara lain sebagai berikut :
1)   Cinta timbul atas dasar harapan mendapat sesuatu, yaitu ketika seorang yang mencintai kekasihnya karena menginginkan sesuatu dari kekasihnya itu. Dan sesuatu yang diinginkannya itu biasanya berwujud materi.
2)  Cinta timbul atas dasar mengharap ridho kekasih. Cinta seperti ini lebih tinggi tingkatannya dari yang pertama, yaitu mencintai kekasih karena semata mengharap ridho-Nya. Orang yang memiliki cinta tingkatan kedua ini akan melakukan apapun secara sukarela dengan tujuan agar kekasih mendapatkan kebahagiaan, agar kekasih memperoleh kesenangan, agar kekasih terhindar dari marabahaya, dll. Terkadang ada dia berani mengambil resiko besar dalam melakukan hal-hal tersebut. Terkadang dia mau melakukan sesuatu yang konyol dan memalukan. Terkadang dia mau melakukan sesuatu yang tidak masuk akal.
3)  Cinta timbul atas dasar mengharapkan Ridho Allah sekaligus ridho kekasih. Inilah cinta sejati. Inilah cinta tertinggi. Pada cinta jenis kedua (mengharap ridho kekasih), adakalanya orang tersebut melakukan sesuatu dengan tulus namun apa yang dilakukannya itu menyimpang dari aturan-aturan agam. Jika demikian adanya, maka dia dan kekasihnya tidak akan merasakan kebahagiaan sejati. Yang dirasakannya hanyalah kesenangan jangka pendek dan bersifat semu.
Dalam kehidupan manusia, cinta menampakkan diri dalam berbagai bentuk. Kadang-kadang seseorang mencintai dirinya sendiri. Kadang-kadang mencintai orang lain. Atau juga mencintai anak dan istrinya, hartanya, Allah dan rasul-Nya. Cinta terbagi atas berbagai bentuk, antara lain sebagai berikut:
*        Cinta persaudaraan, diwujudkan manusia dalam tingkah atau perbuatannya. Cinta persaudaraan tidak mengenal adanya batas-batas manusia berdasarkan SARA.
*   Cinta Keibuan, kasih sayang yang bersumber pada cinta seorang ibu terhadap anaknya.
*    Cinta Erotis, kasih sayang yang bersumber dari cinta erotis (birahi) merupakan sesuatu yang sifatnya khusus sehingga memperdayakan cinta yang sesungguhnya. Namun, bila orang yang melakukan hubungan erotis tanpa disadari rasa cinta, didalamnya sama sekali tidak mungkin timbul rasa kasih sayang.
*        Cinta Diri Sendiri, yaitu cinta yang bersumber dari diri sendiri. Cinta kepada diri sendiri bernilai positif jika mengandung makna bahwa seseorang dapat mengurus dirinya dalam kebutuhan jasmani dan rohani.
*        Cinta terhadap Allah. 

Cinta Menurut Ajaran Agama

Cinta diri. Cinta diri erat kaitannya dengan dorongan menjaga diri. Al Quran telah mengungkapkan cinta alamiah manusia terhadap dirinya sendiri ini, kecendrungannya untuk menuntut segala sesuatu yang bermanfaat dan berguna bagi dirinya, dan menghindari diri dari segala sesuatu yang membahayakan kesalahan dirinya, melalui ucapan Nabi Muhammad SAW, bahwa seandainya beliau mengetahui hal-hal gaib, tentu beliau akan memperbanyak hal-hal baik bagi dirinya dan menjauhkan dirinya dari segala keburukan.
1)   Cinta kepada sesama manusia

Agar manusia dapat hidup dengan penuh keserasian dan keharmonisan dengan 

manusia lainnya, tidak boleh tidak ia harus membatasi cintanya pasa diri sendiri 

dan egoismenya. Allah ketika memberi isyarat tentang kecintaan manusia pada 

dirinya sendiri, seperti yang tampak pada keluh kesahnya apabila ia tertimpa 

kesusahan dan usahanya yang terus menurus untuk memperoleh kebaikan serta 

kebakhilannya dalam memberikan sebagian karunia yang diperolehnya, setelah itu 

Allah langsung memberi pujian kepada orang-orang yang berusaha untuk tidak 

berlebih-lebihan dalam cintanya kepada diri sendiri dan melepaskan diri dari 

gejala-gejala itu.

