ASPEK
PSIKOLOGIS INDIVIDU DARI PENGGUNA INTERNET
Perkembangan
teknologi dari tahun ke tahun semakin canggih. Pada Era globalisasi kemajuan
teknologi dan informasi telah menimbulkan perubahan mendasar dalam kehidupan
manusia. internet merupakan sebuah teknologi informatika yang terpesat
perkembangannya. Internet adalah salah satu tonggak kemajuan era teknologi
informasi. Istilah internet berasal dari kata Interconection Networking. Teknologi yang berbasis komunikasi
jaringan komputer ini mulai dikembangkan pada periode sejak berakhirnya perang
dunia II yaitu sejak tahun 1960-an. Berbagai manfaat yang didapat ketika kita
menggunakan internet seperti mencari informasi (hosting), berkirim surat
(e-mail), berbelanja online (e-commerce), internet banking, belajar jarak jauh
(e-learning), mengobrol (chatting). Penggunaan internet lambat laun semakin
meluas terutama di bidang kehidupan. Hal ini terjadi karena adanya
karakteristik yang saling terhubung sehingga sanggup untuk menjangkau seluruh
bagian dunia melalui apa yang dinamakan dengan jaringan komputer. Oleh sebab
itulah internet disebut sebagai media yang memungkinkan para penggunanya untuk
bisa melakukan segala aktivitas yang bersifat global. Berkembangnya internet
disini juga memiliki kaitan-kaitan pada aspek-aspek psikologi yang mana
keterkaitannya mempengaruhi identitas diri individu secara nyata maupun virtual
dan karakteristik kepribadian, serta berkaitan pada aspek-aspek demografis yang
mempertimbangkan gender, usia, budaya dll.
Dewasa
ini, semakin banyak media sosial yang menarik perhatian para pengguna untuk
bergabung dan terhubung dengan setiap orang yang dapat tergabung dalam media
sosial yang sama untuk saling berbagi informasi dan berkomunikasi. Jika media
tradisional menggunakan media cetak dan media broadcast, maka media sosial menggunakan
internet. Beberapa media sosial terbesar yang paling sering digunakan oleh
kalangan remaja yaitu, Facebook, Twitter, Path, Youtube, Instagram, Kaskus,
LINE, Whatsapp dan Blackberry Messenger. Media sosial tersebut mempunyai
keunggulan khusus dalam menarik banyak pengguna media sosial yang mereka
miliki. Media sosial memang menawarkan banyak kemudahan yang membuat para remaja
betah lama-lama berselancar di dunia maya. Media sosial mengajak siapa yang
tertarik untuk berpartisipasi dengan memberi feedback secara terbuka, memberi komentar, serta membagi informasi
dalam waktu yang cepat dan tak terbatas.
Pembahasan
mengenai aspek-aspek psikologis individu dari pengguna internet mungkin bisa
kita ambil contoh pada kalangan remaja. Mengapa ? karena kaum remaja lah yang
saat ini sangat ketergantungan terhadap media sosial. Kata remaja berasal dari kata
latin adolensence yang berarti tumbuh
atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah ini memiliki arti yang lebih luas lagi yang
mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik (Hurlock, 1992). Masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat
transisi ata peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak
lagi memiliki status anak-anak. Masa ini lah yang merupakan masa-masa pencarian
jati dirinya. Ketergantungan kaum remaja terhadap media sosial identik dengan smartphone yang hampir 24jam
menghabiskan waktu di dunia online
yang seakan tidak pernah berhenti dan mengurangi waktu belajar dan waktu
ngumpul bersama keluarga. Penggunaan media sosial dikalangan remaja menimbulkan
pro dan kontra karena mengganggu proses belajar remaja. Kalangan remaja menjadi lebih hiperaktif di media
sosial dengan memposting kegiatan sehari-hari mereka yang seakan-akan
menggambarkan gaya hidup mereke yang mencoba mengikuti perkembangan zaman,
sehingga dianggap lebih populer di lingkungannya. Contohnya seperti media
sosial Twitter, para remaja menampilkan diri dengan mengunggah avatar yang paling bagus dilihat
menurutnya, memposting tweet dan
retweet sebanyak-banyaknya dengan tujuan memperlihatkan eksistensinya di dunia
maya. Para remaja ini juga berusaha memperlihatkan citra positifnya di Twitter,
begitu juga dengan Facebook. Hal ini dapat dikatakan bahwa setiap individu
menjadikan media sosial sebagai media presentasi diri. Padahal apa yang mereka
posting tidak selalu menggabarkan keadaan sosial
life mereka yang sebenarnya. Manusia sebagai aktor yang kreatif mampu
menciptakan berbagai hal dala hidupnya salah satunya adalah ruang interaksi dunia
maya. Disitu setiap individu mampu menampilkan karakter diri yang berbeda
ketika berada di dunia maya dengan dunia nyata. Hal tersebut dalam istilah
sosiologi disebut dengan instilah dramaturgi
atau presentsi diri untuk menjelaskan bagaimana seseorang menampilkan diri pada
lingkungan atau panggung tertentu. Penggunaan media sosial tidak selamanya
berdampak baik, ada beberapa dampak negatif dari penggunaan media sosial,
antara lain yaitu :
*Dampak
Negatif*
1. Mengganggu kegiatan belajar, seperti yang sudah
dikatakan tadi seperti notofication
chatting dari teman, ngeposting status-status gak jelas, status galau,
curhat saat proses belajar berlangsung sangat mempengaruhi proses kegiatan
belajar remaja.
