IDENTITAS FILM :
-Tanggal Rilis à 17 Oktober 2013 (Indonesia)
-Genre à
Action, Thriller
-Durasi à 134
menit
-Sutradara à Paul Greengrass
-Pemain à Tom
Hanks & Barkhad Abdi
-Studio à
Michael De Luca Productions, Scott Rudin Productions,
Trigger Street Productions.
Captain
Phillips, sebuah film yang menanyangkan perjuangan seorang kapten dalam misi
penyelamatan kapal Maersk Alabama oleh 2 kapal kecil yang terdiri dari beberapa
perompak bersenjata dari Somalia. Film ini dibintangi oleh Tom Hanks, seorang
aktor menawan yang merupakan aktor kawakan pemenang duakali piala Oscar. Dalam
film ini Tom Hanks berperan sebagai kapten Phillips –Richard Phillips- yang
menunggangi kapal Maersk Alabama yang bermuatan 17.000 metrik ton kargo dengan
jumlah awak 20 orang. Kala itu kapal tersebut sedang berlayar menuju Mombasa,
Kenya. Sebelum pembajakan terjadi, kapten Phillips dan ke-20 orang awak kapal
sudah melakukan training sehari sebelumnya tentang bagaimana menghadapi para
bajak laut (anti-piracy training). Training tersebut mencakup anti-terror,
basic safety, first aid dan lain-lain.
Keesokan
harinya tepat tanggal 08 April 2009, alarm peringatan pun berbunyi, 2 kapal
kecil terlihat membuntuti kapal Maersk Alabama tersebut. Kapten Phillips
langsung berinisiatif menghubungi Angkatan Laut Amerika untuk mengabarkan
kondisi gawat darurat kapal Maersk Alabama saat ini. Berbagai cara dilakukan oleh kapten Phillips
dan kru-krunya. Berbagai arahan disampaikan kapten kepada para kru agar tetap
bekerja sama untuk melawan para bajak laut. kekuatan tim work mereka saat itu
perlahan mebuahkan hasil. Dua kapal kecil tersebut mulai kehilangan kendali,
namun masih ttap bisa bertahan. Malam mulai larut, Kapten Phillips dan kru
berkumpul di ruangan. Terdengar beberapa kru yang menggerutu karena kejadian
yang mereka alami, cemas, panik dan ketidaknyamanan mulai menguasai ruangan
tersebut. Adu mulut pun terjadi, sang kapten berusaha untuk membuat para
kru-krunya merasa tenang, salah satunya dengan cara meyakinkan mereka bahwa
mereka akan segera mendapatkan penerbangan pertama menuju kampung halaman
masing-masing. Pada dasarnya penawaran yang kapten Phillips berikan saat itu
hanya untuk menenangkan para kru yang sedang panik.
Malam
berganti pagi, para bajak laut kembali membuntuti kapal Meirsk Alabama namun
hanya dengan 1 kapal kecil yang terdiri dari 4 orang bajak laut bersenjata.
Kapten mengarahkan untuk melakukan trik yang telah mereka lakukan dihari
sebelumnya, namun tidak membuahkan hasil. serentak kapten Phillips
memerintahkanmike Perry yang merupakan Chief Engineer (C/E) membawa 14
orang awak kapal untuk disembunyikan di dalam “secure room” yang terletak di
lantai dasar ruang mesin. Di sisi lain,
ke-4 orang bajak laut tersebut berhasil menguasai kapal Maersk Alabama.