2)  Cinta Sexual
  
   Cinta erat kaitannya dengan dorongan seksual. Sebab ialah yang bekerja dalam 

   melestarikan kasih sayang, keserasian, dan kerjasama ntara suami dan istri. Ia 

   merupakan factor yang primer bagi kelangsungan hidup keluarga : “Dan diantara 

   tanda-tanda kekuasaannya ialah dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu 

   sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan 

   dijadikannya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang 

   demikian itu benar- benar terdapat tanda-tanda bagi yang berpikir. QS, Ar-

   Rum, 30:21) Dorongan seksual melakukan suatu fungsi penting, yaitu 

   melahirkan keturunan demi kelangsungan jenis. Lewat dorongan seksual 

   terbentuk keluarga.

3)  Cinta kebapaan

Mengingat bahwa antara ayah dengan anak-anaknya tidak terjalin oleh iktan-

ikatan fisiologis seperti yang menghubungkan si ibu dengan anak-ankanya, maka 

para ahli ilmu jiwa modern berpendapat bahwa dorongan kebapakan bukanlah 

dorongan fisiologis seperti halnya dorongan keibuan, melaikan dorongan psikis. 

Cinta kebapakan dalam Al-Qur’an diisyaratkan dalam kasih nabi Nuh as. Betapa 

cintanya ia kepada anaknya, tampak jelas ketika ia memanggilnya dengan penuh 

rasa cinta. Kasih sayang, dan belas kasihan, untuk naik ke perahu agar tidak 

tenggelam ditelan ombak :


 “…Dan nuh memanggil anaknya – sedang anak itu berada di tempat yang jauh 

terpencil – : “Hai…anakku, naiklah (kekapal) bersama kami dan janganlah kamu 

berada bersama-sama orang-orang yang kafir”.(QS, Yusuf, 12:84)

Cinta kepada Rasul
Cinta kepada rasul, yang ditulis Allah sebagai rahmh bagi seluruh alam semesta, menduduki peringkt ke dua setelah cinta kepada Allah. Ini karena Rasul merupakan ideal sempurna bagi manusia baik dalam tingkah laku, moral, maupun berbagai sifat luhur lainnya.

Kasih Sayang

Kata kasih dan sayang itu mengandung pengertian yang sangat luas. Dan yang pasti setiap insan manusia perlu tahu dan mengerti apa makna kasih sayang yang sebenarnya, sekaligus memilikinya di dalam sanubari. Seseorang akan terlanda kekeringan jiwa jika hidup tanpa memiliki kasih maupun sayang. Apapun yang terjadi, pasti dia akan selalu ingin cintai sekaligus mencintai orang lain. Dari pertama kali lahir di dunia sampai ajal menjemput.

Yang dimaksud dengan kasih dan sayang di sini bukan sekadar hubungan cinta atau asmara antara seorang laiki-laki dan perempuan saja. Namun lebih bersifat universal. Sehingga hal ini bisa terjadi terhadap sahabat, saudara, keluarga dan lain-lain. Dan yang perlu ditekankan adalah, bahwa kasih dan sayang yang tulus itu selalu punya sifat yang ikhlas dan lebih banyak memberi daripada menerima. Kepentingan diri sendiri sering dinomor duakan demi memberi kebahagiaan pada orang yang dikasih dan disayanginya.

Kemesraan

Kemesraan berasal dari kata mesra yang berarti erat atau karib sehingga kemesraan berarti hal yang menggambarkan keadaan sangat erat atau karib. Kemesraan juga bersumber dari cinta kasih dan merupakan realisasi nyata. Kemesraan dapat diartikan sama dengan kekerabatan, keakraban yang dilandasi rasa cinta dan kasih.

