Hemhill dan Coon (1995)Kepemimpinan
merupakan sikap dari seorang individu yang memimpin berbagai kegiatan dari
suatu kelompok menuju suatu tujuan yang ingin dicapai bersama-sama.
Rauch dan Behling (1984) Kepemimpinan
merupakan suatu proses mempengaruhi kegiatan-kegiatan suatu kelompok yang
diorganisasi menuju arah pencapaian sebuah tujuan.
Kartini Kartono (1994 : 48)Kepemimpinan
itu karakternya khas, spesifik, dibutuhkan pada satu situasi tertentu. Sebab
didalam sebuah kelompok yang melakukan kegiatan-kegiatan tertentu &
memiliki sebuah tujuan serta berbagai macam peralatan yang khusus. Pemimpin
sebuah kelompok dengan ciri-ciri yang karakteristik adalah fungsi dari situasi
tertentu.
Tannenbaum, Weschler dan Massarik (1961)Kepemimpinan
ialah sebuah pengaruh antar pribadi, yang dijalankan pada keadaan tertentu,
serta diarahkan lewat proses komunikasi, menuju arah pencapaian satu tujuan
tertentu atau lebih.
Teori X dan Y dari Mc Douglas
1. Teori X
Teori X menyatakan bahwa pada dasarnya
manusia adalah makhluk pemalas yang tidak suka bekerja serta senang menghindar dari
pekerjaan dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Individu yang
berperilaku teori X mempunyai sifat : tak suka dan berusaha menghindari kerja,
tak punya ambisi, tak suka tanggung jawab, tak suka memimpin, suka jadi
pengikut, memikirkan diri tak memikirkan tujuan organisasi, tak suka perubahan,
sering kurang cerdas.
Contoh individu dengan teori X : pekerja
bangunan.
- Keuntungan Teori X :
Karyawan bekerja untuk memaksimalkan
kebutuhan pribadi.
- Kelemahan Teori X :
a. Karyawan malas,
b. Berperasaan irrasional,
c. Tidak mampu mengendalikan diri dan
disiplin.
2. Teori Y
Teori Y memiliki anggapan bahwa kerja
adalah kodrat manusia seperti halnya kegiatan sehari-hari lainnya. Individu
yang berperilaku teori Y mempunyai sifat : suka bekerja, commit pada pekerjaan,
suka mengambil tanggung jawab, suka memimpin, biasanya orang pintar.
Contoh orang dengan teori Y : manajer
yang berorientasi pada kinerja.
- Keuntungan teori Y :
a. Pekerja menunjukkan kemampuan
pengaturan diri,
b. Tanggung jawab,
c. Inisiatif tinggi,
d. Pekerja akan lebih memotivasi diri
dari kebutuhan pekerjaan.
- Kelemahan Teori Y :
Apresiasi diri akan terhambat berkembang
karena karyawan tidak selalu menuntut kepada perusahaan
B. Teori Sistem 4 dari Rensis Linkert
- Asumsi dasar
Bila seseorang memperhatikan dan
memelihara pekerjanya dengan baikmaka operasional organisasi akan membaik.
Fungsi-fungsi manajemen berlangsung dalam empat system:
1. Sistem pertama : system yang penuh
tekanan dan otoriter dimana segala sesuatu diperintahkan dengan tangan besi dan
tidak memerlukan umpan balik.
2. Sistem kedua : system yang lebih lunak
dan otoriter dimana manajer lebih sensitive terhadap kebutuhan karyawan.
3. Sistem ketiga : system konsultatif
dimana pimpinan mencari masukan dari karyawan.
4. Sistem keempat : system partisipan
dimana pekerja berpartisipasi aktif dalam membuat keputusan.
C. Model Leadership Continuum
Teori ini merupakan hasil pemikiran dari
Robert Tannenbaum dan Warren H.Schmidt. Tannenbaun dan Schmidt dalam Hersey dan
Blanchard (1994) berpendapat bahwa pimpinan mempengaruhi pengikutnya melalui
beberapa cara, yaitu dari cara yang menonjolkan sisi ekstrim yang disebut
dengan perilaku otokratis sampai dengan cara yang menonjolkan sisi ekstrim
lainnya yang disebut dengan perilaku demokratis.
Perilaku otokratis, pada umumnya dinilai
bersifat negative, dimana sumber kuasa atau wewenang berasal dari adanya
pengaruh pimpinan.
Perilaku demokratis, perilaku
kepemimpinan ini memperoleh sumber kuasa atau wewenang yang berawal dari
bawahan.
Menurut teori kontinuun ada tujuh
tingkatan hubungan pemimpin dengan bawahan:
1. Pemimpin membuat dan mengumumkan
keputusan terhadap bawahan (telling).
2. Pemimpin menjualkan dan menawarkan
keputusan terhadap bawahan (selling).
3. Pemimpin menyampaikan ide dan
mengundang pertanyaan.
4. Pemimpin memberiakn keputusan
tentative dan keputusan masih dapat diubah.
5. Pemimpin memberikan problem dan
meminta sarang pemecahannya kepada bawahan (consulting).