Pembajakan terjadi seharian penuh yang dihiasi dengan perang mulut antara kedua
belah pihak. Kemarahan kapten bajak laut memuncat ketika mesin kapal mati
secara tiba-tiba, ia memerintahkan kapten Phillips untuk menggeledah kapal
Alabama agar menemukan para kru. Dalam
pencarian para kru, salah satu anggota bajak laut yang berusia sangat muda
terinjak pecahan beling yang sengaja diletak oleh para kru. Kemarahan kapten
bajak laut semakin memuncak. Kapten Phillips menawarkan kesepakatan untuk
memberikan mereka uang sebesar 30.000 dollar, namun kapten bajak laut menolaknya dan meminta uang yang lebih. Darah pada luka yang diderita anggota bajak
laut terus mengalir, kapten bajak laut memerintahkan kapten Phillips untuk
membawa anak buahnya ke atas dan meninggalkan dia sendiri. kapten bajak laut
tertangkap, kemarahan anggota bajak laut yang lain turut memuncak, lalu kapten
Phillips memberikan penawaran lagi yaitu uang 30.000 dollar dan sekoci untuk
transport agar meninggalkan kapal Maersk Alabama dan kembali ke Somalia. Namun
kesepakatan tersebut diingkari dengan menyandera kapten Phillips.
Selama
di dalam sekoci kapten Phillips mengobati anggota bajak laut yang terluka
akibat pecahan beling tadi. Keesokan harinya, Angkatan Laut Amerika yang
dibantu oleh psukan katak, USS Boxer & USS Halyburton bergegas dalam misi
penyelamatan kapten Phillips. Misi penyelamatan kapten Phillips tidak berjalan
mulus, berbagai kesepakatan diberikan untuk membujuk agar kapten bajak laut mau
bernegosiasi kepada Angkatan Laut Amerika hingga kondisi kapten Phillips yang
sedang terancam karena salah satu anggota berniat menembak kapten Philips yang
saat itu sedang menyerang anggota lain dari bajak laut tersebut. suasana
semakin menegangkan, Angkatan laut tidak bisa menahan lagi, tembakan langusng
diarahkan pada ketiga target bajak laut. cipratan darah tersebar di dalam
sekoci, shok, perasaan panik, kalut, takut, trauma berkumpul menjadi satu pada
kapten Phillips. Saat itu kapten phillips dibawa ke klinik untuk diperiksa. Di
dalam ruangan kapten philips masih shok dengan kejadian yang telah ia alami.
Ekspresi yang ditunjukkan hanya menangis sembari menjawab pertanyaan yang
dilontarkan perawat kepadanya. Diwaktu yang sama kapten bajak laut ditangkap
oleh angkatan laut Amerika untuk menyerahkannya ke Departemen Kehakiman dan
membawa kapten bajak laut ke Amerika untuk mempertanggung jawabkan
perbuatannya.
DEFINISI KONSENSUS
Konsensus adalah
sebuah frasa untuk menghasilkan atau menjadikan sebuah kesepakatan yang
disetujui secara bersama-sama antarkelompok atau individu setelah adanya
perdebatan dan penelitian yang dilakukan dalam kolektif intelijen untuk
mendapatkan konsensus pengambilan keputusan. Konsensus
yang dilakukan dalam gagasan abstrak, tidak mempunyai implikasi terhadap
konsensus politik praktis akan tetapi tindak lanjut
pelaksanaan agenda akan lebih mudah dilakukan dalam memengaruhi konsensus
politik.
Konsensus bisa
pula berawal hanya merupakan sebuah pendapat atau gagasan yang kemudian
diadopsi oleh sebuah kelompok kepada kelompok yang lebih besar karena
bedasarkan kepentingan (seringkali dengan melalui sebuah fasilitasi) hingga
dapat mencapai pada tingkat konvergen keputusan yang akan dikembangkan.
TEORI KONSENSUS
Tokoh sosisologi yang dikenal
dengan teori konsensus adalah Emile Durkheim, karenaia banyak berbicara tentang
solidaritas sosial dalam masyarakat berdasarkan nilai-nilai moralitas dan
agama.