Tingkatan kemesraan dapat dibedakan berdasarkan umur, yaitu:

1)   Kemesraan dalam Tingkat Remaja, terjadi dalam masa puber atau genetal pubertas yaitu dimana masa remaja memiliki kematangan organ kelamin yang menyebabkan dorongan seksualitasnya kuat.

2)  Kemesraan dalam Rumah Tangga, terjadi antara pasangan suami istri dalam perkawinan. Biasanya pada tahun tahun wal perkawinan, kemesraan masih sangat terasa, namun bisa sudah agak lama biasanya semakin berkurang.

3)  Kemesraan Manusia Usia Lanjut, Kemsraan bagi manusia berbeda dengan pada usia sebelumnya. Pada masa ini diwujudkan dengan jalan – jalan dan sebagainya.

Pemujaan

Pemujaan berasal dari kata puja yang berarti penghormatan atau tempat memuja kepada dewa – dewa atau berhala. Dalam perkembangannya kemudian pujaan ditujukan kepada orang yang dicintai, pahlawan dan Tuhan YME. Pemujaan kepada Tuhan adalah perwujudan cinta manusia kepada Tuhan, karena merupakan inti , nilai dan makna dari kehidupan yang sebenarnya.

Cara Pemujaan dalam kehidupan manusia terdapat berbagai perbedaan sesuai dengan ajaran agama, kepercayaan, kondisi dan situasi. Tempat pemujaan merupakan tempat komunikasi manusia dengan Tuhan. Berbagai seni sebagai manifestasi pemujaan merupakan suatu tambahan tersendiri dalam terciptanya kehidupan yang lebih indah.

Belas Kasihan

Belas kasih (composian)adalah kebajikan -satu di mana kapasitas emosional empati dan simpati untuk penderitaan orang lain dianggap sebagai bagian dari cinta itu sendiri, dan landasan keterkaitan sosial yang lebih besar dan humanisme-dasar ke tertinggi prinsi-prinsip dalam filsafat, masyarakat, dan kepribadian .  Ada aspek belas kasih yang menganggap dimensi kuantitatif, seperti individu belas kasih yang sering diberi milik kedalaman,kekuatan atau gairah.

Lebih kuat dari empati , merasakan umumnya menimbulkan aktif keinginan untuk meringankan penderitaan orang lain. Hal ini sering, meskipun tidak pasti, komponen kunci dalam apa yang memanifestasikan dalam konteks sosial .Dalam etika istilah, berbagai ungkapan bawah usia yang disebut Golden Rule mewujudkan oleh implikasi prinsip kasih sayang: untuk orang lain apa yang Anda ingin mereka lakukan untuk  Anda.

Cinta Kasih Erotis

Cinta kasih erotis adalah kehausan akan penyatuan yang sempurna, akan penyatuan dengan seseorang lainnya.Pada hakekatnya cinta kasih tersebut bersifat ekslusif, bukan universal, dan juga barangkali merupakan bentuk cinta kasih yang paling tidak dapat di percaya.

Pertama-tama cinta kasih erotis kerap kali di campurbaurkan dengan pengalaman yang eksplosif berupa jatuh cinta, yaitu keruntuhan tiba-tiba tembok yang sampai waktu itu terdapat diantara 2orang yang asing 1sama lain. Tetapi seperti yang telah di katakan terlebih dahulu, pengalaman intimitas, kemesraan yang tiba-tiba ini pada hakekatnya hanyalah sementara saja. Dalam cinta kasih erotis terdapat ekskllusivitas yang tidak terdapat dalam cinta kasih persaudaraan dan cinta kasih keibuan.

Ciri-ciri eksklusif dalam cinta kasih erotis ini perlu di bicarakan lebih lanjut. Kerap kali eksklusivitas dalam cinta kasih erotis di salah tafsirkan dan di artikan sebagai suatu ikatan hak milik. Cinta kasih erotis apabila ia benar-benar cinta kasih, mempunyai 1 pendirian, yaitu bahwa seseorang sungguh-sungguh mencintai dan mengasihi dengan jiwanya yang sedalam-dalamnya, dan menerima pribadi orang lain yang sedalam-dalamnya.


SUMBER :



-     
-    
-     






0 komentar:

Posting Komentar

Next Prev
▲Top▲