Manajemen sebagai sebuah proses pengaturan yang memiliki
berbagai elemen sumber daya yang kompleks, terutama sumber daya manusia yang
memiliki akal pikiran serta emosi yang dapat berubah sewaktu – waktu sehingga diperlukan
suatu bidang ilmu yang mengerti tentang hal ini untuk mengatasi problematika
yang sewaktu – waktu dapat muncul yang dapat mengganggu kinerja dari bagian
manajemen bahkan dapat mengganggu produktivitas kinerja organisasi sehingga
target dan tujuan tidak dapat tercapai dengan baik.
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa psikologi manajemen
adalah ilmu tentang bagaimana mengatur sumber daya yang ada untuk memenuhi
kebutuhan.
Setiap manajer pada tingkat yang berbeda berurusan
dengan hal-hal yang berbeda pula. Salah satu cara yang menggambarkan perbedaan
itu adalah dengan mengelompokkan para manajer sebagai berikut :
· Kelompok Eksekutif, Mereka menangani
persoalan-persoalan yang berkaitan dengan posisi perusahaan, kebutuhan
pelanggan, dan masyarakat.
· Manajer Menengah, Tugas mereka adalah
memastikan bahwa perusahaan beroperasi secara efektif dan efisien. Setiap unit
bekerja secara sinkron untuk mencapai tujuan perusahaan.
· Manajer Supervisi, para supervisor
berurusan dengan pelaksanaan pekerjaan secara langsung dengan mengkoordinasikan
pelaksanaan tugas melalui pengarahan dan balikan (feedback) yang efektif dan
efisien.
Karena setiap
manajemen memiliki fungsi dan titik berat masing-masing, ada kemungkinan
terjadinya konflik. Misalnya, Manajer Menengah mungkin sekali mendesain suatu
sistem atau prosedur baru yang berhasil baik bagi hampir semua karyawan. Contoh
lain, para eksekutif mungkin memiliki rencana pemasaran jangka panjang yang
menyebabkan para Manajer Menengah harus mengubah sistem operasi. Hal ini dapat
menimbulkan pekerjaan dan perhatian ekstra dari para Manajer Menengah.
Adakalanya para Manajer Menengah atau supervisor merasa bahwa keputusan yang
diambil para eksekutif tidak masuk akal. Dengan kata lain, perubahan yang
terjadi dalam perusahaan akan mempengaruhi semua tingkat manajemen. Kemungkinan
dapat terjadi konflik diantara tingkat manajemen. Namun, komunikasi yang
terpelihara dengan baik diantara semua tingkat manajemen dalam suatu perusahaan
akan dapat mencegah atau menanggulangi konflik yang terjadi.
Komunikasi
sangat mempengaruhi proses dalam mengatur dan mengelola tujuan yang akan
digapai oleh organisasi. Menurut Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson,
komunikasi adalah proses memahami dan berbagai makna.
Pendapat lain
dari Donald Byker dan Loren J. Anderson,
ia mengatakan bahwa komunikasi adalah berbagai
informasi antara dua orang atau lebih.
Secara
terminologi, komunikasi adalah proses mengirimkan informasi dan pemahaman dari satu anggota
organisasi ke yang lain melalui penggunaan simbol.
Jadi dari berbagai definisi di atas,
komunikasi adalah proses pengiriman dan pemahaman berbagai informasi antara dua
orang atau lebih; antara orang dengan kelompok / organisasi; antara anggota
kelompok dalam satu organisasi; antara anggota organisasi dengan anggota
organisasi yang lain melalui penggunaan berbagai makna dan simbol untuk
tercapainya tujuan dan target bersama.
Kata kunci
dalam komunikasi adalah pesan itu. Dari pesan itulah sebuah proses komunikasi
dimulai. Komunikasi terjadi karena ada pesan yang ingin atau harus disampaikan
kepada pihak lain.
Hal-hal yang harus ada
agar komunikasi bisa berlangsung dengan
baik disebut dengan komponen komunikasi. Laswell mengemukakan pendapatnya
tentang komponen-komponen komunikasi, diantaranya yaitu :
ü Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan
pesan kepada pihak lain.
ü Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh
satu pihak kepada pihak lain.
ü Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan kepada komunikan. dalam komunikasi antar – pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa
udara yang mengalirkan getaran nada/suara.
ü Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang menerima
pesan dari pihak lain
ü Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas
isi pesan yang disampaikannya.
ü Aturan yang disepakati para pelaku komunikasi tentang bagaimana komunikasi
itu akan dijalankan (Protokol)
Dalam proses komunikasi
dalam kehidupan organisasi, ada dua dimensi komunikasi, yaitu komunikasi
internal dan eksternal
·
Komunikasi internal
Komunikasi internal
organisasi adalah proses penyampaian pesan
antara anggota-anggota organisasi yang terjadi untuk kepentingan organisasi,
seperti komunikasi antara pimpinan dengan bawahan, antara sesama bawahan.
Proses komunikasi internal ini bisa berbentuk komunikasi antarpribadi ataupun
komunikasi kelompok. komunikasi juga
dapat dikatakan proses komunikasi primer maupun
sekunder (menggunakan media massa). Komunikasi internal ini lazim dibedakan
menjadi dua, yaitu:
1. Komunikasi vertikal, dalam komunikasi vertikal, pimpinan memberikan instruksi – instruksi, petunjuk –
petunjuk, informasi – informasi, dll kepada bawahannya. Sedangkan bawahan
memberikan laporan – laporan, saran – saran, pengaduan – pengaduan.
2. Komunikasi horizontal atau lateral, Komunikasi lateral ini memperlancar
pertukaran pengetahuan, pengalaman, metode, dan masalah. Hal ini membantu
organisasi untuk menghindari beberapa masalah dan memecahkan yang lainnya,
serta membangun semangat kerja dan kepuasan kerja.
·
Komunikasi eksternal
Komunikasi eksternal organisasi adalah komunikasi antara
pimpinan organisasi dengan khalayak di luar organisasi. Komunikasi eksternal
terdiri dari jalur secara timbal balik:
1. Komunikasi dari organisasi kepada khalayak. Komunikasi ini dapat melalui
berbagai bentuk, seperti: majalah organisasi; press release; artikel surat
kabar atau majalah; pidato radio; film dokumenter; brosur; leaflet; poster;
konferensi pers.
2. Komunikasi dari khalayak kepada organisasi. Komunikasi dari khalayak
kepada organisasi merupakan umpan balik sebagai efek dari kegiatan dan komunikasi
yang dilakukan oleh organisasi.
Fungsi Komunikasi
Secara fungsional, komunikasi
dilakukan demi ragam kepentingan atau tujuan, utamanya untuk:
1. Menyampaikan informasi (to inform).
2. Mendidik (to educate)
3. Mengibur (to entertaint)
4. Mempengaruhi (to influence).
Alur dan Komponen Komunikasi
1. Menyampaikan informasi (to inform).
2. Mendidik (to educate)
3. Mengibur (to entertaint)
4. Mempengaruhi (to influence).
Alur dan Komponen Komunikasi
Setiap komunikasi memiliki alur dan
komponen sebagai berikut:
1. Komunikator/Sender – Pengirim pesan
2. Encoding - Proses penyusunan ide menjadi simbol/pesan
3. Message - Pesan
4. Media/Channel – Saluran
5. Decoding - Proses pemecahan/ penerjemahan simbol-simbol
6. Komunikan/Receiver – Penerima pesan
7. Feed Back - Umpan balik, respon.
1. Komunikator/Sender – Pengirim pesan
2. Encoding - Proses penyusunan ide menjadi simbol/pesan
3. Message - Pesan
4. Media/Channel – Saluran
5. Decoding - Proses pemecahan/ penerjemahan simbol-simbol
6. Komunikan/Receiver – Penerima pesan
7. Feed Back - Umpan balik, respon.
Sumber :
indryawati.staff.gunadarma.ac.id
Ramadhan, R. (2012,
Desember). PENTINGNYA KOMUNIKASI DALAM SEBUAH ORGANISASI. Dipetik Oktober
30, 2013, dari http://resturamadhandream.blogspot.com/2012/12/pentingnya-komunikasi-dalam-sebuah.html
0 komentar:
Posting Komentar