TULISAN
7 (KESEHATAN MENTAL)
NAMA : MAHARANI
KELAS :
2PA03
NPM : 15513216STRESS
Stress
adalah perasaan tertekan yang dialami individu ketika mengalami suatu persoalan
atau masalah. Stress merupakan bentuk ketegangan dari fisik, psikis, emosi
maupun mental. Bentuk ketegangan ini mempengaruhi kinerja keseharian seseorang
yang dapat membuat produktivitas menurun, rasa sakit dan gangguan-gangguan
mental. Pada dasarnya, stress adalah sebuah bentuk ketegangan, baik fisik
maupun mental. Sumber stress disebut dengan stressor dan ketegangan yang di
akibatkan karena stress, disebut strain. Jadi dapat disimpulkan arti dari stress
itu sendiri adalah suatu kondisi yang mempengaruhi keadaan fisik atau psikis
seseorang karena adanya tekanan dari dalam ataupun dari luar diri seseorang
yang dapat mengganggu pelaksanaan kerja mereka.
Menurut
Handoko (1997), stress adalah suatu
kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi
seseorang. Stress yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk
menghadapi lingkungannya.
Arti Penting Strees :
Hans
Selye (1976) mendefinisikan stress sebagai suatu respon tubuh yang bersifat
tidak spesifik terhadap setiap tuntutan atau beban atasnya.
Berdasarkan pengertian tersebut seseorangg dapat dikatakan stress apabila
seseorang mengalami beban atau tugas yang berat tetapi orang tersebut tidak
dapat mengatasi tugas yang dibebankan itu, maka tubuh akan berespon dengan
tidak mampu terhadap tugas tersebut, sehingga orang tersebut dapat mengalami
stress. Respons atau tindakan ini termasuk respons fisiologis dan psikologis.
Efek-efek
stress menurut Hans selye :
Stress dapat
menyebabkan perasaan negatif atau yang berlawanan dengan apa yang
diinginkan atau mengancam kesejahteraan emosional. Stress dapat menggangu cara
seseorang dalam menyerap realitas, menyelesaikan masalah, berfikir secara
umum dan hubungan seseorang dan rasa memiliki. Terjadinya stress dapat
disebabkan oleh sesuatu yang dinamakan stressor,stressor ialah stimuli yang
mengawali atau mencetuskan perubahan. Stressor secara umum dapat
diklasifikasikan sebagai stressor internal atau eksternal.Stressor internal
berasal dari dalam diri seseorang (mis. Kondisi sakit,menopause, dll ).
Stressor eksternal berasal dari luar diri seseorang atau lingkuangan (mis.
Kematian anggota keluarga, masalah di tempat kerja, dll ).
Faktor-faktor
individual dan sosial yang menjadi penyebab stress :
1.
Diri seseorang
Sumber
yang ada dalam diri seseorang adalah kesakitan. Tingkatan stress yang muncul
tergantung pada rasa sakit dan umur inividu (sarafino,1990). Stress juga akan muncul dalam seseorang melalui
penilaian dari kekuatan motivasional yang melawan, bila seseorang mengalami
konflik. Konflik merupakan sumber stress yang utama.
2.
Keluarga
Stress
di sini juga dapat bersumber dari interaksi di antara para anggota keluarga (perselisihan
dalam masalah keuangan, perasaan saling acuh tak acuh, tujuan-tujuan yang
saling berbeda dll).
3.
Komunitas dan Lingkungan
Interaksi
subjek diluar lingkungan keluarga melengkapi sumber-sumber stress. Contohnya :
pengalaman stress anak-anak disekolah dan di beberapa kejadian kompetitif,
seperti olahraga. Sedangkan beberapa pengalaman stress oang tua bersumber dari
pekerjaannya, dan lingkungan yang stressful sifatnya.
4.
Pekerjaan dan stress
Hampir semua orang didalam kehidupan mereka mengalami stress
sehubungan denga pekerjaan mereka. Tidak jarang situasi yang ‘stressful’ ini
kecil saja dan tidak berarti, tetapi bagi banyak orang situasi stress itu
begitu sangat terasa dan berkelanjutan didalam jangka waktu yang lama.
Faktor-faktor yang membuat pekerjaan itu ‘stressful’ ialah :
§ Tuntutan
kerja, pekerjaan yang terlalu banyak dan membuat orang bekerja terlalu keras
dan lembur, karena keharusan mengerjakannya.
§ Jenis
pekerjaan, jenis pekerjaan itu sendiri sudah lebih ‘stressful’ dari pada jenis
pekerjaan lainnya. Pekerjaan itu misalnya : jenis pekerjaan yang memberikan
penilaian atas penampilan kerja bawahannya (supervisi), guru, dan dosen.
§ Pekerjaan
yang menuntut tanggung jawab bagi kehidupan manusia : contohnya tenaga medis
mempunyai beban kerja yang berat dan harus menghadapi situasi kehidupan dan
kematian setiap harinya. Membuat kesalahan dapat menimbulkan konsekuensi yang
serius.