Berdasarkan konsep solidaritas
sosial sebagai wujud konsensus masyarakat, maka hubungan individu dibangun
sesuai dasar-dasar moral, agama, kepercayaan, trasisi atauadat istiadat yang
sudah diakui serta dianut oleh masyarakat. Secara antropologis, Durkheim
melihat perlunya alat perekat solidaritas atas dasar konsensus masyarakat yana
bisa mewujudkan integrasi, dalam hal ini adalah paham-paham kolektif, yang
bersumber dari paham-paham individual. Melalui proses internalisasi,
sosialisasi, institusionalisasi dan sangsi-sangsi sosial, paham individual
berkembang serta diakui menjadi paham kolektif yang pada akhirnya bisa menjadi
kekuatan memaksa. (Prof. Dr. H. Abdullah Ali, 2007)
KONSEP KONSENSUS DALAM PARADIGMA SOSIOLOGI
Sebuah paradigma merupakan gambaran dasar dari pokok
perhatian dalam sebuah ilmu. Paradigma adalah konsensus yang terluas di dalam
sebuah ilmu dan berfungsi untuk membedakan sebuah komunitas ilmiah dari yang
lain. Lebih lanjut, George Ritzer memaparkan beberapa fungsi paradigma, yakni;
mendefinisikan apa yang harus dikaji, pertanyaan apa yang harus ditanyakan,
bagaimana untuk menanyakannya, kaidah-kaidah apa yang harus diikuti dalam
menginterpretasikan jawaban yang didapatkan. (Ritzer, 2012: 1151) Paradigma
mencakup elemen-elemen penting yang membangunnya. Elemen termaksud ialah;
teori, subject matter, metode, dan eksemplar. Teori meliputi konsep,
variabel, dan proposisi. Subject matter adalah apa yang dikaji dalam
ilmu tersebut. Metode adalah cara pengkajian, termasuk instrumen di dalamnya.
Kemudian eksemplar adalah karya ilmiah yang menjadi model.
Ada tiga faktor yang menyebabkan terjadinya perbedaan paradigmatik dalam sosiologi :
1.
perbedaan pandangan pandangan filsafat yang mendasari
pemikiran masing-masing sosiolog tentang pokok persoalan yang semestinya
dipelajari sosilogi.
2.
Akibat logis yang pertama, maka teori-teori yang
dibangun dan dikembangkan masing-masing komunitas ilmuwan berbeda.
3.
Metode yang dipakai untuk memahami dan menerangkan
substansi disiplin inipun berbeda. Atas dasar perbedaan pandangan mengenai apa
yang semestinya dipelajari dalam sosiologi itulah terdapat tiga paradigma
sosiologi dewasa ini yaitu, paradigma fakta sosial, paradigma definisi sosial
dan paradigma perilaku sosial.
PARADIGMA FAKTA SOSIAL
Paradigma
fakta sosial pada dasarnya sejalan dengan organisisme sosial, yang menganggap
bahwa masyarakat atau kelompok masyarakat ibarat satu tubuh. Dalam satu tubuh,
sel yang satu dengan sel yang lain saling melengkapi, kendati memiliki peran
yang beragam. Pendekatan organis yang masih terlalu filosofis tersebut,
diteoretiskan dalam fungsionalisme struktural. Ide pokok kaum fungsionalis
strukturalis ialah bahwa kelompok sosial merupakan suatu sistem yang diikat
oleh konsensus. Di dalam setiap sistem pun senantiasa terjadi konflik. Bahkan
dalam perspektif Dahrendorf, sistem justru lahan utama bagi konflik. Setiap
individu atau kelompok yang tidak terhubung dalam sistem tidak akan mungkin
terlibat dalam konflik. (Susan, 2009: 49) Begitu pula dalam keluarga, yang
merupakan suatu sistem dengan ciri khasnya berupa pola dan konsensus. Setiap
keluarga memiliki pola tersendiri dan konsensus yang berbeda dari keluarga
lainnya. Kendati demikian kedua elemen termaksud tetap harus ada sebagai fondasi
sistem. Sepakat pula dengan Ralf Dahrendorf bahwa setiap sistem, dalam hal ini
keluarga, selalu terjadi konflik di dalamnya. Resolusinya adalah dengan
menganalisa peran tiap anggota, kemudian membentuk konsensus baru.
PARADIGMA DEFINISI SOSIAL
Paradigma Definisi Sosial menempatkan pokok persoalan
sosiologi adalah proses pendefinisian sosial dan akibat-akibat dari suatu aksi
serta interaksi sosial. Exemplar paradigma ini adalah karya Max Weber tentang
tindakan sosial (social action) Paradigma Definisi Sosial secara pasti
memandang manusia sebagai orang yang aktif menciptakan kehidupan sosialnya
sendiri. Ada tiga teori yang termasuk dalam paradigma ini yaitu : teori aksi
sosial, teori interaksionisme simbolik dan teori fenomenologi.
1.
Teori Aksi, tokoh yang terkenal pada teori ini adalah
Max Weber. Asumsi pada teori ini
menyatakan bahwa :
-
tindakan manusia muncul dari kesadarannya sebagai
subjek atau individu yang memiliki kesadaran.
-
Sebagai subjek, manusia bertindak untuk mencapai
tujuan-tujuan tertentu.
-
Kelangsungan tinfakan manusia hanya dibatasi oleh
kondisi yang tida bisa diubah oleh diri manusia itu sendiri. sebuah tindakan
individu itu berlangsung terus menerus hingga ada halangan serius yang membuat
individu tidak bisa berbuat apa-apa lagi.
-
Individu memiliki kemampuan memilih, menilai dan
mengevaluasi tindakan yang akan, sedang dan telah dilakukannya.
-
Pertimbangan-pertimbangan moral, ekonomi dan sosial
biasanya muncul pada saat pengambilan keputusan.
2.
Teori Interaksionisme Simbolek, teori ini menyatakan
bahwa dalam berinteraksi manusia atau
individu tersebut tidak hanya memberi reaksi terhadap tingkah laku atau
perbuatan individu lain, melainkan lebih menafsirkan atau menginterpretasikan
terlebih dahulu sebelum bertindak. Disinilah letak perbedaan manusia/individu
dengan hewan. Menurut teori ini, reaksi pada diri manusia / individu terjadi
melalui 3 tahap yaitu aksi, interpretasi dan reaksi.
3.
Teori Fenomenologi, teori ini menyatakan bahwa
manusia/ individu bisa menciptakan dunia sosialnya sendiri dengan memberikan
arti kepada perbuatan-perbuatan tersebut. Teori ini muncul sebagai reaksi atas
anggapan yang memandang bahwa manusia / individu dibentuk oleh kekuatan-kekuatan sosial yang
mengitarinya.
PARADIGMA PERILAKU SOSIAL
Paradigma
Perilaku Sosial menempatkan pokok persoalan sosiologi ialah perilaku dan
perulangannya. Bagi paradigma ini perilaku sosial individu kurang sekali
memiliki kebebasan. Ada dua toeri yang termasuk dalam paradigma ini yaitu teori
sosiologi behavioral dan teori pertukaran (exchange theory) (cari
penjelasannya terotinya). Paradigma Perilaku Sosial lebih banyak menggunakan
metode eksprimen dalam penelitiannya.
Film yang berjudul Captain Phillips ini kami ambil sebagai
sampel salah satu dari banyak contoh film yang berkaitan dengan teori konsensus
yang dibahas. Asalan kami mengambil film ini karena sepanjang cerita dalam film
ini cukup banyak menampilkan situasi dimana suatu kelompok sosial melakukan
kesepakatan-kesepakatan yang disetujui
bersama-sama antarkelompok atau individu stelah adanya konsensus
pengambillan keputusan. Misalnya saat adegan pembajakan pertama para bajak laut
yang membuat para kru panik, dan saling menggerutu karena merasa posisi mereka
sedang tidak aman. Lalu sang kapten memberikan kesepakatan dengan tujuan untuk
meredakan kepanikan para krunya yaitu dengan cara meyakinkan mereka bahwa
mereka akan segera mendapatkan penerbangan pertama menuju kampung halaman
masing-masing setelah mereka sampai di Mombasa. Kondisi seperti ini menunjukkan
bahwa terjadi sebuah kesepakatan antara kapten Phillips dengan para kru.
Kemudian antara kapten bajak laut dengan kapten Philips, antara kelompok kapten
Phillips dengan kelompok Kapten bajak laut. lalu terjadi beberapa konflik.
