SEJARAH ARTIFICIAL INTELLEGENCE & HUBUNGANNYA DENGAN KOGNISI MANUSIA
Makna kecerdasan secara umum adalah kemampuan untuk belajar atau mengerti dari pengalaman, memahami pesan yang kontradiktif dan ambigu, menanggapi dengan cepat dan baik atas situasi yang baru.
Bagaimana sejarah
kecerdasan buatan (artificial intelligence)?
Kecerdasan buatan merupakan bidang ilmu komputer yang
sangat penting di era kini dan masa akan datang untuk mewujudkan sistem
komputer yang cerdas. Bidang
ini telah berkembang sangat pesat di 20 tahun terakhir seiring dengan kebutuhan
perangkat cerdas pada industry dan rumah tangga, oleh karena itu buku ini
memaparkan berbagai pandangan modern dan hasil riset terkini yang perlu dikuasai oleh para akademisi, pelajar
dan praktisi lengkap dengan implementasi nyata.
McLeod & Schell
(2007), mengemukakan bahwa kecerdasan buatan (artificial intelligence) pertama
kali di sebar hanya selama 2 tahun setelah general electric menerapkan komputer
yang pertama kali digunakan untuk penggunaan bisnis. Kemudian pada tahun
1950-an para ilmuwan dan peneliti mulai memikirkan bagaimana caranya agar mesin
dapat melakukan pekerjaannya seperti yang bisa dikerjakan oleh manusia,
kemudian muncullah suatu bidang ilmu komputer yang berusaha untuk membuat mesin
atau komputer yang dapat melakukan pekerjaan seperti dan sebaik yang dilakukan
oleh manusia yang dinamakan dengan kecerdasan buatan (artificial
intelligence).
Kecerdasan buatan itu
sendiri dimunculkan pada tahun 1956 oleh seorang profesor yang bernama John
McCarthy dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) pada Dartmouth
Conference yang dihadiri oleh para peneliti artificial intelligence. Pada
konferensi tersebut dinyatakan bahwa kecerdasan buatan digunakan untuk
mengetahui proses-proses berpikir manusia dan mendesain mesin agar dapat
menirukan kelakuan manusia tersebut, kecerdasan buatan juga merupakan suatu
sistem informasi yang berhubungan dengan penangkapan, pemodelan dan penyimpanan
kecerdasan manusia dalam sebuah sistem teknologi informasi sehingga sistem
tersebut memiliki kecerdasan seperti yang dimiliki manusia. Sistem ini
dikembangkan untuk mengembangkan metode dan sistem untuk menyelesaikan masalah,
biasanya diselesaikan melalui aktifivitas intelektual manusia, misal pengolahan
citra, perencanaan, peramalan dan lain-lain, meningkatkan kinerja sistem
informasi yang berbasis komputer.
Artificial Intellegence atau yang biasa disingkat dengan AI merupakan kawasan penelitian, aplikasi dan instruksi yang terkait dengan pemrograman
komputer untuk melakukan sesuatu hal - yang dalam pandangan manusia adalah –
cerdas (H. A. Simon, dalam 2006). sedangakn menurut Rich dan Khight (1991), Artificial Intellegence merupakan sebuah studi yang membahas mengenai bagaimana membuat komputer dengan melakukan hal-hal yang pada saat ini dapat dilakukan jauh lebih baik dari manusia.
Saat ini kecerdasan
buatan meliputi berbagai macam sub bidang, mulai dari tujuan umum daerah,
seperti belajar dan persepsi terhadap tugas-tugas tertentu seperti bermain
catur, membuktikan teorema matematika, menulis puisi, dan mendiagnosis penyakit
serta mengotomatisasi tugas-tugas intelektual dan karena itu berpotensi relevan
untuk setiap bidang aktivitas intelektual manusia.
Lalu bagaimana hubungan artificial
intelligence dengan kognisi manusia ?
Kecerdasan erat kaitannya
dengan kemampuan kognitif yang dimiliki manusia, beberapa program komputer bisa
bekerja lebih efektif dari pikiran manusia. Sehingga, sistem ini berpedoman
pada sistem kognisi manusia, yaitu cara berfikir manusia, cara manusia
bernalar, mengenali suatu stimulus, memecahkan masalah, mengingat, dan
mengambil suatu keputusan.
Solso, Maclin, &
Maclin (2008), mengatakan bahwa kecerdasan manusia dianggap sebagai salah satu
komponen dari akal manusia yang berinteraksi dengan pemrosesan informasi.
Pembahasan terbaru mengenai kecerdasan buatan (atrificial intelligence) menimbulkan
pertanyaan mengenai keunikan manusia yang seperti apakah yang berkaitan dengan
inteligensi manusia, dan kemampuan seperti apakah yang diperlukan komputer
untuk bertindak seperti inteligensi manusia.
Kecerdasan buatan adalah
ilmu yang berdasarkan pada proses manusia berpikir, hal ini dapat dilihat dari
cara kerja artificial intelligence dengan kognisi manusia, dimana
kognisi manusia bekerja untuk menerima stimulus, kemudian diproses dan setelah
itu akan menghasilkan respon. Sedangkan cara kerja artificial intelligence adalah
menerima input, diproses dan kemudian mengeluarkan output berupa suatu
keputusan. Sehingga, melalui pengetahuan tentang proses berpikir dan bagaimana
cara berpikir tersebut, peneliti menggunakannya untuk mendesain suatu program
komputer yang mempunyai kecerdasan secara buatan. Dari semua proses berpikir
itulah yang akan menolong manusia dalam menyelasaikan suatu persoalan. Pada
saat otak manusia mendapat informasi dari luar, maka suatu proses berpikir
memberikan petunjuk tindakan atau respon apa yang harus dilakukan, demikian pula
dengan artificial intelligence yang dibuat untuk membantu
menyelesaikan masalahnya.
REFERENSI
- Kusrini. (2006). Sistem pakar, teori dan aplikasi.
Yogyakarta: Andi Offset.
- McLeod, R., & Schell,
G. P. (2007). Sistem informasi
manajemen. Jakarta: Salemba Empat.
- Rich, E. & Knight, K.
(1991). Atrificial intelligence.
New York: McGraw-Hill.
- Solso, R. L., Maclin, O.
H., & Maclin, M. K. (2008). Psikologi
kognitif edisi kedelapan. Jakarta : Erlangga
0 komentar:
Posting Komentar