6. Pemimpin menentukan batasan-batasan
dan minta kelompok untuk membuat keputusan.
7. Pemimpin mengizinkan bawahan berfungsi
dalam batas-batas yang ditentukan (joining).
Jadi, berdasarkan teori continuum,
perilaku pemimpin pada dasarnya bertitik tolak dari dua pandangan dasar:
1. Berorientasi kepada pemimpin.
2. Berorientasi kepada bawahan.
Pembahasan Kelompok 9 :
1. Pengertian :
- Teori X
Teori ini menyatakan bahwa pada dasarnya
manusia adalah makhluk pemalas yang tidak suka bekerja serta senang menghindar
dari pekerjaan dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Pekerja memiliki
ambisi yang kecil untuk mencapai tujuan perusahaan namun menginginkan balas
jasa serta jaminan hidup yang tinggi. Dalam bekerja para pekerja harus terus
diawasi, diancam serta diarahkan agar dapat bekerja sesuai dengan yang
diinginkan perusahaan.
- Teori Y
Teori ini memiliki anggapan bahwa kerja
adalah kodrat manusia seperti halnya kegiatan sehari-hari lainnya. Pekerja
tidak perlu terlalu diawasi dan diancam secara ketat karena mereka memiliki
pengendalian serta pengerahan diri untuk bekerja sesuai tujuan perusahaan.
Pekerja memiliki kemampuan kreativitas, imajinasi, kepandaian serta memahami
tanggung jawab dan prestasi atas pencapaian tujuan kerja. Pekerja juga tidak
harus mengerahkan segala potensi diri yang dimiliki dalam bekerja.
2. Contoh dalam kehidupan sehari-hari :
- Individu dengan teori X adalah Pembantu
rumah tangga
- Individu dengan teori Y adalah
supervisor yang berorientasi pada kinerjanya.
3. Ciri-ciri :
- Teori X, ciri-cirinya :
1. Tak suka dan berusaha menghindari
kerja,
2. Tak punya ambisi,
3. Tak suka tanggung jawab,
4. Tak suka memimpin,
5. Suka jadi pengikut,
6. Memikirkan diri tak memikirkan tujuan
organisasi,
7. Tak suka perubahan,
8. Sering kurang cerdas.
- Teori Y, cirri-cirinya :
1. Suka bekerja,
2. Commit pada pekerjaan,
3. Suka mengambil tanggung jawab,
4. Suka memimpin,
5. Biasanya orang pintar.
KESIMPULAN :
Teori X menyatakan bahwa sebagian besar
orang-orang ini lebih suka diperintah, dan tidak tertarik akan rasa tanggung
jawab serta menginginkan keamanan atas segalanya. Lebih lanjut menurut asumís
teori X dari McGregor ini bahwa orang-orang ini pada hakekatnya adalah :
1. Tidak menyukai bekerja
2. Tidak menyukai kemauan dan ambisi untuk bertanggung jawab, dan lebih menyukai
diarahkan atau diperintah
3. Mempunyai kemampuan yang kecil untuk berkreasi mengatasi masalah-masalah
organisasi.
4. Hanya membutuhkan motivasi fisiologis dan keamanan saja.
5. Harus diawasi secara ketat dan sering dipaksa untuk mncapai tujuan organisasi.
Untuk menyadari kelemahan dari asumí teori X itu maka McGregor memberikan
alternatif teori lain yang dinamakan teori Y. asumís teori Y ini menyatakan
bahwa orang-orang pada hakekatnya tidak malas dan dapat dipercaya, tidak
seperti yang diduga oleh teori X. Secara keseluruhan asumís teori Y mengenai
manusia adalah sbb :
1. Pekerjaan itu pada hakekatnya seperti bermain dapat memberikan kepuasan
lepada orang. Keduanya bekerja dan bermain merupakan aktiva-aktiva fisik dan
mental. Sehingga di antara keduanya tidak ada perbedaan, jika keadaan sama-sama
menyenangkan.
2. Manusia dapat mengawasi diri sendiri, dan hal itu tidak bisa dihindari dalam
rangka mencapai tujuan-tujuan organisasi.
3. Kemampuan untuk berkreativitas di dalam memecahkan persoalan-persoalan
organisasi secara luas didistribusikan kepada seluruh karyawan.
4. Motivasi tidak saja berlaku pada kebutuhan-kebutuhan sosial, penghargaan dan
aktualisasi diri tetapi juga pada tingkat kebutuhan-kebutuhan fisiologi dan
keamanan.
5. Orang-orang dapat mengendalikan diri dan kreatif dalam bekerja jika
dimotivasi secara tepat.
Dengan memahami asumís dasar teori Y ini, McGregor menyatakan selanjutnya bahwa
merupakan tugas yang penting bagi menajemen untuk melepaskan tali pengendali
dengan memberikan desempatan mengembangkan potensi yang ada pada masing-masing
individu. Motivasi yang sesuai bagi orang-orang untuk mencapai tujuannya
sendiri sebaik mungkin, dengan memberikan pengarahan usaha-usaha mereka untuk
mencapai tujuan organisasi.
Sumber: