TULISAN
4 (KESEHATAN MENTAL)
NAMA : MAHARANI
KELAS : 2PA03
NPM :
15513216
Maslow
memaparkan 2 point penting mengenai kepribadian yang sehat. Menurutnya dalam
pembahasa ini terdapat dua hal penting yaitu : 1) Individu sebagai kesatuan terpadu;
dan 2) Hirariki kebutuhan :
1)
Individu sebagai Kesatuan Terpadu
Maslow
menekankan bahwa individu merupakan kesatuan yang terpadu dan terorganisasi,
sehingga membuat motivasi seseorang dalam melakuakn sesuatu berasal dar motivsi
individu seutuhnya bukan bagian darinya. Menurut maslow manusia harus
diselidiki sebagai sesuatu yang totalitas, sebagai suatu system, setiap bagian
tidak dapat dipisahkan dengan bagian yang lain. Pernyataan ini hampir menjadi
aksioma yang diterima oleh semua orang, yang kemudian sering dilupakan dan
diabaikan tatkala seseorang melakukan penelitian. Penting sekali untuk selalu disadarkan kembali hal ini sebelum seseorang melakukan eksperimen atau menyusun suatu teori motivasi yang sehat.
2)
Hirarki Kebutuhan
Maslow
mengembangkan teori tentang bagaimana semua motivasi saling berkaitan. Ia menyebut teorinya sebagai “hirarki
kebutuhan”. Kebutuhan ini mempunyai tingkat yang berbeda-beda. Ketika satu
tingkat kebutuhan terpenuhi atau mendominasi, orang tidak lagi mendapat
motivasi dari kebutuhan tersebut.. Maslow membagi tingkatan kebutuhan manusia
menjadi lima karakteristik, sebagai berikut :
· Kebutuhan Fisiologis
Yaitu kebutuhan manusia yang
paling mendasar untuk mempertahankan hidupnya secara fisik (makanan, minuman,
tempat tinggal, seks, tidur, istirahat, dan udara). Seseorang yang mengalami
kekurangan makanan, harga diri, dan cinta, pertama- tama akan mencari makanan
terlebih dahulu. Bagi orang yang berada dalam keadaan lapar berat dan
membahayakan, tak ada minat lain kecuali makanan. Tidak diragukan lagi bahwa
kebutuhan fisiologis ini adalah kebutuhan yang paling kuat dan mendesak. Ini
berarti bahwa pada diri manusia yang sangat merasa kekurangan segala-galanya
dalam kehidupannya, besar sekali kemungkinan bahwa motivasi yang paling besar
ialah kebutuhan fisiologis dan bukan yang lain-lainnya. Dengan kata lain,
seorang individu yang melarat kehidupannya, mungkin sekali akan selalu termotivasi oleh kebutuhan-kebutuhan ini.
·
Kebutuhan akan rasa aman
Setelah kebutuhan dasariah
terpuaskan, muncullah apa yang digambarkan Maslow sebagai kebutuhan akan rasa
aman/ keselamatan (kemantapan, perlindungan, kebebasan dari rasa takut, cemas
dan kekalutan, kebutuhan akan struktur, ketertiban, hukum, batas-batas).
Kebutuhan ini dapat kita amati pada seorang anak. Untuk pribadi yang sehat,
kebutuhan rasa aman tidak berlebih-lebihan atau selalu mendesak. Kebanyakan
diantara kita ini tidak menyerah atau sama sekali tunduk kepada
kebutuhan-kebutuhan rasa aman, tetapi dalam pada itu juga kita merasa tidak
puas kalau jaminan dan stabilitas sama sekali tidak ada.
·
Kebutuhan sosial
Selanjutnya kebutuhan sosial (kebutuhan
akan rasa memiliki-dimiliki, saling percaya, cinta, dan kasih sayang akan
menjadi motivator penting bagi perilaku). Pada tingkat kebutuhan ini,belum
pernah sebelumnya, orang akan sangat merasakan tiadanya seorang sahabat,
kekasih, isteri, suami, atau anak-anak. Ia haus akan relasi yang penuh arti dan
penuh kasih dengan orang lain pada umumnya. Ia membutuhkan terutama tempat
(peranan) di tengah kelompok atau lingkungannya, dan akan berusaha keras untuk
mencapai dan mempertahankannya.
Maslow percaya bahwa makin lama
makin sulit memuaskan kebutuhan akan memiliki dan cinta kerena mobilitas
kita.begitu sering kita berganti rumah, tetangga, kota, bahkan pathner,
sehingga kita tidak dapat berakar. Kita tidak cukup lama berada disuatu tempat
untuk mengembangkan perasaan yang memiliki. Banyak orang dewasa merasakan kesepian
dan terisolasi, meskipum mereka hidup ditengah-tengah orang banyak.
·
Kebutuhan akan penghargaan
Kebutuhan ini terbagi menjadi
kebutuhan akan penghargaan secara internal dan eksternal. Yang pertama internal, mencakup kebutuhan akan harga
diri, kepercayaan diri, kompetensi, penguasaan, kecukupan, prestasi, ketidaktergantungan, dan kebebasan (kemerdekaan). Yang kedua eksternal, menyangkut penghargaan dari
orang lain, prestise, pengakuan, penerimaan, ketenaran, martabat, perhatian,
kedudukan, apresiasi atau nama baik. Orang yang memiliki cukup harga diri
akan lebih percaya diri. Dengan demikian ia akan lebih berpotensi dan
produktif. Sebaliknya harga diri yang kurang akan menyebabkan rasa rendah diri,
rasa tidak berdaya, bahkan rasa putus asa serta perilaku yang neurotik. Kebutuhan
ini tidak bisa ditukar dengan sebungkus nasi goreng atau sejumlah uang karena
kebutuhan akan hal-hal itu telah terpuaskan.
·
Kebutuhan akan aktualisasi diri
Menurut Maslow, setiap orang
harus berkembang sepenuh kemampuannya. Kebutuhan manusia untuk tumbuh
berkembang, dan menggunakan kemampuannya disebut oleh Maslow sebagai
aktualisasi diri. Kebutuhan akan aktualisasi diri ini biasanya muncul setelah
kebutuhan akan cinta dan akan penghargaan terpuaskan secara
memadai. Kebutuhan akan aktualisasi diri ini merupakan aspek terpenting
dalam teori motivasi Maslow. Dalam konteks ini, piramida kebutuhan
Maslow yang berangkat dari titik tolak kebutuhan fisiologis hingga aktualisasi
diri diputarbalikkan. Dengan demikian perilaku organisme yang diharapkan
bukanlah perilaku yang rakus dan terus-menerus mengejar pemuasan kebutuhan,
melainkan perilaku yang lebih suka memahami daripada dipahami, memberi daripada
menerima.
Dalam
teorinya mengenai teori kepribadian sehat, Maslow berpendapat bahwa seseorang
akan memiliki kepribadian yang sehat, apabila dia telah mampu untuk
mengaktuaisasika dirinya secara pebuh (self
actualization person). Maslow mengemukakan teori motivasi bagi self
actualization-needs person, dengan nama metamotivation (B-motivation/kebutuhan
untuk berkembang). Sedangkan motivasi
bagi orang yang tidak mampu mengaktualisasikan dirinya disebut dengan
D-motivation/deficiency. Di bawah ini terapat ciri-ciri metaneeds dan
metapologi, yaitu :
§ Metaneeds
Sikap percaya,
bijak, baik, indah (estetis), kesatuan (menyeluruh), energik dan optimis,
pasti, lengkap, adil dan altruis, berani sederhana (simple).
§ Metapologis
Tidak
percaya, sinis dan skeptic, benci dan memuakkan, vulgar dan mati rasa, disintegrasi,
kehilangan semangat hidup, pasif dan pesimis, kacau dan tiak dapat diprediksi,
tidak lengkap dan tidak tuntas, suka marah-marah, tidak adil suka marah-marah,
tidak adil dan egois, rasa tidak aman dan memerlukan bantuan, sangat komplek
dan membingungkan.
Dalam
hal ini, maslow mengemukakan 11 ciri-ciri orang yang memiliki mental yang sehat
atau biasa disebut dengan self-actualizing person, sebagai berikut :
1) Mempersepsi kehidupan atau dunianya sebagaimana
apa adanya, dan merasa nyaman dalam menjalaninya;
2) Menerima dirinya sendiri, orang laindan lingkungannya;
3) Bersikap spontan, sederhana, alami, bersikap
jujr, tidak dibuat-buat dan terbuka;
4) Mempunyai komitmen atau dedikasi untuk
memecahkan masalah di luar dirinya (yang dialami orang lain);
5) Bersikap mandiri atau independen;
6) Memiliki apresiasi yang segar terhadap
lingkungan di sekitarnya;
7) Mencapai puncak pengalaman, yaitu suatu keadaan
dimana seseorang mengalami kegembiraan yang luar biasa. Pengalaman ini
cenderung lebih bersifat mistik atau keagamaan;
8) Memiliki minat social, simpati, empati dan
altruis;
9) Sangat senang menjalin hubungan interpersonal
(persahabatan atau persaudaraan) dengan orang lain;
10) Bersikap demokratis (toleran, tidak rasialis,
dan terbuka);
11) Kreatif (fleksibel, spontan, terbuka dan tidak
takut salah);
Pandangan
maslow tentang hakikat manusia yaitu manusia bersifat optimistik, bebas
berkehendak, sadar dalam memilih, unik, dapat mengatasi pengalaman masa kecil,
dan baik. Menurutnya kepribadian itu dipengaruhi oleh hereditas dan lingkungan.
Dalam kaitannya dengan peran lingkungan, khususnya di sekolah dalam
mengembangkan self-actualization, Maslow mengemukakan beberapa upaya yang
sebaiknya membantu siswa menemukan identitasnya (jati dirinya) sendiri.
Diantaranya:
1)
Membantu siswa untuk mengeksplorasi pekerjaan;
2)
Membantu siswa untuk memehami keterbatasan
(nasib) dirinya;
3)
Membantu siswa untuk memperoleh pemahaman
tentang nilai nilai;
4)
Membantu siswa agar memahami bahwa hidup ini
berharga;
5)
Mendorng siswa agar mencapai pengalaman puncak
dalam kehidupannya;
6) Memfasilitasi siswa agar dapat memuaskan
kebutuhan dasarnya (rasa aman, rasa berharga, dan rasa diakui).
Konsep
yang mendasar bagi teori maslow adalah manusia di motivasikan oleh sejumlah
kebutuhan dasar yang bersifat sama untuk seluruh spesies, tidak berubah dan
berasal dari sumber genetis atau naluriah. Kebutuhan-kebutuhan tersebut tidak
semata-mata bersifat fisiologis tetapi juga psikologis. Kebutuhan-kebutuhan itu
merupakan inti dari kodrat manusia, hanya saja manusia lemah dan mudah
diselewengkan dan dikuasai oleh proses belajar, kebiasaan atau tradisi yang
keliru. Kebutuhan-kebutuhan itu adalah aspek instrinsik kodrat manusia yang
tidak akan mati karena kebudayaan. Suatu kebutuhan dapat dikatakan sebagai
kebutuhan dasar jika memenuhi 5 syarat sebagai berikut :
1)
Ketidak-hadirannya menimbulkan penyakit;
2)
Kehadirannya mencegah timbulnya penyakit;
3)
Pemulihannya menyembuhkan penyakit;
4) Dalam situasi tertentu yang sangat komplek dan
dimana orang bebas memilih, orang yang sedang berkekurangan ternyata
mengutamakan kebutuhan itu dibandingkan jenis-jenis kepuasan lainnya;
5) Kebutuhan itu tidak aktif, lemah atau secara
fungsional tidak terdapat pada orang yang sehat.
REFERENSI
Schultz, D.psikologi
pertumbuhan : model – model kepribadian sehat. Yogyakarta: kanisius, 1991.