2. Bahaya Kejahatan, seperti kasus pornography. Disini kebanyakan
para remaja yang kecanduan menggunakan media sosial dijadikan sebagai umpan
panas bagi orang-orang yang ingin melakukan tindak krikminal. Seperti kasus pedophilia juga sangat menggencarkan
dunia beberapa bulan kebelakang.
3. Bahaya Penipuan, berbagai cara dilakukan orang-orang
tak berotak yang berpikiran licik dengan instannya melakukan penipuan berkedok
undian berhadiah. Atau apapun cara merekea yang kini sudah semakin canggih
bentuk penipuan yang dilakukannya.
4. Tidak semua pengguna media sosial bersifat sopan.
5. Mengganggu kehidupan dan komunikasi keluarga, dengan
adanya media sosial yang membuat para pengguna kecanduan membuat hubungan komunikasi
keluarga tidak membaik. Seakan-akan jarak yang sangat dekat terasa begitu
jauuuuuh.
Berdasarkan
aspek intensitas penggunaan internet, sebagian besar remaja perkotaan lebih
sering mengakses internet di warnet meskipun di sekolah mereka terdapat
fasilitas internet yang dapat dimanfaatkan secara free (baik di
laboratorium komputer atau perpustakaan sekolah). Frekuensi internet yang
digunakan bagi remaja perkotaan yang sering mengakses internet di rumah
cenderung lebih sering dengan durasi setiap kali mengakses internet lebih lama
dibandingkan dengan remaja perkotaan yang sering mengakses internet di tempat
lainnya, seperti: warnet, sekolah atau wifi area. Dari jumlah waktu penggunaan
internet per bulan menunjukkan bahwa pada umumnya kalangan remaja di perkotaan
yang sering mengakses internet di rumah termasuk dalam kategori heavy
users (pengguna internet yang menghabiskan waktu lebih dari 40 jam per
bulan). Sedangkan remaja di perkotaan yang sering mengakses internet di
warnet dan memanfaatkan wifi area publik sebagai tempat akses internet mereka
dikategorikan sebagai medium users (pengguna internet yang
menghabiskan waktu antara 10 sampai 40 jam per bulan). Sementara itu, bagi
remaja di perkotaan yang sering mengakses internet dengan memanfaatkan layanan
internet yang tersedia di sekolah menunjukkan bahwa pada umumnya mereka
tergolong sebagai light users(pengguna internet yang menghabiskan waktu
kurang dari 10 jam per bulan).
Kalangan
remaja di perkotaan menggunakan internet untuk untuk empat dimensi kepentingan,
yaitu informasi(information utility), aktivitas
kesenangan (leisure/fun activities),
komunikasi (communication), dan transaksi(transactions). Meskipun
dari keempat kepentingan penggunaan internet tersebut aktivitas-aktivitas
internet yang dilakukankalangan remaja di perkotaan lebih banyak ditujukan
untuk aktivitas kesenangan (leisure/fun activities) dari pada untuk
kepentingan lainnya, namun aktivitas internet yang paling banyak dilakukan
mereka adalah mencari sumber atau bahan terkait dengan tugas atau
pelajaran sekolah.
ASPEK DEMOGRAFIS INDIVIDU DARI PENGGUNA
INTERNET
Aspek
demografis adalah aspek yang harus mempertimbangkan gender, usia, budaya dan
SES (Sosial –Economic –Status) dalam interaksi individu dan internet.
Situs
jejaring sosial memiliki beragam fitur teknis. Namun pada umumnya. Mereka memuat
dan memperlihatkan profil penggunya dan melihat daftar teman yang juga merupakan
pengguna dalam sistem tersebut. Umumnya profil profil disusun berdasarkan
pernyataan yang mengacu pada usia, gender, lokasi dan “about me” biasanya
pengguna dapat mengetahui gender pengguna lain berdasarkan nama atau profil
yang diunggah pengguna lain. Ini digunakan untuk memperkenalkan dir kepada
dunia maya tentang siapa dan bagaiman tentang dirinya.
Berangkat
dari dtufi mengenai komunikasi interpesonal dan media, para peneliti telah
mengembangkan tipologi untuk berbagai motif dalam penggunaan internet, yaitu :
1.
Kegunaan interpesonal
2.
Mengisi luang waktu
3.
Pencarian informasi
4.
Kemudahan/kenyamanan
5.
hiburan
Diseluruh
di dunia, terutama di Indonesia, usia muda adalah usia yang banyak menggunkana
internet dan banyak menghabiskan waktu didunia maya dan bersosialisaisi
dijejaring sosial seperti facebook, twitter ataupun jaringan sosial yang lain.
Pemasar yang ingin memasarkan barang produksi untuk kaula muda dapat
memanfaatkan social media sebagai sarana promosi yang sangat ampuh. Contohnnya
situs http://www.tokobagus.com/ yang dimana pemasar dapat
mempromosikan barang produksinya disitu tersebut.
Sumber :
Sumber :