Konflik yang terjadi ini sedikit berkaitan dengan teori konflik. Konflik adalah
pejuangan mengenai nilai serta tuntutan atas status, kekuasaan dan sumber daya
yang brsifat langka dengan maksud menetralkan, mencederai atau melenyapkan
kawan.
George Vold, berpendapat bahwa
setiap orang itu pada hakikatnya mempunyai kepentingan yang sama dalam bersatu
untuk membentuk sebuah kelompok dalam upaya mendorong kepentingan mereka ini
dalam arena politik. Gagasan Vold menerangkan bahwa tiap-tiap kelompok
mempunyai berbagai kepentingan dan sering sekali yang bertentangan sehingga
dapat menimbulkan konflik. Ketika kelompok tersebut mempunyai kepentingan yang
sama, maka konflik dapat diselesaikan melalui kompromi yang memberikan
stabilitas kepada sebuah masyarakat. Namun, ketika kelompok tersebut mempunyai
kekuatan yang berbeda, maka satu kelompok tersebut bisa menang dengan kekuatan
penuh dari negara untuk meaksanakan kepentingan kelompok itu.
Berbicara mengenai
konflik yang berkaitan tentang konsensus, dalam buku karangan (Saifunddin,
2006), Emile Durkheim memandang tujuan dari tindakan moral adalah
melestarikan masyarakat. Suatu tindakan moral harus mengikuti aturan untuk
memenuhi kepentingan pelakunya. Oleh karena aturan-aturan moral itu dimiliki
bersama oleh para anggota suatu masyarakat.. Durkheim mengatakan bahwa konsensus moral adalah kondisi yang diperlukan bagi mewujudkan
keteraturan sosial adalah salah satu postulat teori sosial fungsional. (Alfinuha, 2014)
Alur cerita film ini praktis
hampir seluruhnya adalah di atas laut. Ditampilkan secara detail tentang
bagaimana sikap seorang kapten kapal senior dan berpengalaman (Kapten Phillips
diperankan oleh Tom Hanks) dalam menghadapi tekanan dan sikap tak sabar empat
bajak laut Somalia yang berhasil naik ke atas kapal. Bagaimana hebatnya mereka
bertahan untuk tidak membuat keselahan sekecil apapun, mengingat moncong
senapan senantiasa terarah di depan wajah mereka. Dalam situasi seperti ini
memang penting diingat untuk tidak berusaha menjadi pahlawan dengan cara
melawan secara membabibuta.
Sepanjang film ini dipenuhi
dengan adegan drama bagaimana kapten Phillips
berjuang melawan bajak laut, baik
secara akal maupun secara mental. Sebelum empat bajak laut asal Somalia itu
berhasil naik ke atas kapal, Captain Phillips dan awak kapal Maersk Alabama
berhasil membuat satu boat milik para pembajak berbalik arah, lantas lari
tunggang langgang karena diperdaya kapten dengan komunikasi rekayasa,
seakan-akan sudah berhubungan dengan militer dan mereka akan segera di tolong
oleh pasukan tempur Amerika.
Intensitas film ini sangat
terjaga dengan mantap mulai dari awal hingga akhir cerita. Pemilihan pemainnya
sangat tepat, pengambilan gambarnya sangat bagus, serta penulisan cerita yang
juga amat mengagumkan. Adegan-adegan penutup film ini, membuktikan bahwa memang
benar Tom Hanks adalah salah satu aktor terbaik yang pernah ada.
Alfinuha, S. (2014, 05 15).
Konsensus dan Konflik. Dipetik 10 21, 2014, dari Kompasiana Sosbud:
http://m.kompasiana.com/post/read/655621/2/konsensus-dan-konflik.html
Prof. Dr. H. Abdullah Ali, M. (2007). Sosiologi Pendidikan dan
Dakwah. Cirebon: Stain Press Cirebon.
Saifunddin, A. (2006). Antropologi Kontmporer; Suatu Pengantar
Kritis Mengenai Paadigma. Jakarta: Prenada Media Group.
http://www.academia.edu/2304599/Paradigma_Sosiologi