TEORI
KEPRIBADIAN SEHAT
Tulisan
ke-3 (Rogers)
NAMA : MAHARANI
KELAS : 2PA03
NPM :
15513216
Carl Roger adalah
seorang psikolog yang terkenal dengan pendekatan terapi klinis yang berpusat
pada client. Rogers lahir di Oak Park, Illinois 08 Januari 1902. Rogers terkenal
sebagai seornag tokoh psikologi humasni, aliran fenomenologis-eksistensial, psikolog
klinis dan terapis, ide-ide dan konsep teorinya banyak didapatkan dalam
pengalaman terapeutiknya. Ide pokok dari teori –teori Rogers yaitu individu memiliki
kemampuan dalam diri sendiri untuk mengerti diri, menentukan hidup, dan
menangani masalah–masalah psikisnya asalkan konselor menciptakan kondisi yang dapat
mempermudah perkembangan individu untuk
aktualisasi diri.
Menurut Rogers motivasi
orang yang sehat adalah aktualisasi diri. Jadi manusia yang sadar dan rasional tidak
lagi dikontrol oleh peristiwa kanak-kanak seperti yang diajukan oleh aliran Freudian, misalnya toilet trainning, penyapihan ataupun
pengalaman seksual sebelumnya. Rogers lebih
melihat pada masa sekarang, dia berpendapat bahwa masa lampau memang akan mempengaruhi
cara bagaimana seseorang memandang masa sekarang yang akan mempengaruhi juga kepribadiannya.
Namun ia tetap berfokus pada apa yang terjadi
sekarang bukan apa yang terjadi pada waktu itu.
Rogers dikenal juga
sebagai seorang fenomenologis, karena ia sangat menekankan pada realitas yang
berarti bagi individu. Realitas tiap orang akan berbeda–beda tergantung pada pengalaman–pengalaman
perseptualnya. Lapangan pengalaman ini disebut dengan fenomenal field.
Rogers menerima istilah self sebagai fakta dari lapangan fenomenal
tersebut.
Konsep diri (self
concept) menurut Rogers adalah bagian sadar dari ruang fenomenal yang
disadari dan disimbolisasikan, dimana “aku“ merupakan pusat referensi setiap
pengalaman. Konsep diri merupakan bagian inti dari pengalaman individu yang
secara perlahan dibedakan dan disimbolisasikan sebagai bayangan tentang diri
yang mengatakan “apa dan siapa aku sebenarnya“ dan “apa yang sebenarnya harus
saya perbuat“. Jadi, self concept adalah kesadaran batin yang tetap,
mengenai pengalaman yang berhubungan dengan aku dan membedakan aku dari yang
bukan aku.
Konsep diri ini
terbagi menjadi 2 yaitu konsep diri real dan konsep diri ideal. untuk
menunjukkan apakah kedua konsep diri tersebut sesuai atau tidak, Rogers
mengenalkan 2 konsep lagi yaitu:
1. Incongruence Incongruence adalah ketidakcocokan antara self
yang dirasakan dalam pengalaman aktual
disertai pertentangan dan kekacauan batin.
2.
Congruence
Congruence
berarti situasi dimana pengalaman diri diungkapkan dengan seksama dalam sebuah
konsep diri yang utuh, integral, dan sejati.
Menurut Rogers, para
orang tua akan memacu adanya incongruence ini ketika mereka memberikan
kasih sayang yang kondisional kepada anak-anaknya. Orang tua akan menerima anaknya
hanya jika anak tersebut berperilaku sebagaimana mestinya, anak tersebut akan
mencegah perbuatan yang dipandang tidak bisa diterima. Disisi lain, jika orang
tua menunjukkan kasih sayang yang tidak kondisional, maka si anak akan bisa
mengembangkan congruence-nya. Remaja yang orang tuanya memberikan rasa
kasih sayang kondisional akan meneruskan kebiasaan ini dalam masa remajanya
untuk mengubah perbuatan agar dia bisa diterima di lingkungan.
Dampak dari incongruence
adalah Rogers berfikir bahwa manusia akan merasa gelisah ketika konsep diri
mereka terancam. Untuk melindungi diri mereka dari kegelisahan tersebut,
manusia akan mengubah perbuatannya sehingga mereka mampu berpegang pada konsep
diri mereka. Manusia dengan tingkat incongruence yang lebih tinggi akan
merasa sangat gelisah karena realitas selalu mengancam konsep diri mereka
secara terus menerus. Setiap manusia memiliki kebutuhan dasar akan kehangatan, penghargaan,
penerimaan, pengagungan, dan cinta dari orang lain. Perkembangan diri
dipengaruhi oleh cinta yang diterima saat kecil dari seorang ibu. Kebutuhan ini
disebut need for positive regard, yang terbagi lagi menjadi 2 yaitu conditional
positive regard (bersyarat) dan unconditional positive regard (tak
bersyarat).
