Teknik-teknik Terapi Psikoanalisis
Dibawah
ini ada beberapa teknik-teknik yang digunakan oleh terapis kepada klien,
diantaranya sebagai berikut:
-
Asosiasi
Bebas
Merupakan
teknik utama dalam psikoanalisis. Terapis meminta klien agar membersihkan
pikirannya dari pikiran-pikiran dan renungan-renungan sehari-hari, serta
sedapat mungkin mengatakan apa saja yang muncul dan melintas dalam pikiran.
Caranya
à mempersilahkan klien
berbaring di atas balai-balai atau sofa sementara terapis duduk dibelakangnya,
sehingga tidak mengalihkan perhatian klien pada saat-saat asosiasinya mengalir
dengan bebas. Asosiasi bebas merupakan suatu metode pemanggilan kembali
pengalaman-pengalaman masa lampau dan pelepasan emosi-emosi yang berkaitan
dengan situasi traumatis masa lalu, yang kemudian dikenal dengan katarsis.
Katarsis hanya menghasilkan perbedaan sementara atas pengalaman-pengalaman
menyakitkan pada klien, tetapi tidak memainkan peran utama dalam proses treatment (Corey,
1995).
-
Penafsiran
(Interpretasi)
Merupakan
prosedur dasar di dalam menganalisis asosiasi bebas, mimpi-mimpi, resistensi,
dan transferensi.
Caranya
à tindakan-tindakan
terapis untuk menyatakan, menerangkan, dan mengajarkan klien makna-makna
tingkah laku apa yang dimanifestasikan dalam mimpi, asosiasi bebas, resistensi,
dan hubungan teraupetik itu sendiri. Fungsi dari penafsiran ini adalah
mendorong ego untuk mengasimilasi bahan-bahan baru dan mempercepat proses
pengungkapan alam bawah sadar secara lebih lanjut. Penafsiran yang diberikan
oleh terapis menyebabkan adanya pemahaman dan tidak terhalangnya alam bawah
sadar pada diri klien (Corey, 1995).
-
Analisis
Mimpi
Prosedur
atau cara yang penting untuk mengungkap alam bawah sadar dan memberikan kepada
klien pemahaman atas beberapa area masalah yang tidak terselesaikan. Selama
tidur, pertahanan-pertahanan melemah, sehingga perasaan-perasaan yang direpres akan
muncul ke permukaan, meski dalam bentuk lain. Freud memandang bahwa mimpi
merupakan “jalan istimewa menuju ketidaksadaran”, karena melalui mimpi tersebut
hasrat-hasrat, kebutuhan-kebutuhan, dan ketakutan tak sadar dapat diungkapkan.
Beberapa motivasi sangat tidak dapat diterima oleh seseorang, sehingga akhirnya
diungkapkan dalam bentuk yang disamarkan atau disimbolkan dalam bentuk yang
berbeda.
Mimpi
memiliki dua taraf, yaitu isi laten dan isi manifest. Isi
laten terdiri atas motif-motif yang disamarkan, tersembunyi, simbolik, dan
tidak disadari. Karena begitu menyakitkan dan mengancam, maka dorongan-dorongan
seksual dan perilaku agresif tak sadar (yang merupakan isi laten)
ditransformasikan ke dalam isi manifest yang lebih dapat diterima, yaitu impian
yang tampil pada si pemimpin sebagaimana adanya. Sementara tugas terapis adalah
mengungkap makna-makna yang disamarkan dengan mempelajari simbol-simbol yang
terdapat dalam isi manifest. Di dalam proses terapi, terapis juga dapat meminta
klien untuk mengasosiasikan secara bebas sejumlah aspek isi manifest impian
untuk mengungkap makna-makan yang terselubung (Corey, 1995).
-
Resistensi
Sesuatu
yang melawan kelangsungan terapi dan mencegah klien mengemukakan bahan yang
tidak disadari. Selama asosiasi bebas dan analisis mimpi, klien dapat
menunjukkan ketidaksediaan untuk menghubungkan pikiran, perasaan, dan
pengalaman tertentu. Freud memandang bahwa resistensi dianggap sebagai dinamika
tak sadar yang digunakan oleh klien sebagai pertahanan terhadap kecemasan yang
tidak bisa dibiarkan, yang akan meningkat jika klien menjadi sadar atas
dorongan atau perasaan yang direpres tersebut.
Dalam
proses terapi, resistensi bukanlah sesuatu yang harus diatasi, karena merupakan
perwujudan dari pertahanan klien yang biasanya dilakukan sehari-hari.
Resistensi ini dapat dilihat sebagai sarana untuk bertahan klien terhadap
kecemasan, meski sebenarnya menghambat kemampuannya untuk menghadapi hidup yang
lebih memuaskan (Corey, 1995).
-
Transferensi
Resistensi
dan transferensi merupakan dua hal inti dalam terapi psikoanalisis.
Transferensi dalam keadaan normal adalah pemindahan emosi dari satu objek ke
objek lainnya, atau secara lebih khusus pemindahan emosi dari orangtua kepada
terapis. Dalam keadaan neurosis, merupakan pemuasan libido klien yang diperoleh
melalui mekanisme pengganti atau lewat kasih sayang yang melekat dan kasih
sayang pengganti. Seperti ketika seorang klien menjadi lekat dan jatuh cinta
pada terapis sebagai pemindahan dari orangtuanya (Chaplin, 1995).
Ketika
dalam proses terapi ketika “urusan yang tidak selesai” (unfinished business)
masa lalu klien dengan orang-orang yang dianggap berpengaruh menyebabkan klien
mendistorsi dan bereaksi terhadap terapis sebagaimana dia beraksi terhadap
ayah/ibunya. Dalam hubungannya dengan terapis, klien mengalami kembali perasaan
menolak dan membenci sebagaimana yang dulu dirasakan kepada orangtuanya. Tugas
terapis adalah membangkitkan neurosis transferensi klien dengan kenetralan,
objektivitas, keanoniman, dan kepasifan yang relative. Dengan cara ini, maka
diharapkan klien dapat menghidupkan kembali masa lampaunya dalam terapi dan
memungkinkan klien mampu memperoleh pemahaman atas sifat-sifat dari fiksasi-fiksasi,
konflik-konflik, atau deprivasi-deprivasinya, serta mengatakan kepada klien
suatu pemahaman mengenai pengaruh masa lalu terhadap kehidupannya saat ini
(Corey, 1995).
Dari beberapa teknik yang sudah
dijabarkan penulis tertarik pada teknik terapi asosiasi bebas dimana dalam teknik
ini pasien diminta untuk mengekspresikan semua pemikiran, perasaan,
harapan-harapan, sensasi, dan ingatannya melalui kata-kata spontan ketika si
pasien dalam keadaan sadar maupun tidak sadar. Dan teknik ini pun Freud tujukan
tidak hanya untuk pasien yang mengalami trauma, tapi juga bisa untuk menggali
informasi mengenai emosi,dan motivasi pasien dalam alm bawah sadarnya. Dan kata
“bebas” merujuk pada peluang kebebasan subjke untuk mengungkapkan apa saja yang
ada dalam benaknya. Dan penulis juga tertarik pada teknik analisis transferensi,
karna teknik ini disebut sebagai pengalihan, bisa berupa perasaan dan harapan
di masa lalu. Dalam hal ini klien diupayakan untuk menghidupkan kembali
pengalaman dan konflik masa lalu terkait dengan cinta, kebencian, kecemasan
yang oleh klien dibawa ke masa sekarang dan di lemparkan kepada konselor
sebagai perantara pengalihan.
0 komentar:
Posting Komentar