Stress
yang berasal dari lingkungan, lingkungan yang dimaksud disni adalah lingkungan
fisik, seperti : kebisingan, suhu yang terlalu panas, kesesakan, dan angin
badai (tornado,tsunami). Stressor lingkungan mencakup juga stressor secara
makro seperti migrasi, kerugian akibat teknologi modern seperti kecelakaan lalu
lintas, bencana nuklir (Peterson dkk,
1991) dan faktor sekolah (Graham,1989).
The
General Adaptation Syndrome (GAS)
Dengan
bahasa latin, Hans Selye,M.D.
menjelaskan tahapan stress ini dan menyebutkan sebagaiThe General Adaptation
Syndrome (GAS), menurut Selye GAS
juga terdiri dari 3 tahap :
§ Reaksi
terkejut (alarm reaction) ketika tubuh mulai mendeteksi stimulus dari luar.
§ Adaptasi
(adaptation) ketika mengeluarkan perangkat pertahanan melawan sumber stress
(stressor).
§ Kelelahan
(exhaustion) ketika tubuh mulai kehabisan daya pertahanannya.
Tipe-tipe stress
1.
Tekanan
Paras tekanan yang dihasilkan
akan bergantung kepada sumber tekanan dan cara individu tersebut bertindak
balas. Tekanan mental adalah sebagian daripada kehidupan harian. Tekanan mental
yang sederhana boleh menjadi pendorong kepada satu-satu tindakan dan pencapaian
tetapi kalau tekanan mental anda itu terlalu tinggi, ia boleh menimbulkan
masalah sosial dan seterusnya menggangu kesehatan anda.
2.
Frustasi
Suatu harapan yang diinginkan
dan kenyataan yang terjadi tidak sesuai dengan yang diharapkan.
3.
Konflik
Secara sosiologis, konflik
diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga
kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan
menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
4.
Kecemasan Banyak pengertian/definisi yang
dirumuskan oleh para ahli dalam merumuskan pengertian tentang kecemasan.
Beberapa ahli yang mencoba untuk mengemukakan definisi kecemasan, salah satu
nya ada pendapat dari Maramis (1995)
menyatakan bahwa kecemasan adalah suatu ketegangan, rasa tidak aman,
kekhawatiran, yang timbul karena dirasakan akan mengalami kejadian yang tidak
menyenangkan. Pendapat lain disampaikan oleh Lazarus (1991) menyatakan bahwa kecemasan adalah reaksi individu
terhadap hal yang akan dihadapi. Kecemasan merupakan suatu perasaan yang
menyakitkan, seperti kegelisahan, kebingungan, dan sebagainya, yang berhubungan
dengan aspek subyektif emosi. Kecemasan merupakan gejala yang biasa pada saat
ini, karena itu disepanjang perjalanan hidup manusia, mulai lahir sampai
menjelang kematian, rasa cemas sering kali ada.
·
Pendekatan problem solving terhadap stress
Strategi
koping yang spontan mengatasi strees :
Dukungan
sosial dan konsep-konsep terkait, beberapa penulis meletakkan dukungan sosial
terutama dalam konteks hubungan yang akrab atau ‘kualitas hubungan’
(Winnubst dkk,1988). Menurut Robin & Salovey (1989) perkawinan dan keluarga
barangkali merupakan sumber dukungan sosial yang penting. Akrab adalah penting
dalam masalah dukungan sosial, dan hanya mereka yang tidak terjalin suatu
keakraban berada pada resiko. Para ilmuan lainnya menetapkan dukungan sosial
dalam rangka jejaring sosial. Wellman(1985) meletakkan dukungan
sosial didalam analisis jaringan yang lebih longgar : dukungan sosial yan hanya
dapat dipahami kalau orang tahu tentang struktur jaringan yang lebih luas yang
didalamnya seorang terintegrasi. Segi-segi struktural jaringan ini mencangkup
pengaturan-pengaturan hidup, frekuensi kontak, keikutsertaan dalam kegiatan
sosial, keterlibatan dalam jaringan sosial (Ritter,1988). Rook (1985)
menganggap dukungan sosial sebagai satu diantara fungsi pertalian (atau
ikatan) sosial. Segi-segi fungsional mencangkup : dukungan emosional,
mendorong adanya ungkapan perasaan, pemberian nasehat atau informasi, pemberian
bantuan material (Ritter, 1988). Ikatan-ikatan sosial menggambarkan
tingkat dan kualitas umum dari hubungan interpersonal.
Dukungan
sosial sebagai ‘kognisi’ atau ‘fakta sosial’, “Dukungan sosial terdiri dari
informasi atau nasehat verbal dan/atau non-verbal, bantuan nyata, atau tindakan
yang diberikan oleh keakraban sosial atau didapat karena kehadiran mereka dan
mempunyai manfaat emosional atau efek perilaku bagi pihak penerimaan”(Gottlieb,
1983).
Jenis
dukungan sosial :
1.
Dukungan emosional
2.
Dukungan penghargaan
3.
Dukungan instrumental
4.
Dukungan informatif
REFERENSI
Kartini Kartono,
2002. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Rineka Cipta
Fatimah, N. (2006). Psikologi
perkembangan. Bandung : Pusaka Setia.
0 komentar:
Posting Komentar