è Jika individu menerima cinta tanpa
syarat, maka ia akan mengembangkan penghargaan positif bagi dirinya
Konsepsi Pokok Teori Rogers
(unconditional
positive regard) dimana
anak akan dapat mengembangkan potensinya untuk dapat berfungsi sepenuhnya.
è Jika tidak terpenuhi, maka anak akan
mengembangkan penghargaan positif bersyarat (conditional positive regard).
Dimana ia akan mencela diri, menghindari tingkah laku yang dicela, merasa
bersalah dan tidak berharga.
Rogers menggambarkan
pribadi yang berfungsi sepenuhnya
adalah pribadi yang mengalami
penghargaan positif tanpa syarat. Ini berarti dia dihargai, dicintai karena
nilai adanya diri sendiri sebagai person sehingga ia tidak bersifat
defensif namun cenderung untuk menerima diri dengan penuh kepercayaan. Konsepsi-konsepsi
pokok dalam teori Rogers adalah:
1. Organism, yaitu keseluruhan individu (the
total individual). Organisme memiliki sifat- sifat berikut:
- Organisme
beraksi sebagai keseluruhan terhadap medan phenomenal dengan maksud memenuhi
kebutuhankebutuhannya.
- Organisme
mempunyai satu motif dasar yaitu: mengaktualisasikan, mempertahankan dan mengembangkan
diri.
- Organisme
mungkin melambangkan pengalamannya, sehingga hal itu disadari, atau mungkin
menolak pelambangan itu, sehingga pengalaman-pengalaman itu tak disadari, atau
mungkin juga organisme itu tak memperdulikan pengalaman-pengalamannya.
2. Medan
phenomenal, yaitu keseluruhan
pengalaman (the totality of experience). Medan phenomenal punya sifat
disadari atau tak disadari, tergantung apakah pengalaman yang mendasari medan
phenomenal itu dilambangkan atau tidak. Self, yaitu bagian medan phenomenal yang terdiferensiasikan dan terdiri dari pola-pola pengamatan dan penilaian sadar daripada “I” atau “me”. Self mempunyai bermacam-macam
sifat:
-
Self berkembang dari interaksi organisme
dengan lingkungan.
- Self mungkin menginteraksikan nilai-nilai
orang lain dan mengamatinya dalam cara (bentuk) yang tidak wajar.
-
Self mengejar (menginginkan) consistency
(keutuhan/kesatuan, keselarasan).
-
Organisme
bertingkah laku dalam cara yang selaras (consistent) dengan self.
- Pengalaman-pengalaman
yang tak selaras dengan stuktur self diamati sebagai ancaman.
-
Self
mungkin berubah sebagai hasil dari pematangan (maturation) dan belajar.
Sifat Khas Orang yang Berfungsi
Penuh
Rogers mengemukakan lima sifat khas
dari seseorang yang berfungsi penuh:
1.
Keterbukaan
pada pengalaman
Bahwa
seseorang tidak bersifat kaku dan defensif melainkan bersifat fleksibel, tidak hanya menerima pengalaman yang diberikan oleh kehidupan, tapi juga dapat menggunakannya dalam membuka kesempatan lahirnya persepsi dan ungkapan- ungkapan baru.
2.
Kehidupan
eksistensial
Orang
yang tidak mudah berprasangka ataupun memanipulasi pengalaman melainkan menyesuaikan diri karena kepribadiannya terus-menerus terbuka kepada pengalaman baru.
3.
Kepercayaan
terhadap organisme orang sendiri
Bertingkah
laku menurut apa yang dirasa benar, merupakan pedoman yang sangat diandalkan
dalam memutuskan suatu tindakan yang lebih dapat diandalkan daripada faktor-faktor rasional atau intelektual.
4.
Perasaan
bebas
Semakin
seseorang sehat secara psikologis, semakin mengalami kebebasan untuk memilih
dan bertindak.
5.
Kreativitas
Seorang
yang kreatif bertindak dengan bebas dan
menciptakan hidup, ide dan rencana yang konstruktif, serta dapat mewujudkan
kebutuhan dan potensinya secara kreatif dan dengan cara yang memuaskan.
REFERENSI :
Psikologi kepribadian Penulis: Agus Sujanto; Penerbit: Bumi
Aksara
0 komentar:
Posting Komentar